Berita Flores Timur
Stakeholder di Wulanggitang Flotim Hidupkan Inovasi Kompas Atasi Stunting
Dalam kegiatan itu, orangtua anak stunting langsung dibekali dengan sejumlah edukasi sekaligus memperkenalkan inovasi Kompas.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Inovasi Komunitas Masyarakat Peduli Anak Stunting (Kompas) Tingkat Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali hidup setelah vakum sekira setahun lamanya.
Inovasi Kompas untuk memberantas masalah gagal tumbuh kembang anak atau tengkes itu dilaksanakan secara perdana di Desa Waiula, sebuah desa di bagian selatan Kecamatan Wulanggitang, Rabu, 16 Oktober 2024.
Inovasi Kompas melibatkan semua pemangku kepentingan di wilayah itu, diantaranya Camat Wulanggitang, Kepala Puskesmas Boru, para kepala desa, Penyuluh KB, Koramil 1624/06 Boru, dan Polsek Wulanggitang.
Camat Wulanggitang selaku Koordinator Kompas, Karolus Kelemur, menyebutkan pada Maret 2023 lalu, Kompas berhasil menurunkan angka stunting dan meraih juara kedua dalam perlombaan tingkat kabupaten.
Menurut Karolus, Kompas dapat menggalang partisipasi aktif pemangku kepentingan untuk serius menangani masalah stunting di semua wilayah melalui kerja-kerja kolaboratif.
"Ini (Kompas) butuh sentuhan banyak pihak, jadi semua Forkompimcam, para kepala desa, tenaga kesehatan, serta semua unsur atau pemangku kepentingan di kecamatan dapat berdonasi untuk memberikan perhatian bagi anak stunting," katanya seusai pembukaan kegiatan.
Karolus menerangkan, kegiatan Kompas tak dilaksanakan selama beberapa waktu karena berbenturan dengan agenda penting lainnya, sehingga pelaksanaannya sedikit mengalami pergeseran.
"Ada kegiatan banyak sehingga digeser dan hari ini baru kami laksanakan di Desa Waiula. Memang selama ini di Puskesmas dijalankan, tapi secara tim baru terlaksana lagi hari ini," katanya.
Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Wulanggitang, Ladia Pala Soge, mengatakan Kompas sangat penting dilaksanakan sebagai wadah menyatukan semua stakeholder dan elemen masyarakat untuk peduli anak stunting.
Ladia optimis bahwa semua item kegiatan dalam Kompas akan membawa dampak yang baik terhadap upaya gempur stunting di setiap desa dalam Kecamatan Wulanggitang.
Salah satu item, jelas Ladia, adalah berdonasi. Item ini bagian dari kontribusi para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian baik sisi moril maupun dukungan makanan bergizi dalam 'Kantong Kompas'.
Baca juga: Viral Guru Kejam SMAN 1 Wulanggitang Flotim Tinju Perut Siswa Hingga Terjatuh
"Kita punya empat kegiatan pokok, kunjungan rumah KIE (Komunikasi, informasi, edukasi), bhakti sosial stimulasi kebersihan, stimulasi gerap dan juga berdonasi melalui kantong Kompas," katanya.
Dalam kegiatan itu, orangtua anak stunting langsung dibekali dengan sejumlah edukasi sekaligus memperkenalkan inovasi Kompas.
Edukasi berkaitan dengan bagaimana pengasuhan anak stunting, begitu pula 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Anak dan orang tua juga mendapat edukasi tentang kesehatan gigi oleh dokter, kemudian permainan mengisi bola ke dalam keranjang untuk merangsang daya tangkap anak. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.