Kunjungan Paus Fransiskus

Kisah Pater Markus Solo yang Selalu Berada di Samping  Paus Fransiskus 

Padre Marco — demikian ia akrab disapa, selalu mendampingi Paus Fransiskus di setiap momen sepanjang 4 hari keberadaan Sri Paus di Jakarta.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Pater Markus Solo Kewuta, SVD, penerjemah pribadi Paus Fransiskus, selama kunjungan apostolik di Indonesia, saat ditemui Pos Kupang di salah satu Hotel di Kota Dili, Timor Leste, Selasa (10/9/2024) malam. 

“Oleh karena itu saya satu rumah dengan Bapa Suci di Kedutaan Vatikan di Jakarta dan hanya dua orang selebihnya tim security para intel dan para tentara Vatikan,” ucapnya. 

Pengalaman sangat istimewa

Lebih lanjut Padre Marco mengatakan bahwa tugas sebagai penerjemah Paus Fransiskus selama kunjungan Apostolik di Indonesia merupakan pengalaman yang sangat istimewa. 

Mengingat ia tinggal bersama Paus Fransiskus dan harus selalu berada di samping kirinya termasuk di meja makan, sejak hari pertama sampai meninggalkan Jakarta. 

“Selain itu saya harus selalu bersama beliau untuk mempersiapkan teks-teks, untuk membicarakan teks-teks dan banyak hal teknis lainnya. Dan namanya serumah kalau bergerak ke sana kemari pasti saling bertemu dan lebih dari itu kami selalu keluar bersama-sama untuk pertemuan-pertemuan dan berusaha menjalankan tugas saya sebaik mungkin. Supaya apa yang mau disampaikan oleh Paus Fransiskus kepada publik Indonesia betul-betul sampai,” jelasnya.

Padre Marco mengaku awalnya dia merasa kaget, karena dibawa ke posisi dimana dirinya berada di pusat perhatian begitu banyak orang. tetapi pada saat yang sama ia menyadari pentingnya tugas yang ia lakukan dan harus berkonsentrasi penuh.

“Saya harus mengikuti segala sesuatu yang Bapa Paus Fransiskus mau mengatakannya, dan menerjemahkan dengan tepat sesuai dengan konteks pemahaman kita Indonesia dan juga tema yang kami bawa. Dan itu butuh konsentrasi yang sangat luar biasa. Syukur semuanya berjalan dengan baik,” beber Padre Marco lega. 

Lega, pasalnya sejauh pengematan mengikuti komentar-komentar dan laporan-laporan setelahnya, tidak ada keluhan atau klaim ada sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang Paus inginkan. 

“Jadi ini sesuatu yang sangat baik dan membuat saya  tenang dan senang bahwa publik Indonesia sangat mengapresiasi dan mengikuti segala sesuatu yang Paus sampaikan itu juga dengan seksama sesuai dengan apa yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,” tandasnya.

Kontak Batin

Satu hal yang menarik bagi Padre Marco adalah adanya sesuatu hubungan, atau kontak batin khusus antara Paus Frasiskus dengan dirinya setiap kali ia bekerja atau melayani terjemahan. 

Menguraikan kontak batin itu, Padre Marco mengatakan bahwa  ia hanya memegang teks bahasa Indonesia dan Paus Fransiskus memegang teks bahasa Italia. 

Tetapi setiap ia membaca bagian yang ia terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Paus Fransiskus tahu persis berhentinya di mana dan dapat langsung menyambung dengan bahasa Italia. 

“Ini hebatnya Paus Fransiskus walaupun beliau pegang teks Italia tetapi beliau mengikutnya seolah-olah beliau itu mengerti bahasa Indonesia. Entahlah mungkin ada istilah-istilah umum yang membuat beliau paham ‘kira-kira saya sedang berada di mana’ sehingga setiap kali saya berhenti entah apakah intonasinya itu sangat menentukan atau tidak tetapi beliau selalu memulai pada saat yang tepat. Dan itu sesuatu yang betul-betul sangat saya kagumi,” katanya.

Hal kedua yang menarik lagi, sesuatu yang sangat human, sangat manusiawi dari Paus Fransiskus. Sekalipun merupakan pemimpin yang sangat tinggi, pemimpin yang sangat penting dan dikagumi tetapi Paus Fransiskus tidak pernah lupa sisi kemanusiaanya. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved