Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 12 Oktober 2024, “Mendengarkan dan Memelihara Sabda Allah”

Firman Tuhan terlebih dahulu dan membuat firman itu ada dalam diri kita dan menjadikan firman itu adalah juga hidup kita sendiri

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikanRenungan Harian Katolik Sabtu 12 Oktober 2024, “Mendengarkan dan Memelihara Sabda Allah” 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 12 Oktober 2024, “Mendengarkan dan Memelihara Sabda Allah

Hari Sabtu Biasa Pekan XXVII

Bacaan I:  Gal.  3: 22-29
Injil : Luk.  11: 27-28
        

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Mendengar dan memelihara adalah tindakan  kebajikan  yang harus dilakukan manusia dalam hidupnya. Ketika orang mendengarkan firmann Tuhan dan memeliharanya dalam hidupnya maka dia adalah sabda itu sendiri yang dilihat orang secara nyata karena hidupnya menjadi  tanda kehadiran Sabda Tuhan bagi orang lain. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di hari terakhir pekan ini, kita masih merenungkan bacaan – bacaan suci sebagai kelanjutan dalam pekan ini. Dalam bacaan pertama, Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia mengangkat satu nilai kebenaran yaitu tentang iman yaitu semua yang telah diangkat menjadi anak-anak Allah semata-mata karena berkat iman kita kepada Allah.

Bagi Paulus, “sebelum iman itu datang, kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat dan dikurung sampai iman itu dinyatakan.” Dan pemenuhan iman itu ada di dalam Kristus ketika Dia datang. Sebab oleh dan di dalam nama Kristus itulah kita dibaptis dan mengenakan Kristus. Dengan begitu kita adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Kristus. 

Dalam konteks ini, kita seharusnya menjadi yakin bahwa pewartaan paling hakiki adalah membawa Kristus dalam diri kita dan dibagikan kepada orang lain supaya orang lain pun menjadi percaya akan Kristus. Dan Yesus sendiri dalam Injil menekankan secara praktis tentang kebenaran iman itu harus dinyatakan dengan mendengarkan dan memelihara sabda Allah.

Yesus menegaskan hal ini ketika Dia sedang berbicara dan ada seorang wanita yang berseru dengan suara langtang di antara orang banyak itu: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau.” Pernyataan wanita ini sebenarnya juga adalah satu ungkapan imannya kepada Yesus yang sangat dia banggakan karena telah melihat semua yang dikerjakan Yesus

Namun bagi Yesus, itu bukan yang benar. Hal yang paling penting dan benar adalah : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan memeliharanya.” Jika kita melihat sepintas, pernyataan Yesus ini sepertinya menolak ibuNya yang telah melahirkan dan membesarkanNya.

Namun jika kita lihat lebih mendalam akan tampak paling nyata bahwa Ia sendiri mengangkat nama ibuNya. Karerna yang telah mendengarkan Sabda Allah dan memeliharanya tampak dalam ibu yang telah melahirkan dan menyusuiNya yaitu Maria. 

Sosok yang menjadi teladan untuk mendengarkan dan melaksanakan firman paling nyata adalah Maria, ibu Yesus. Maka pernyataan Yesus itu sekaligus mau mengatakan bahwa Maria adalah orang yang dinyatakan sebagai orang yang selalu mendengarkan dan memelihara sabda Allah di dalam hidupnya. Kita telah juga menjadi pengikut Kristus dan telah diberi tugas untuk mewartakan Firman Tuhan.

Namun dalam kenyataannya, ada banyak di antara kita yang telah banyak mewartakan firman Tuhan tapi masih sulit untuk mendengarkan firman Tuhan itu dan memeliharanya. Ini dimaksudkan adalah sebelum kita pergi untuk mewartakan firman Tuhan, kita sendiri terlebih dahulu sudah mendengarkan firman itu dan melaksanakan atau memeliharanya dalam hidup kita. Maka hidup kita itu sendiri akan menunjukkan akan firman itu sendiri. Kita mewartakannya lewat hidup kita sendiri seperti Bunda Maria. Dia sudah mendengarkan, mengandung Firman itu, dan memelihara Firman itu dalam hidupnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved