Tokoh
Kader Katolik Menurut Romo Beek SJ
Sebelum mapannya negara-bangsa, negara tidak memiliki tentara nasional yang permanen, melainkan membentuk tentara bayaran yang bersifat kosmopolitan,
Oleh: Soedjati Djiwandono
POS-KUPANG.COM - Kader: binatang macam apa itu? Dalam sejarah, apa yang disebut “kader”, kata dalam bahasa Perancis cadre, mengacu pada staf pimpinan permanen pada suatu pusat latihan militer yang melatih para calon pasukan. Dengan begitu, mereka dapat membentuk satuan-satuan baru. Dengan kata lain, cadre merupakan korps militer profesional yang dipelihara dalam masa damai sebagai basis militer yang diperlukan dalam masa peperangan.
Pada zaman itu, sebelum mapannya negara-bangsa, negara tidak memiliki tentara nasional yang permanen, melainkan membentuk tentara bayaran yang bersifat kosmopolitan, dalam arti dari kebangsaan apa pun, untuk keperluan peperangan. Tetapi, pasukan tentara seperti itu dibubarkan setelah perang usai karena mahal pemeliharaannya.
???????????????? ????????????????????????????????????????????????
Saya berangkat ke Selandia Baru untuk mengikuti kursus menjadi guru bahasa Inggris di Victoria University di Wellington tahun 1961 dengan syarat dari pemerintah Indonesia waktu itu, bahwa sekembali saya ke Tanah Air saya harus menjadi pegawai negeri. Saya berhasil lulus dengan nilai terbaik dan mendapatkan tawaran beasiswa untuk mencapai BA di Universitas Otago, Dunedin. Di situ saya mengambil Political Science dan Bahasa Russia dan berhasil mencapai gelar BA.
Tahun 1966, dalam perjalanan pulang ke Indonesia, saya mampir di Kedutaan Indonesia di Australia dan mengatakan bahwa saya tidak akan memenuhi janji saya untuk menjadi pegawai negeri. Jawaban yang saya peroleh membesarkan hati saya. Mereka berkata: “Saudara sudah terlalu lama di luar negeri. Orang di Jakarta sudah lupa tentang syarat itu!”
Oleh karenanya, satu dua hari sekembali saya dari New Zealand, saya diantar oleh adik saya Soedradjad untuk dikenalkan pada Saudara J.B. Oetoro untuk bersama dia menemui Romo Beek di kantornya di Jl Gunung Sahari 88. Saya ingin bergabung dalam proyek Romo Beek.
????????????????????
Sebelum kaderisasi sebulan (kasebul) dimulai, terlebih dahulu diadakan kaderisasi dasar (kadas) dalam waktu seminggu, yang dihadiri oleh kurang lebih 20 orang, dari pelbagai kota. Ini dipimpin oleh Romo Beek sendiri dengan beberapa orang. Saya memimpin kadas sendiri beberapa kali, di Bogor dengan tiga orang termasuk seorang pastor, dan di Semarang dengan seorang teman (Almarhum Saudara Haksoro) ditemani oleh pastor paroki.
Materi kadas meliputi masalah-masalah dasar seperti demokrasi, ormas, dan orpol. Peserta-peserta kasebul dipilih oleh pimpinan daerah dari para peserta kadas, sehingga setiap rombongan mencapai jumlah kurang lebih 30 orang, yang datang dari beberapa daerah juga. Kemudian, setelah jumlah kader kasebul (Kas) mencukupi, peserta–peserta kadas dipilih dan dilatih oleh para alumni Kas sendiri.
????????????????????????????
Pengikut kaderisasi sebulan diambil dari mereka yang telah lulus mengikuti kadas dan tinggal di seputar pusat kota universitas. Di samping pendidikan kader, mereka akan memperoleh berbagai macam kuliah oleh narasumber yang berbeda. Pada satu hari bisa dikumpulkan kurang lebih 20 orang calon pengajar. Para pengajar memilih dari daftar mata kuliah yang ada di papan tulis. Karena ragu-ragu, saya ditunjuk oleh Romo Beek sendiri untuk mengajar masalah kepartaian.
Sekali saya memberi ceramah pada World Youth Movement, “Follow-up to Cadre Training”, dan menulis “Indonesian Catholicism” dalam jurnal Manna yang diterbitkan oleh Melbourne University atas permintaan Romo Beek untuk kepentingan perkenalan. Saya mengerti tentang kerasnya disiplin yang dituntut dari para kader.
Pada suatu hari ada seorang kemenakan saya, seorang gadis, yang sudah selesai latihan kasebul dengan nilai terbaik. Tetapi, pada malam terakhir dia diketahui Romo Beek keluar kamar. Dia langsung dipanggil dan dinyatakan keluar dan harus segera pulang pada pagi harinya. Romo Beek kemudian minta maaf kepada saya tentang kejadian itu. Saya hanya menjawab: “Dia sudah Romo keluarkan, ya sudah!”
Dalam kaderisasi Romo Beek, tidak ditentukan akan menjadi apa para kader nantinya. Mereka akan diperlukan dalam segala bidang kehidupan di masyarakat. Yang penting adalah keyakinan imannya dan keahlian dalam bidangnya sendiri. Tetapi, kader macam apa yang diimpikan oleh Romo Beek? Bukan sekadar kader Katolik! Bukan kader Beek! Bukan kader PMKRI! Bukan pula kader CSIS! Bukan kader Kongregasi Maria! Bukan kader Pemuda Katolik. Yang dicari oleh Romo Beek adalah kader PANCASILAIS!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.