Berita NTT

Penjabat Gubernur Sebut NTT Butuh Keterlibatan Pihak Lain Urai Ragam Masalah

Sebab, ada informasi menyangkut hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan program tersebut. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI 
Penandatanganan komitmen oleh empat kabupaten yang merupakan daerah penerapan program kemitraan Australia- Indonesia mewujudkan ketahanan kesehatan.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur Dr Andriko Noto Susanto menyebut Provinsi NTT membutuhkan keterlibatan dari semua pihak mengurai beragam masalah yang terjadi. 

Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonusius Theodorus mengatakan, dari berbagai aspek, sektor kesehatan menjadi salah satu hal yang penting mendapat perhatian dan peningkatan secara berkala. 

Mengenai kesehatan, ada banyak hal yang berpengaruh seperti manusia, tumbuhan, hewan maupun lainnya. Setidaknya 75 persen penyakit menular di dunia disebabkan oleh sebuah sistem yakni dari lingkungan ke manusia. Hal itu didukung dengan pergerakan manusia maupun hewan. 

"Penyakit seperti rabies maupun berbagai penyakit lainnya di Provinsi NTT masih memerlukan penanganan berkelanjutan dan keterlibatan mutli-pihak," kata Alfonusius saat membacakan sambutan tertulis Penjabat Gubernur NTT Noto Susanto di acara Diseminasi Hasil Kerja Kolaborasi dan Berbagai Praktik Baik, penutupan program AIHSP di Hotel Aston Kupang, Kamis 26 September 2024.

Baca juga: Manfaatkan Sumber Daya Lokal, Pemprov NTT Wujudkan Ketahanan Pangan 

Sejak tahun 2022, program kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia telah menerapkan berbagai program yang bertujuan meningkatkan ketahanan kesehatan dalam pelaksanaan program AIHSP. 

Menurut dia, kolaborasi itu menggunakan pendekatan one health yang dirancang untuk membuat sistem pencegahan, deteksi dan merespons kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan akibat penyakit menular. 

"Kolaborasi selama ini telah berproses, baik di tingkat provinsi maupun tiga kabupaten sebagai pilot project yaitu Belu, Manggarai Barat dan Sumba Barat Daya," katanya. 

Akhir Mei 2024, kolaborasi itu diperluas ke wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan saat rabies merebak. Hal itu bertujuan memperkuat sistem yang lebih kuat untuk mencegah keadaan darurat dan menanggapi aspek kesehatan. 

Alfonusius mengatakan, kolaborasi itu telah melahirkan pembelajaran dan wawasan yang bermanfaat dari keberlanjutan dan perluasan, terutama saat program AIHSP berakhir. 

Dia menyebut agenda penutupan itu adalah momen baik dan strategis. Sebab, ada informasi menyangkut hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan program tersebut. 

Adanya diseminasi informasi itu maka ada inisiatif membuat model yang sama di daerah lainnya di NTT sebagai bagian dari mitigasi. Dia meminta komitmen yang sudah ada terutama untuk empat daerah pelaksanaan program bisa terus dijaga. 

"Saya berharap kerja sama dari semua sektor terutama deteksi dini, pencegahan keberlanjutan dan respon efektif dari sebuah peristiwa mengancam kesehatan manusia dan kesehatan hewan," katanya. 

Dengan begitu maka ketahanan kesehatan di NTT akan terwujud dalam pencegahan penyakit menular. Pemprov NTT menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Australia yang sudah memberi dukungan kepada NTT. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved