Liputan Khusus

Lipsus - Debat Pertama di NTT, KPU Ngada Adu AP-MJ dan Murni

KPU Kabupaten Ngada merupakan kabupaten pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menyelenggarakan debat Pilkada pada tahun 2024.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Foto bersama dua paslon Bupati Ngada, Komisioner KPU Ngada, Komisioner Bawaslu Ngada usai debat pertama Pilkada Kabupaten Ngada, Kamis, 3 Oktober 2024. 

Sementara itu, Moses Jala menambahkan, selain visi misi yang sudah dipaparkan calon bupati, masalah kesehatan, pendidikan dan masalah sosial lainnya juga akan menjadi fokus perhatian mereka.

Paket AP-MJ tampil pada Debat Paslon Pilkada Ngada 2024
Paket AP-MJ tampil pada Debat Paslon Pilkada Ngada 2024 yang diselenggarakan KPU Ngada, Kamis 3 Oktober 2024.

Kopi Arabika Bajawa

Sementara pasangan calon Bupati Raymundus Bena dan calon Wakil Bupati Bernadinus Dhey Ngebu (Paket MURNI), berjanji  menjadikan kopi Arabika Bajawa, komoditas kebanggaan lokal, sebagai "tuan di negerinya sendiri."

Raymundus Bena, mantan Wakil Bupati Ngada, dengan tegas menyatakan, kopi Arabika Bajawa, meskipun telah dikenal luas, masih terhambat dalam pemasaran, sehingga belum sepenuhnya menguntungkan para petaninya.

“Masalah terbesar yang dihadapi saat ini adalah pemasaran. Pemerintah perlu hadir dengan kebijakan yang tepat, bukan hanya dalam bentuk anggaran, tapi juga intervensi lain seperti subsidi untuk Unit Pengolahan Hasil (UPH) dan pelatihan-pelatihan khusus, termasuk pengemasan produk agar lebih kompetitif di pasar luar,” ujar Raymundus.

Calon Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu mengatakan, kopi Bajawa, baik Arabika maupun Robusta masih kurang mendapatkan pengakuan di pasaran.  Paket MURNI siap membawa perubahan besar melalui strategi dari hulu ke hilir.

“Kami tidak bisa hanya berbicara nama besar, tetapi harus fokus pada budidaya dan inovasi. Perluasan lahan dan metode penanaman modern akan menjadi kunci, agar kopi ini bisa bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” tegas Bernadinus.

Tidak hanya soal produksi, Bernadinus juga menyoroti panjangnya rantai pemasaran yang mengakibatkan petani tidak menikmati harga yang adil.

"Kopi Bajawa belum membuat petani menjadi ‘raja’ di tanah mereka sendiri. Rantai pemasaran yang panjang harus dipotong. Di sinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan,” tambahnya.

Dengan janji besar untuk mengangkat kopi Arabika Bajawa ke panggung nasional dan global, pasangan Paket MURNI berkomitmen untuk mengatasi masalah mendasar yang selama ini menahan potensi kopi Bajawa.

Paket MURNI yakin dengan dukungan kebijakan yang tepat, kopi Bajawa tidak hanya akan dikenal di luar negeri, tapi juga akan memberikan manfaat ekonomi langsung kepada para petani lokal.

Paket MURNI juga berkomitmen untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Ngada baik di Puskesmas maupun di rumah sakit dalam payung BPJS Kesehatan. Ini merupakan program pertama dari lima program unggulan yang dijabarkan dari lima misi Paket MURNI dan sudah sering disampaikan kepada masyarakat Ngada.

"Yang kedua, berkaitan dengan pendidikan, Paket MURNI berkomitmen akan membeasiswakan dalam bentuk PIP dan KIP versi daerah bagi siswa-siswa yang tidak mampu dan siswa-siswa berprestasi yang tidak diakomodir PIP dan KIP pusat," kata Raymundus.

Ketiga, lanjut dia, berkaitan dengan ekonomi, Paket MURNI memastikan adanya ketersediaan bibit-bibit, pupuk, perbaikan jalan tani, perbaikan irigasi dan lain-lain. Juga memastikan pengelolaan dan para pelaku UMKM seluruh Kabupaten Ngada akan difasilitasi untuk disubsidi.

“Di bidang infrastruktur, kami berkomitmen untuk menuntaskan ruas jalan antar desa, antar kecamatan yang belum terselesaikan serta melakukan penataan di wilayah daerah perkotaan dan pedesaan,” ujar Raymundus.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved