Liputan Khusus
Lipsus - Cerita Pemancing Tangkap Kerapu Sirip Merah 38 Kg
Ikan kerapu hasil tangkapan Tim Tanjung Jaya bercorak hitam kecoklatan. Dengan sirip merah. Ikan jenis ini biasanya berada di perairan laut dalam.
Jangan Gunakan Pestisida dan Bom
Otoritas Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang menyebut potensi perikanan di perairan Timor, atau di Teluk Kupang sangat banyak. Potensi perikanan itu seperti ikan perairan dalam maupun lainnya.
Legi Wiandari, Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang dan Kepala Pelabuhan Perikanan PPI Oeba Kupang mengatakan, dalam event memancing piala Kapolda NTT tersebut lebih dari 100 spesies ikan di perairan itu ditangkap dalam sehari.
"Saya rasa potensi di Teluk Kupang saja masih sangat baik, kita lihat dari hasil tangkapan. Paling kecil itu 2 kilogram. Ternyata perairan sangat potensial seperti diving, dan mancing dengan ikan berupa jenis," kata dia, Minggu (29/9).
Legi yang juga Kepala Syahbandar Perikanan Tenau dan Oeba itu menjelaskan, jenis spesies itu seperti kerapu hingga tuna. Potensi itu sangat baik dengan kualitas perairan yang masih mendukung.
"Mungkin dari pemancing, peserta ini mengambil ikan tertentu sehingga potensi masih banyak," ujarnya.
Menurut dia, potensi ikan di perairan Teluk Kupang itu lebih didominasi ikan dasar atau perairan dalam. Ikan kerapu, joran gigi, kakap merah dan lainnya masih cukup di daerah itu. Potensi itu hanya ada di sekitar perairan Teluk Kupang.
Pihaknya sampai saat ini terus melakukan edukasi ke nelayan agar tidak menangkap ikan dengan cara tidak sesuai aturan. Cara seperti bom maupun penggunaan pestisida sangat dilarang. Disamping pola penangkapan ikan terukur yang digalakkan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Legi menjelaskan, nelayan dengan perahu ukuran kecil dan melaut 10-13 hari, mampu menghasilkan ikan lebih dari 1000 ton dalam kurun waktu belasan hari. Para nelayan, melakukan penangkapan di sekitar perairan Teluk Kupang.
"Saat ini ikan didominasi itu ikan bawah, dasar. Ikan kerapu misalnya. Pada musim saat ini rata-rata 800-1700 kilogram. Itu kapal kecil. Biasanya menangkap ikan," kata dia.
Kalau kapal besar, kata Legi, sekali masuk ke penimbangan di pelabuhan perikanan bisa mencapai 3-4 ton. Jenis kapal ini menggunakan alat bantu tangkap dengan durasi penangkapan maksimal 20 hari.
Sementara kapal lainnya yang berukuran lebih kecil dengan menyasar ikan di permukaan laut seperti tongkol dan tembang, biasanya menghasilkan hampir 500 kilogram ikan. Itupun waktu penangkapan hanya satu hari.
Dia mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan oleh Polda NTT. Hal itu membuktikan bahwa potensi perikanan terus terjaga. Dia harap agar kegiatan yang sama agar terus dilakukan.
"Saya mengharapkan penyelenggaraan ini bisa disetiap tahun. Kalau bisa lebih dari 4 provinsi. Saya salut. Saya harapkan tahun depan terus ada. Kita ingin di daerah Timur (Indonesia), supaya pemancing menilai sendiri bahwa NTT banyak potensi perikanan," ujarnya.
Beri Bantuan kepada Nelayan
Anggota DPRD NTT, Ana Waha Kolin, menyampaikan bahwa Dewan NTT terus berkomitmen memberikan perhatian kepada para nelayan di wilayahnya. Setiap anggota DPRD diberikan ruang untuk memberikan bantuan kepada nelayan sesuai daerah pemilihannya, dengan bantuan yang disalurkan berupa kapal motor, pukat, cool box, dan peralatan lainnya.
"Bantuan yang kami berikan itu bertahap setiap tahun dan diberikan secara langsung kepada nelayan. Namun, bantuan ini terbatas anggaran yang ada, dan kami mendistribusikannya sesuai daerah pemilihan masing-masing. Di daerah pemilihan saya, seperti di Flores Timur (Flotim), Alor, dan Lembata, sudah ada beberapa bantuan yang disalurkan," ujar Ana Kolin kepada Pos Kupang, Minggu (29/9).
Ana juga mengungkapkan bantuan yang diberikan lebih efektif ketika nelayan membentuk kelompok, dengan minimal tiga orang dalam satu kelompok.
"Bantuan akan lebih bermanfaat jika nelayan berada dalam kelompok yang solid. Dengan kelompok, bantuan yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan lebih optimal, sehingga berdampak besar terhadap kesejahteraan mereka," jelasnya.
Selama lima tahun menjabat sebagai anggota DPRD NTT, Ana Kolin sudah memberikan tiga kapal motor kepada nelayan di daerah pemilihannya. Namun, ia mengakui bahwa bantuan yang diberikan masih terbilang kecil dan sangat bergantung pada anggaran yang ada.
"Bantuan ini sangat terbatas. Anggaran yang kami terima dibagi ke beberapa program, dan salah satunya untuk membantu nelayan," tambahnya.
Selain dari DPRD, nelayan juga mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui platform KUSUKA (Kartu Usaha Rakyat untuk Nelayan).
Menurut Ana, selain bantuan langsung, pemerintah juga aktif memberikan advokasi dan sentuhan bantuan melalui Dinas Perikanan yang menjangkau kelompok-kelompok nelayan di daerah-daerah pesisir. Ana berharap dengan adanya bantuan yang diberikan, kesejahteraan nelayan di NTT dapat meningkat.
"Semua bantuan yang diberikan diharapkan dapat mendorong peningkatan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir, serta memajukan sektor perikanan di NTT," tutupnya. (fan/cr19/rey)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.