Prakiraan Cuaca

Cuaca Panas dan Gerah Landa Labuan Bajo, NTT, BMKG ingatkan Waspada Potensi Dehidrasi

Cuaca Panas dan Gerah Landa Labuan Bajo, NTT akibat pergerakan semu matahari BMKG ingatkan Waspada Potensi Dehidrasi

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
ISTIMEWA
Ilustrasi dehidrasi akibat cuaca panas dan gerah - Cuaca Panas dan Gerah landa Labuan Bajo, NTT, BMKG ingatkan waspada potensi dehidrasi. 

POS-KUPANG.COM - Cuaca Panas dan Gerah melanda Labuan Bajo, NTT dalam beberapa hari terakhir,.

Kondisi cuaca tersebut disebabkan oleh pergerakan semu matahari dan juga angin kencang yang menyebabkan tutupan awan berkuran. 

Menyikapi kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi dehidrasi terutama pada saat melakukan aktivitas di luar rumah pada siang hari.

Minimnya pertumbuhan awan selama awal Oktober menyebabkan cuaca lebih panas dari biasanya.

"Ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu, ketika langit cerah sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan, menghasilkan panas yang lebih intens," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia Tenggara, Suhu Filipina 47 dan Thailand 54 Derajat

Ia menambahkan cuaca panas terik dan gerah sangat terasa bagi warga Labuan Bajo dan Manggarai Barat. Suhu maksimum yang tercatat oleh BMKG Stasiun Meteorologi Komodo berkisar antara 32 hingga 33 derajat Celsius pada siang hari.

"Suhu minimum berada di kisaran 24 hingga 25 derajat Celsius dan fenomena ini menarik perhatian, terutama bagi masyarakat yang menjalani aktivitas di luar ruangan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa cuaca panas tersebut juga dipengaruhi pergerakan semu Matahari yang terjadi pada akhir September 2024. 

Ketika Matahari bergerak ke arah selatan ekuator, maka Indonesia terutama bagian selatan seperti Nusa Tenggara menerima lebih banyak radiasi Matahari. Akibatnya, suhu udara di wilayah ini cenderung meningkat.

Namun demikian, lanjut dia, tidak hanya fenomena astronomis yang menjadi penyebab cuaca panas saat ini ini. Terdapat faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki pengaruh yang signifikan.

"Misalnya, kecepatan angin yang rendah dapat mengurangi efek pendinginan alami, sementara kurangnya tutupan awan memungkinkan sinar Matahari langsung mengenai permukaan bumi, lalu kelembapan yang rendah dapat meningkatkan persepsi panas dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan kondisi suhu panas ini diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang bulan Oktober dan November 2024. Hal ini adalah periode peralihan musim, di mana cuaca cerah masih mendominasi, sehingga masyarakat perlu lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini.

Baca juga: Anomali Cuaca Rusak Komoditas Pertanian, Warga di Utara Ende Terancam Gagal Panen

 "BMKG mengimbau masyarakat Manggarai Barat untuk selalu memperhatikan kecukupan cairan tubuh, mengingat aktivitas luar ruangan yang sering dilakukan, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap terhidrasi dengan baik," katanya.

Ia juga meminta warga untuk menghindari aktivitas fisik yang berat pada siang hari untuk mencegah kelelahan yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius.

Dengan memahami perubahan cuaca seperti panas terik yang terjadi saat ini serta mengikuti imbauan dari BMKG, kata dia, masyarakat di Manggarai Barat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi cuaca panas saat ini.

 "Melalui upaya bersama dan adaptasi yang baik terhadap perubahan iklim, diharapkan kita semua dapat melewati periode ini dengan lebih baik," katanya. (Ant/*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved