Kunjungan Paus Fransiskus

Paus dan Pesawat Terbang: Kisah-kisah yang Tidak Terduga dan Tidak Biasa

Sejak tahun 1964, semua Paus telah menggunakan alat transportasi ini, dan terkadang mengalami situasi yang tidak biasa di dalam pesawat.

Editor: Agustinus Sape
HO / OSSERVATORE ROMANO / AFP
Paus Fransiskus menikahkan pasutri di pesawat. 

POS-KUPANG.COM - Sejak tahun 1964, semua Paus telah menggunakan alat transportasi ini, dan terkadang mengalami situasi yang tidak biasa di dalam pesawat. Berikut adalah beberapa peristiwa pesawat kepausan yang berkesan.

Paus Paulus VI di kokpit  

Paulus VI adalah Paus pertama yang melakukan perjalanan melalui udara. Saat itu tahun 1964. Beliau berangkat dari bandara Fiumicino Roma untuk perjalanan bersejarah ke Tanah Suci dari tanggal 24 hingga 26 Mei. Di atas pesawat, sebuah Douglas DC8 yang dioperasikan oleh Alitalia, Paus Italia mengambil jalan memutar ke kokpit dan mengambil kesempatan untuk memberkati patroli angkatan udara yang mengawal pesawat.

Dalam penerbangan ini, Takhta Suci juga meresmikan tradisi menyampaikan salam persahabatan kepada otoritas negara-negara yang dilimpahi.

Paus Paulus VI di kokpit pesawat.
Paus Paulus VI di kokpit pesawat.

Bahkan saat ini, saat memasuki wilayah udara suatu negara, Takhta Suci mengirimkan pesan dimana Paus memberikan restunya kepada penduduknya. Pada tahun 2014, ketika pesawat Paus Fransiskus terbang di atas Tiongkok untuk mencapai Korea Selatan, masalah transmisi menghalangi pengiriman telegram, sehingga menyebabkan “sedikit ketidaknyamanan diplomatik.” Atas permintaan Tiongkok, Takhta Suci harus mengirimkan ulang pesan tersebut.

Persinggahan tak terjadwal Yohanes Paulus II di Afrika Selatan 

Kunjungan Yohanes Paulus II ke Afrika pada bulan September 1988 adalah untuk mengecualikan Afrika Selatan, yang saat itu masih berada di bawah apartheid, sebuah rezim yang dikutuk keras oleh Paus asal Polandia. 

Program tersebut mencakup kunjungan ke lima negara Afrika: Zimbabwe, Botswana, Lesotho (terkurung daratan di Afrika Selatan), Swaziland (sebagian terkurung daratan di Afrika Selatan), dan Mozambik. Namun, cuaca buruk mengubah rencana perjalanan yang diatur dengan cermat ini ... dan memaksa Boeing 707 meninggalkan Maseru (Lesotho) dan beralih ke Johannesburg.

Pergantian peristiwa ini memaksa Paus Yohanes Paulus II untuk menyambut Menteri Luar Negeri Afrika Selatan di ruang tunggu bandara. Paus kemudian melintasi 340 mil tanah Afrika Selatan.

Koresponden Le Monde pada saat itu menceritakan, “Paus dan rombongannya berada dalam limusin ‘pemerintahan apartheid’ dan seluruh rombongan keagamaan dan jurnalistiknya berada dalam tiga gerbong mewah, dipasok, dilindungi, dan diberi makan oleh pemerintah yang sama.

Dalam hal berpenampilan menarik untuk meningkatkan citra dan reputasi negaranya, masyarakat Afrika Selatan tahu bagaimana menjadi efisien.”

Pada kesempatan lain, cuaca sekali lagi berperan dalam sejarah perjalanan kepausan, namun dengan konsekuensi diplomatik yang lebih sedikit.

Sekembalinya dari perjalanan ke India pada tahun 1986, misalnya, pesawat Paus Polandia terpaksa mendarat di Napoli karena salju menghalanginya untuk mendarat di bandara Fiumicino Roma. Pada akhirnya, pimpinan Gereja Katolik tersebut mengakhiri perjalanannya dengan kereta api!

Yohanes Paulus II ... menaiki Concorde

Paus Yohanes Paulus II masih memegang rekor perjalanan resmi ke luar negeri terbanyak: 104 perjalanan ke 129 negara berbeda. Namun ia juga memegang rekor perjalanan tercepat, karena ia terbang dengan Concorde, pesawat terkenal Perancis-Inggris yang memiliki kecepatan jelajah melebihi 1.300 mil per jam.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved