Opini
Opini - Hari Rabies Sedunia: Mengenal Penyakit Rabies
Rabies atau dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Oleh : dr. Esa Claudia Haning
POS-KUPANG.COM - Rabies atau dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Kasus rabies pada manusia di Indonesia pertama kali dilaporkan tahun 1894.
Sementara kasus rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur dimulai sejak tahun 1997, namun hanya terbatas di Pulau Flores, hingga tahun 2023 terjadi peningkatan drastis kasus rabies di Pulau Timor, tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS).
Dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day) pada tanggal 28 September setiap tahun, artikel ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit rabies.
Apa Itu Rabies?
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Virus ini terdapat pada liur hewan yang sakit dan ditularkan ke manusia melalui gigitan dan non gigitan (goresan cakaran atau jilatan pada kulit terbuka/mukosa), terutama anjing, kucing, kera, rubah, musang, kelelawar.
Di Indonesia, anjing menjadi hewan yang paling sering menularkan rabies kepada manusia (98 persen) dan sisanya oleh kucing dan kera.
Gejala Rabies
Gejala rabies dapat muncul dalam beberapa minggu hingga tahun setelah gigitan hewan penular rabies. Gejala rabies pada manusia umumnya berkembang secara bertahap, yaitu :
Stadium Prodromal
Pada tahap ini, penderita akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemas, lesu, tidak nafsu makan/anorexia, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan dan sering ditemukan nyeri.
Stadium Sensoris
Pada tahap ini sering ditemukan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas dan reaksi berlebih terhadap rangsang sensorik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.