Undana

Prodi Sosilologi Ajak Mahasiswa Fisip Undana Sadar Kesehatan Mental

Dian Lestari kepada mahasiswa Fisip mengajak mereka untuk peduli terhadap diri sendiri dan menjaga mental dengan cara menjaga panca indra mereka.

POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
Kegiatan PKM Prodi Sosiologi Fisip Undana kepada mahasiswa Fisip terkait kesehatan mental 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS KUPANG.COM, KUPANG - Prodi Sosiologi Fisip Undana mengaja Mahasiswa Fisip Undana untuk membangun kesadaran kesehatan mental bagi generasi Z yang saat ini rentan terkena gangguan mental.

Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kepada mahasiswa Fisip Undana, Jumat 20 September 2024, Prodi Sosiologi menghadirkan empat pembicara untuk mebicarakan tema PKM "Kesadaran Kesehatan Mental Generasi Z bagi Mahasiswa Fisip Undana".

Pembicara pertama yakni Dian Lestari Anakaka seorang psikolog juga dosen prodi Psikologi Undana membawakan materi terkait.

Prodi Sosiologi juga mengundang tenaga ahli kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas) RSJ Naimata yakni dr. Qurrota Aini, Aplonia Nenobais, dan Imaculata Bete yang langsung membicarakan terkait praktek menjaga mental health.

Dian Lestari kepada mahasiswa Fisip mengajak mereka untuk peduli terhadap diri sendiri dan menjaga mental dengan cara menjaga panca indra mereka.

Dian juga menerangkan kepada mahasiswa ada dua mental disorder yang sering terjadi dimana orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) seperti Skizofrenia, gangguan emosianal, dan depresi.

"Indonesia juara tiga gangguan emosiaonal," ungkap Dian.

Selain ODMK yang paling umum sering terjadi, ada juga penyakit mental lain yakni Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang butuh banyak waktu untuk pemulihan.

Ada dua cara yang paling umum untuk mencari penyebab juga memberikan jalan keluar menyembuhkan kesehatan mental yakni dengan pergi ke Psikolog yang akan mendapatkan banyak masukan dan mencari jalan keluar dari permasalahan.

Kita juga bisa pergi ke Psikiater bila penyakit mental ini hanya bisa ditangani dengan obat-obatan.

"Psikolog dan psikiater itu beda fungsinya. Psikolog lebih ke perbincangan kalau Psikiater akan kasi kalian obat-obat," kata Dian.

Sementara Imaculata Dete dari Keswamas RSJ Naimata lebih banyak memberikan contoh kepada mahasiswa bagaimana mengelola stres mereka.

"Orang depresi hanya butuh didengar dan butuh sentuhan hangat kepedulian juga mengatasi depresi cukup dengan mencintai diri sendiri," ungkapnya.

Baca juga: Rektor Maxs Sanam Resmikan Studio Foto dan Podcast Undana

Kata dia ada begitu banyak teknik manajemen stress mengatasi depresi bagi generasi Z, nanun dia hanya cukup menerapkan teknik butterfly hug.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved