Berita NTT
Mission Based Learning UCB Kupang Bantu Atasi Masalah Gizi Buruk di Puskesmas Bijaepasu
Dengan demikian, pemberdayaan mereka menjadi langkah kunci dalam menangani masalah gizi buruk yang mengancam generasi muda di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, penting untuk melaksanakan program edukasi dan intervensi yang dapat mengatasi masalah kurang gizi secara menyeluruh, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola makan yang sehat dan pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Upaya tersebut diharapkan dapat membantu memperbaiki kondisi gizi di daerah ini dan mencegah generasi muda dari risiko jangka panjang yang disebabkan oleh kurang gizi.
Pendekatan Terpadu Melalui Mission Based Learning
Menghadapi tantangan yang kompleks dalam masalah gizi di masyarakat, tim dari Universitas Citra Bangsa Kupang merancang kegiatan pengabdian yang berbasis pada pendekatan Mission Based Learning.
Metode ini sangat efektif karena memungkinkan peserta untuk belajar secara aktif melalui pengorganisasian tim yang dapat menyelesaikan berbagai tugas yang relevan dengan kebutuhan spesifik mereka.
Dengan cara ini, para peserta tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam proses belajar, yang membuat pengalaman tersebut lebih bermakna dan aplikatif.
Kegiatan ini mencakup pelatihan mendalam mengenai pemberian ASI (Air Susu Ibu) dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang benar, serta teknik rolling massage yang dirancang untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis, tetapi juga praktik langsung yang memfasilitasi pemahaman yang lebih baik.
Petrus Kanisius Siga Tage, selaku ketua tim pengabdi dan Dosen Universitas Citra Bangsa, menjelaskan, “Kami ingin memastikan bahwa pengetahuan yang diberikan bukan hanya teoritis, tetapi juga dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat penting untuk mengatasi masalah gizi di masyarakat.”
Pendekatan ini diharapkan dapat memberdayakan peserta untuk mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan kesehatan dan gizi keluarga mereka, sekaligus membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan yang baik dalam jangka panjang.
Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan gizi, tetapi juga membentuk komunitas yang lebih sadar dan aktif dalam menangani masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Manisan Asam: Peluang Ekonomi dan Nutrisi
Selain aspek kesehatan, kegiatan ini juga berfokus pada pengelolaan potensi lokal yang sangat menjanjikan, yaitu biji asam.
Di Bijaepasu, asam merupakan komoditas penting yang memiliki nilai ekonomis tinggi, namun sayangnya pengelolaannya selama ini belum dilakukan secara optimal. Untuk itu, tim pengabdian berinisiatif untuk mengajarkan ibu rumah tangga teknik-teknik pengolahan biji asam menjadi manisan yang lezat.
Proses pengolahan ini tidak hanya meningkatkan nilai jual produk, tetapi juga memungkinkan produk tersebut disimpan dalam waktu yang lebih lama, sehingga dapat membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga.