Politani Negeri Kupang

PKMR Politani Kupang Diharapkan Jadi Sarana Pengajaran dan Pendidikan Lapangan

Mulai tiga tahun lalu, pengelola di Jurusan Kehutanan telah melakukan perubahan secara total

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Suasana seminar dan kuliah umum di Politani Negeri Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka memperingati Dies Natalis Jurusan Kehutanan yang ke-7 dan Dies Natalis Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani) ke-36, digelar seminar dan kuliah umum bertema "Keanekaragaman Hayati Kawasan Konservasi di Pulau Timor" pada Senin, 7 Oktober 2024. 

Acara ini berlangsung di Gedung Student Center Politani dan menjadi momen penting dalam pengembangan pendidikan lapangan bagi mahasiswa Jurusan Kehutanan.

Seminar tersebut menghadirkan narasumber utama dari Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT), yang membawakan materi mengenai Implementasi UU No. 32 Tahun 2024 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di Pulau Timor.

Selain itu, Dr. Blasius Paga juga berbicara mengenai keanekaragaman burung di kawasan konservasi Pulau Timor. 

Baca juga: Politeknik Negeri Kupang Buka Pintu Kemajuan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Lasiana

Empat peserta dari kegiatan Perkemahan Kerja dan Malam Rimbawan (PKMR) turut mempresentasikan hasil eksplorasi mereka tentang keanekaragaman vegetasi di Taman Wisata Alam Camplong.

Sementara itu, Flora Evalina Ina Kleruk bertindak sebagai moderator dalam acara yang mempertemukan mahasiswa dan praktisi itu.

Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politani Kupang, Fabianus Ranta, menyampaikan pentingnya transformasi dalam pelaksanaan kegiatan PKMR, yang kini difokuskan pada pengembangan karakter, serta peningkatan hard dan soft skills mahasiswa. 

Menurutnya, paradigma lama yang menonjolkan senioritas dan junioritas dalam kegiatan perkemahan telah ditinggalkan.

"Dalam perjalanan PKMR sebelumnya, lebih menonjolkan senioritas yang membuat kegiatan ini kurang bermanfaat. Itu adalah paradigma lama yang harus kita tinggalkan. Mulai tiga tahun lalu, pengelola di Jurusan Kehutanan telah melakukan perubahan secara total," jelas Fabianus.

Ia menegaskan bahwa PKMR kini berfokus pada pendidikan lapangan yang lebih menekankan pada pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajari mahasiswa sejak semester awal. Kegiatan ini mengintegrasikan beberapa mata kuliah, seperti ekologi, pengantar ilmu kehutanan, silvikultur, serta survei dan pemetaan.

"Perkemahan ini bukan lagi ajang menunjukkan senioritas, tetapi sarana untuk mengajarkan dan memberikan pelajaran dari lapangan. Melalui eksplorasi sumber daya alam, mahasiswa dilatih untuk mencari, mengolah, dan menyajikan data dari lapangan, seperti yang kita lihat dalam seminar hari ini," tambahnya.

Fabianus berharap bahwa kegiatan ini akan menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa, khususnya mereka yang telah mengikuti PKMR. 

"Apa pun tugas kalian setelah keluar dari Politani, kalian harus mampu mencari, mengolah, dan menyajikan data lapangan dengan baik," tutupnya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved