Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 29 September 2024, "Kamu adalah Pengikut Kristus"

Maka semua yang menamakan dirinya pengikuti Kristus harus benar-benar menunjukkan dirinya adala pengikut Kristus lewat cara hidup yang ditunjukkan

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Renungan harian katolik 

Renungan Harian
Bruder Pio Hayon SVD
Hari Minggu Biasa Pekan XXVI
Minggu, 29 September 2024.  
Bacaan I:  Bil. 11: 25-29
Bacaan II: Yak. 5: 1-6
Injil : Mrk.  9: 38-43.45.47-48
 “…kamu adalah pengikut Kristus”

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Menjadi pengikut Kristus berarti mengikuti jalan yang sudah dirintis oleh Kristus sendiri  sekaligus  berarti  menjadi anggota  atau umat dari  Kristus  yang  adalah kepalaNya.

Maka semua yang menamakan dirinya pengikuti Kristus harus benar-benar menunjukkan dirinya adala pengikut Kristus lewat cara hidup yang ditunjukkan dalam hidup mereka bahkan yang melakukan tindakan yang serupa akan juga mendapatkan tempat dalam jajaran umat pengikut Kristus. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki hari minggu biasa pekan ke XXVI. Di hari minggu ini kita disodorkan lagi dengan bacaan-bacaan suci yang  membantu kita melihat bagaimana seharusnya menjadi seorang pengikut Kristus.

Bacaan pertama dan injil punya kaitan yang sama tentang Roh kasih karunia Tuhan bagi  semua yang  layak menerimanya.

Dalam Kitab Bilangan, Roh Tuhan dianugerahkan kepada 70 orang tua-tua yang berdiri bersama Musa di sekeliling Kemah Suci.

Tetapi di saat yang sama Roh yang sama turun juga atas Eldad dan Medad yang tidak sempat hadir karena masih ada di kemah mereka, lalu keduanya pun mulai bersaksi seperti seorang nabi.

Dalam situasi seperti ini, kedua orang itu dianggap tidak termasuk maka ketika Yosua hendak mencegah keduanya, Musa menegur dia. Musa malah mengharapkan Roh itu turun ke atas seluruh umat. Sedangkan dalam Injil, ada orang lain mengusir Setan dalam nama Yesus dan mereka bukan murid-murid Yesus.

Lalu murid-murid mencegah dia, tapi Yesus mengatakan:  "Jangan kamu cegah dia!" Sebab, "Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita." Yesus dan Musa dalam konteks bacaan hari ini mau mengajarkan kepada kita bahwa kerajaan Allah selalu bersifat inklusif, artinya merangkul semua orang yang berkehendak baik, siapa saja yang terbuka hatinya untuk menerima rahmat Tuhan.

Kasih karunia Allah itu akan diberikan oleh sesuai yang dikehendakiNya dan bukan karena kita layak atau tidak. Semua itu terjadi atas kehendak Allah sendiri.

Yesus dalam injil hari ini juga bersabda: "Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya".

Dalam pengajaran ini,  Yesus mengajak kita semua untuk melakukan kebaikan, sekecil apa pun dalam hidup setiap hari, entah dengan salam yang ramah, sebuah senyuman, atau uluran tangan untuk membantu orang lain,  tepat pada waktu orang sangat membutuhkan uluran kasih kita.

Namun, kita kadang menjadi sangat sulit untuk melakukannya karena kita masih dikuasai oleh ego diri kita yang berlebihan dan menjadikan diri kita menjadi pusat perhatian orang lain. Maka Yesus sebaliknya  sangat keras terhadap mereka yang menyesatkan orang lain.

Firman-Nya: "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya dan dibuang ke dalam laut."

Yesus juga menambahkan, lebih baik orang kehilangan tangan, kaki atau matanya tapi masuk ke dalam hidup abadi, dari pada berbuat dosa dengan anggota tubuhnya, dan dicampakkan seutuhnya ke dalam neraka.

Ini menjadi catatan bagi kita agar sebagai pengikut Kristus tetap sadar akan dirinya sebagai pengikut Kristus  dan tidak menjadikan diri kita eksklusif di mata orang lain karena pada dasarnya Allah itu Allah yang universal.

Maka marilah kita semua belajar untuk menjadi seorang pengikut Kristus yang benar dan tidak menjadikan diri kita eksklusif di mata orang lain karena kerajaan Allah dan kasih karunia Allah itu inklusif dan hanya terjadi atas kehendak Allah sendiri. Hidup kita pun tak perlu eksklusif tapi selalu hidup dalam  damai dengan semua orang.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua yang telah menyatakan diri sebagai pengikut Kristus itu berarti kita siap menjadi saksiNya. Kedua, kesaksian kita yang paling nyata adalah selalu mengikuti kehendak Tuhan dalam hidup kita. Ketiga, dan tentunya kita pun harus mampu menjadi inklusif dalam seluruh hidup dan karya kita supaya semua orang tahu dan percaya kita adalah pengikut Kristus. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved