Berita NTT

Pemprov NTT Puji Kolaborasi dalam Program AIHSP 

Pemetaan itu juga menentukan titik atau lokasi yang dinilai perlu mendapat perhatian lebih kompleks agar bisa mendapat hasil yang maksimal.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Pemprov NTT Puji Kolaborasi dalam Program AIHSP 
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Para tamu undangan saat melihat galer word yang disiapkan dalam acara acara Diseminasi Hasil Kerja Kolaborasi dan Berbagai Praktik Baik, penutupan program AIHSP di Hotel Aston Kupang.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) memuji pelaksanaan program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) yang dilaksanakan di Provinsi NTT. 

Menurut Plt Kepala Bapperida NTT, Alfonsius Theodorus mengatakan, banyak hal yang sudah dilakukan selama ini. Berbagai persoalan muncul di NTT seperti covid-19, badai siklon seroja hingga rabies. 

Berbagai program yang dilakukan selama ini, lebih kepada menjaga ketahanan kesehatan. Pelaksanaan program kemitraan dalam AIHSP itu semata mendorong kesehatan manusia hingga menjaga lingkungan lebih luas. 

"Ini keterkaitan dan keterhubungan satu sama lain harus terjaga sampai kapanpun. Banyak di dunia cacar monyet. Itu menujukan pencegahan tidak dilakukan secara baik. Rabies di NTT. Ini merupakan langkah preventif, kolaborasi kita," ujarnya, Kamis 26 September 2024.

Alfonusius mengatakan, kerja semacam ini ingin menjaga kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan sampai kapanpun. Sejak dimulai beberapa tahun lalu, sudah ada skenario memetakan masalah yang terjadi di NTT. 

Pemetaan itu juga menentukan titik atau lokasi yang dinilai perlu mendapat perhatian lebih kompleks agar bisa mendapat hasil yang maksimal.

Setidaknya ada empat daerah yang menjalankan program itu yakni Timor Tengah Selatan, Belu, Sumba Barat Daya dan Manggarai Barat. 

"Tentu kita harapkan ada tahapan selanjutnya," tambah dia dalama acara Diseminasi Hasil Kerja Kolaborasi dan Berbagai Praktik Baik, penutupan program AIHSP di Hotel Aston Kupang. 

Alfonsius mengatakan, kegiatan semacam ini perlu dilakukan lagi ke depan. Apalagi konsep kolaborasi bersama antara Australia dan Indonesia, khususnya di NTT sudah sejak lama dijalankan. 

Dari situ, paling tidak akan muncul sebuah bagian kuat untuk kebaikan bersama. Dukungan pada logistik maupun advokasi, kata dia, senantiasa diberikan. Namun, ia mengingatkan mengenai kerja sama lintas sektor sebagai upaya mitigasi bersama. 

Pada penanggulangan rabies di NTT misalnya, kemitraan bersama Australia memberikan langkah cepat dengan memasok vaksin. Baginya itu merupakan hal sangat baik. 

Baca juga: Ketua Umum UNTAS Desak Pemprov NTT Tinjau Ulang Pembagian Rumah untuk Warga Eks Timor Timur

"Teman-teman dari Australia memberikan bantuan, ada alat untuk mendeteksi penyakit mulut dan kuku (pada ternak)," katanya. 

Alfonsius mengatakan, rabies merupakan salah satu persoalan yang harus dituntaskan. Berkaca dari pengalaman kerja sama sebelumnya, beberapa masalah berhasil diselesaikan. 

"Rabies ini salah satu isu yang harus kita bereskan. Kita melihat rabies terjadi di Kabupaten TTS pada bulan Mei 2023. Kerja sama, respon cepat dilakukan secara baik," katanya. 

Kerja kolaborasi yang dilakukan itu, juga membuat peta sebaran rabies untuk diberikan ke pemerintah. Acuan itu kemudian digerakkan para tenaga kesehatan untuk melakukan upaya vaksinasi maupun pencegahan sejak awal. 

Dia harap, kegiatan ataupun program ini terus dilakukan. Program AIHSP yang akan selesai pada bulan Oktober 2024, sebut dia, perlu mendapat intervensi program lainnya agar membantu Pemprov NTT. 

Minister Consellor Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Madeleine Moss dalam tayangan videonya menyampaikan, Australia terus menjalin hubungan bersama Indonesia, terlebih NTT. 

"Program ketahanan AIHSP diresmikan tahun 2020 saat Australia, Indonesia dan dunia sedang menghadapi ancaman kesehatan yang semakin meningkat," katanya. 

AIHSP, kata dia, merupakan program kemitraan antara Australia dan Indonesia dalam rangka penguatan ketahanan kesehatan termasuk, pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons. 

"AIHSP fokus pada pembuatan sistem informasi, pengembangan laboratorium kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di puskesmas," kata dia. 

Dalam pelaksanaan kegiatan, AIHSP juga memastikan keterlibatan masyarakat inklusif dengan mengedepankan kesetaraan gender dan keterlibatan penyandang disabilitas. Mobilisasi sumber daya juga dilakukan dalam mendukung wabah penyakit hewan menular. 

"Seperti penyakit mulut dan kuku, rabies, lato-lato. Hal ini kami lakukan dengan pendekatan yang menekankan bahwa kesehatan manusia memiliki (dampak) dengan kesehatan hewan dan lingkungan," kata dia. 

Australia, ujar dia, tetap memberikan dukungan terhadap pemerintah Indonesia dalam sektor kesehatan. Saat ini, Australia sedang menyiapkan program baru yang bercermin dari keberhasilan pelaksanaan program AIHSP. Dia harap kolaborasi ini terus berlanjut dan memberi dampak. 
 
"Kerja keras dan  dedikasi anda semua memberikan dampak positif bagi ketahanan kesehatan Indonesia. Saya yakin akan terus membawa manfaat untuk masa depan," kata dia. 

Dalam acara itu, dilakukan penandatanganan komitmen bersama 4 Kabupaten dan Pemprov NTT yakni TTS, Belu, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya. Selain itu, turut dilaksanakan juga galeri word yang berada di bagian ruangan itu. 

Para undangan diminta mengunjungi setiap galeri yang sudah disiapkan. Undangan dibagi dalam bberapa kelompok untuk melihat itu. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved