Liputan Khusus
Lipsus - PDIP Batal Masuk Kabinet, Megawati Kirim Pesan untuk Prabowo
Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah nantinya ada kader PDIP yang bergabung dalam kabinet.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA Kader PDI Perjuangan (PDIP) tidak kunjung terlihat seusai dua hari presiden terpilih RI, Prabowo Subianto memanggil sejumlah calon menteri, calon wakil menteri dan calon kepala badan di Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta pada Selasa (15/10).
Menanggapi hal itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah nantinya ada kader PDIP yang bergabung dalam kabinet.
"Saya belum bisa menyampaikan tentang hal tersebut tapi ini ada beberapa komunikasi kita minta media bersabar untuk menunggu hal-hal tersebut," kata Dasco.
Dasco menjelaskan bahwa nantinya memang ada sejumlah calon wakil menteri atau kepala badan yang akan dipanggil oleh Prabowo. Namun, dia tidak bisa memastikan apakah itu merupakan kader PDIP.
"Pada hari ini jadi pemanggilan atau mengundang wakil menteri dan kepala badan sudah kita selesaikan mungkin masih ada satu dua nanti yang dinamis sampai dengan tanggal 18 atau terakhir 19 itu mungkin masih ada beberapa pertimbangan-pertimbangan," jelasnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI itu mengaku tidak tahu pesan yang dibawakan kader PDIP, Pramono Anung saat mendatangi rumah Prabowo. Sebab, dia tidak hadir di dalam pertemuan tersebut.
"Saya tadi tidak hadir pada saat pembicaraan tetapi kemudian ya pertemuan yang berlangsung lumayan itu nanti akan kita kabarkan kepada media lah hasilnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Pramono Anung memang terlihat berada di kediaman Prabowo. Terkait itu Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Guntur Romli mengatakan, Pramono Anung mendatangi kediaman Presiden terpilih, Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta, bukan untuk menjadi calon menteri.
Menurut Guntur, Pramono datang untuk membawa pesan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Bukan calon menteri, tetapi bawa pesan dari Ibu Megawati," kata Guntur.
Dia menjelaskan, dirinya mendampingi Pramono berkampanye sebagai calon gubernur Jakarta kemarin. Namun, kata dia, mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) itu meminta agar kampanye dipercepat.
"Minta waktunya dipercepat 1 jam karena harus bertemu Pak Prabowo jam 13 karena membawa pesan dari Ibu Megawati," ujar Guntur.
Adapun, Pramono tiba kediaman Prabowo sekira pukul 12.48 WIB. Dia menumpangi mobil Innova Zenix berwarna hitam. Politikus PDIP ini mengenakan kemeja batik berwarna lengan panjang serta membawa sebuah buku kecil berwarna merah.
Pramono tak masuk melalui pintu depan rumah Prabowo. Dia masuk melalui pintu samping kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu. Hampir satu jam kemudian, yakni pada pukul 13.43 WIB, Pramono meninggalkan kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu. Namun, Pramono tak menjawab saat awak media menanyakan mengenai kedatangannya.
Juru Bicara Pramono Anung, Chico Hakim juga ikut buka suara soal kedatangan calon Gubernur Jakarta 2024 dari PDIP, Pramono Anung ke kediaman dinas Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara IV, Jakarta.
Chico lantas meluruskan soal ihwal kedatangan Cagub Jakarta nomor urut 03 tersebut. Kata Chico, Pramono hadir adalah untuk membawa pesan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Mas Pram bertemu dengan Bapak Prabowo Subianto semata-mata sebagai pembawa pesan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Chico.
Chico juga memastikan pria yang karib disapa Mas Pram itu akan tetap bertarung di Pilkada Jakarta dengan pasangannya Rano Karno.
"Kaitan dengan pertanyaaan seputar Pilkada, Mas Pram tetap "fight" sebagai Calon Gubernur, bukan sebagai Calon Menteri," kata Chico.
Dalam kesempatan tersebut, Chico menyatakan kalau Pramono dengan Prabowo juga saling melontarkan doa untuk urusan masing-masing. Dimana, Pramono mendoakan agar prosesi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di 20 Oktober mendatang bisa berjalan lancar.
Begitupun sebaliknya, Prabowo berharap agar Pilkada Jakarta yang akan diikuti oleh Pramono bisa berjalan dengan baik.
"Pak Prabowo dan Mas Pram saling mendoakan, baik untuk kelancaran Pelantikan Presiden juga untuk kelancaran kontestasi Pilkada DKI Jakarta," tandas Chico.
Tak Ada Pertemuan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut tidak ada pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa ini.
“Enggak ada, ya,” ujar Hasto singkat dari dalam mobilnya saat ditemui di halaman kediaman Megawati di kawasan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam.
Hasto tampak keluar dari kediaman Megawati sekitar pukul 20.00 WIB. Ia mengatakan, kedatangannya ke rumah Megawati hanya untuk menyampaikan laporan, meski tak menyebut isi laporan yang dimaksud. “Enggak ada, aku hanya lapor ke Ibu,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan pantauan ANTARA sejak pukul 19.00 WIB, kediaman Megawati tampak lengang. Hanya ada petugas keamanan berjaga dan awak media massa yang bersiap meliput pertemuan Megawati dan Prabowo.
Wacana pertemuan antara Megawati dan Prabowo santer diperbincangkan belakangan ini, terlebih menjelang Prabowo mengucap sumpah sebagai Presiden RI Periode 2024–2029 pada Minggu (20/10) mendatang.
Sebelumnya, Hasto mengatakan bahwa pertemuan Megawati-Prabowo diharapkan dapat terealisasi sebelum Prabowo dilantik. Menurut dia, pertemuan merupakan hal yang baik, sebagai bagian dari silaturahmi pemimpin bangsa.
“Komunikasi secara intensif sudah dilakukan, tinggal menunggu momentum yang tepat. Tentu saja momentum yang tepat itu diharapkan sebelum pelantikan Pak Prabowo sebagai Presiden," kata Hasto di Blitar, Jawa Timur, Senin (7/10).
Ia mengatakan, dalam pertemuan itu akan banyak hal yang dibahas, terutama masalah bangsa dan negara. Terlebih, ke depan, tantangan yang dihadapi Indonesia tidak ringan, sehingga diperlukan kesadaran bersama dan kesatuan juang dari seluruh komponen bangsa.
Hasto yakin bahwa dengan komunikasi tersebut, Indonesia bisa mengatasi berbagai tantangan geopolitik dan persoalan pangan yang menjadi tantangan bidang perekonomian.
"Semua memerlukan pandangan yang cerdik dan dialog antar pemimpin seperti Bu Mega dan Pak Prabowo. Tentu, PDIP komitmen perjuangannya pada bangsa dan negara tanpa akhir sehingga komitmen itu dibawa jauh lebih penting daripada sekadar urusan yang berkaitan dengan politik praktis ataupun gambaran kabinet ke depan," ujar dia.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan tidak menutup kemungkinan menu nasi goreng akan kembali dihidangkan saat Megawati bertemu dengan Prabowo.
“(Menu makanan) masih dipikirkan, tapi waktu itu, Ibu Mega yang memasak dan Pak Prabowo sangat menyukai. Jadi mungkin juga menu nasi goreng akan ada lagi,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10).
Puan juga mengatakan bahwa pertemuan Megawati dan Prabowo hanya tinggal menunggu momentum yang tepat, sebab baik Megawati maupun Prabowo sama-sama ingin bertemu.
“Yang terbaru semuanya beliau berdua sama sama berkeinginan untuk bertemu secepatnya menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat,“ ucapnya.
Jauh dari Ego Sektoral
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyampaikan bahwa para pelaku usaha berharap Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dapat menyusun kabinet profesional yang jauh dari ego sektoral.
“Pelaku usaha berharap agar Kabinet Prabowo-Gibran lebih mengedepankan figur yang profesional, pengalaman leadership, semangat kolaboratif, mumpuni pada bidang yang dipimpinnya, dan jauh dari sifat ego sektoral,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonom Daerah Kadin Indonesia Sarman Simanjorang, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa presiden dan wakil presiden terpilih tersebut harus selektif dalam memilih anggota kabinet, terutama kementerian yang menangani sektor perekonomian.
Hal tersebut dikarenakan perekonomian global dan nasional sedang melemah, sehingga diperlukan tim kabinet yang berpengalaman yang mampu bekerja sama menciptakan strategi dan terobosan baru untuk menghadapi dinamika perekonomian yang penuh ketidakpastian.
“Sekalipun (figur yang dipilih) merupakan perwakilan partai politik, harus tetap mengedepankan profesionalisme yang dimiliki, sehingga ketika menjabat seratus persen mengabdi untuk rakyat, bukan pada partai politik yang diusungnya,” kata Sarman.
Pihaknya pun berharap pengumuman resmi tokoh-tokoh yang terpilih menduduki kursi menteri nantinya bisa menimbulkan respons yang positif dari pasar keuangan, misalnya dengan menguatnya IHSG dan nilai tukar rupiah.
Dia mengatakan bahwa sejauh ini para pelaku usaha merespons positif masuknya sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dalam bursa calon menteri kabinet Prabowo-Gibran.
Misalnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah dipanggil menemui Prabowo pada Senin (14/10).
Sarman menuturkan bahwa dunia usaha juga berharap para menteri baru nantinya dapat bergerak cepat untuk mengendalikan deflasi domestik yang terjadi dalam lima bulan terakhir akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Masalah lainnya adalah angka pengangguran yang telah menembus 7,2 juta orang serta penduduk miskin yang mencapai 25,33 juta orang per Maret 2024.
Selain itu, kabinet baru juga diharapkan untuk bisa segera bekerja mengantisipasi perlambatan perdagangan, investasi, dan pergerakan modal antarnegara.
Sementara terkait jumlah pos di kabinet yang diperkirakan bertambah menjadi 46 pos kementerian, Sarman menilai bahwa hal tersebut merupakan kebutuhan presiden dan wakil presiden terpilih untuk mencapai visi dan misi mereka.
“Pelaku usaha dapat memahami hal tersebut, dengan catatan jangan sampai memperpanjang mata rantai birokrasi yang memperlambat pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha. Dunia usaha berharap kabinet Probowo-Gibran adalah kabinet yang kompak, serasi, sevisi, searah, dan jauh dari praktik korupsi,” ujarnya pula.
Pemborosan Anggaran
Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera Bivitri Susanti menyebut bahwa gemuknya kabinet pemerintah Prabowo bakal timbulkan banyak permasalahan.
Diketahui Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil 49 tokoh untuk menjadi calon menteri dan 58 calon wakil menteri dan kepala badan di pemerintahannya mendatang.
"Menurut saya nggak bagus (Kabinet gemuk) karena keberhasilan suatu pemerintahan tidak tergantung pada kuantitas menteri.
Bakal terjadi banyak permasalahan, dengan banyaknya jumlah kabinet menteri di pemerintahan. Jadi kalau misalnya kemudian kementerian malah dipecah-pecah. Jadi lebih banyak masalah, itu yang akan timbul," ungkap Bivitri.
Selain itu, kata dia, untuk membangun kementerian baru dan membongkar kementerian butuh waktu yang lama agar bisa stabil, minimal dua tahun.
"Itu semua akan membuat kementerian mungkin nggak jalan dengan cepat untuk menjalankan portofolionya masing-masing," katanya.
Banyaknya jumlah menteri, tambah dia juga akan memerlukan banyak anggaran. "Padahal kita lagi kayak gini situasinya," pungkas Bavitri.
Diketahui Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto telah rampung memanggil sejumlah nama calon menteri ke rumahnya di Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta, Senin (14/10/2024). Total, ada 49 nama yang sudah diajak bicara oleh Prabowo. (tribun network/igm/riz/wly/ant)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.