Berita Manggarai Timur

Mengenang Theodorus Dura, Mantri Bertangan Dingin dan Ramah dalam Pelayanan

Nama Mantri Dorus panggilan Theodorus Dura terus dikenang masyarakat Mukun Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur

Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/HO
Theodorus Dura atau Mantri Dorus. 

POS-KUPANG.COM – "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama." 

Peribahasa ini tampaknya cocok untuk mengenang kembali perjalanan pelayanan tugas kemanusiaan Mantri Dorus semasa hidupnya.

Pria bernama lengkap Theodorus Dura ini memang sudah meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 2024 di RSUD Ben Mboi Ruteng, Kabupaten Manggarai. 

Namun pelayanan tugas kemanusiaan Mantri Dorus, panggilan akrab Theodorus Dura semasa hidupnya membuat namanya tetap dikenang, terutama oleh masyarakat di wilayah Paroki Mukun dan sekitarnya.  

Bahkan, tidak tertutup kemungkinan Mantri Dorus dikenal oleh sebagian atau seluruh masyarakat Kecamatan Kota Komba Utara, di Kabupaten Manggarai Timur.

Di Mukun dan sekitarnya, nama Mantri Dorus memang sudah dikenal luas. Di wilayah tersebut ia dikenal sebagai mantri bertangan dingin setiap kali mengobati pasiennya. Setiap pasien yang ditanganinya pasti cepat sembuh. Hingga ajal menjemputnya, sudah banyak pasien yang berhasil sembuh setelah mendapat sentuhan tangan dinginnya.

Selain dikenal bertangan dingin, Mantri Dorus juga ramah saat melayani atau mengobati pasiennya. Ia juga luwes dalam pergaulan.

Dan, menurut cerita yang sering didengar dari warga Mukun, baik yang cukup dekat maupun sudah mengenalnya, saat pergi mengobati pasien di kampung-kampung, Mantri Dorus tidak mematok tarif. 

Berapapun dan dalam bentuk apapun yang diberikan keluarga pasien dia akan tetap menerimanya. 

Bagi Mantri Dorus, kesembuhan pasien yang diobatinya menjadi prioritas utama dalam pelayanannya.

Karena rasa tanggungjawabnya yang besar dalam tugasnya sebagai pelayan kesehatan dan menyembuhkan pasien yang sakit, maka ketika dipanggil untuk mengobati orang sakit, ia akan segera merespon. Ia tidak peduli tempatnya jauh dan melewati medan yang sulit.   

Dedikasi tinggi Mantri Dorus dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan kesehatan, sebagai mantri bertangan dingin dan ramah saat mengobati pasien juga disampaikan dalam testimoni warga Mukun dan sekitarnya maupun pasien yang pernah diobatinya.

Marsel Robot yang menyebut dirinya mantan pasien Mantri Dorus memberi testimoni dalam kolom komentar facebook saya.

Dikisahkan Marsel Robot, di era 80-an Mantri Dorus sangat terkenal bukan saja tangan dinginnya, tetapi keramahan dalam bergaul dan mengobati pasien. 

Di Koit, 7 kilometer arah timur Mukun muncul istilah "bo eme Mantri Dorus." (kalau Mantri Dorus). 

Frasa ini mengindikasikan, bahwa Mantri Dorus dipercayai sebagai mantri yang dirindukan pasiennya. 

“Tiba di'a Ite le Ngaran landing ngaji dami mantan pasien,” demikiam Marsel Robot di akhir testimoninya.

Mantri Dorus bersama istri Dortea Bur
Mantri Dorus dan istri Dortea Bur.

Testimoni lainnya di kolom komentar facebook saya disampaikan Johny Umar. 

Ia menyebut Mantri Dorus sebagai legenda pejuang kesehatan di zaman yang susah.

Mantri Dorus akan dikenang selalu dalam nubari orang Mukun sebagai mantri yang tidak kenal lelah, ketua KBG yang disiplin, inspiratif, tekun berdoa dan rajin serta bapak yang baik bagi anak-anak. 

“Entah sebuah kebetulan atau tidak, ataukah takdir Tuhan supaya beliau meninggal di bulan Agustus persis ketika orang-orang di negara tercinta ini mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan,” kata Johny Umar.

“Bapa Dorus, pahlawan dan orang kudus yang telah memerdekakan banyak orang dari penderitaan sakit. Itulah sebabnya Tuhan memanggilnya pulang di bulan perayaan kemerdekaan bangsa agar kita selalu mengenangnya sebagai pahlawan yang tidak kenal lelah menolong orang sakit. Bahagia di surga opa Dorus. Doakan kami semua yang masih berziarah,” kata Johny Umar di kolom komentar facebook lainnya.

Pater Ignasius Dile, OSA dalam renungannya saat memimpin misa malam ketiga meninggalnya Mantri Dorus di Mukun hari Kamis (29/8/2024) malam pukul 19.00 Wita, juga menyinggung soal pengabdian dan pelayanan Mantri Dorus selama hidupnya.

Ia mengatakan, dalam menjalankan tugasnya Mantri Dorus benar-benar mengutamakan aspek pelayanan dan tanggungjawab. 

Pelayanan Mantri Dorus kepada masyarakat yang membutuhkan bantuannya, disebutnya dilakukan tanpa pamrih walaupun tempat pelayanannya sangat jauh.

"Mantri Dorus menjalankan tugasnya bukan pakai Honda GL Pro, bukan pakai Honda GL Max, apalagi Avansa. Dia menjangkau lokasi yang jauh hanya dengan berjalan kaki," kata Pater Ignas.

Pelayanan Mantri Dorus ini terus berlangsung sampai tua.  "Orang telepon saja dia sudah datang. Walaupun hanya pake tongkat yang panjang kotornya mungkin hanya satu meter," kata Pater Ignas.

Dikatakan Pater Ignas, masyarakat di kampung-kampung yang sakit langsung sembuh setelah diobati Mantri Dorus.

"Bahkan ada masyarakat yang begitu dengar Mantri Dorus datang, langsung sembuh. Kenapa? Karena takut minum obat dan suntik. Mereka tahu kalau Mantri Dorus datang pasti suntik dan minum obat. Karena itu daripada suntik dan minum obat, lebih baik sembuh dari sakit," kata Pater Ignas disambut tawa umat.

Petrus Hatta, warga Jakarta asal Kecamatan Lamba Leda Utara yang pernah tinggal bersama Mantri Dorus di Mukun, memberi testimoni sama tentang pengabdian Mantri Dorus di Mukun dan sekitarnya.

Ia mengatakan, apa yang disampaikan Pater Ignas dalam renungannya saat misa malam ketiga itu benar.

“Saya yang pernah menemani bapa Dorus apabila pergi ke suatu kampung karena dipanggil ada warga yang sakit. Awalnya dikira hanya ada satu orang yang sakit. Ternyata begitu Mantri Dorus datang banyak juga warga yang datang berobat karena suntikan bapa Dorus terkenal tangan dingin,” katanya.

Profil Mantri Dorus

Theodorus Dura yang lebih dikenal dengan sebutan Mantri Dorus lahir di Deno, Desa Deno, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur pada Maret 1939.

Mantri Dorus merupakan bungsu dari enam bersaudara pasangan Yosep Antang dan Maria Sehel.

Mantri Dorus menikah dengan Dortea Bur (almarhumah) pada 12 September 1972.

Dari hasil pernikahan tersebut, pasangan Mantri Dorus dan Dortea Bur dikaruniai enam orang anak, empat orang pria dan dua orang perempuan. 

Keenam anak Mantri Dorus dan Dortea Bur adalah Rikardus Korsintus Dura, S.Hut; Sergius B.A.S Dura, A.Md, Kep.; Rafael Ansel Dura; Maria Liberta Donata Dura, S.Pd; Rosalia Ifoni Dura; dan Alfons Supardi Dura, S.Pd.

Selain memiliki enam orang anak, Mantri Dorus juga telah memiliki 18 orang cucu dan 2 orang cece.

Pendidikan dasar Mantri Dorus diselesaikan di SRK Menggol dan tamat tanggal 12 Juli 1959.

Sedangkan pendidikan terakhirnya selesai pada tanggal 19 September 1969 dan mendapat Ijazah Pembantu Perawat.

Masih pada tahun 1969, Mantri Dorus mendapat SK Pengangkatan sebagai tenaga harian di Puskesmas Mukun

Pengabdian Mantri Dorus di Puskesmas Mukun berlangsung hingga pensiun dari PNS pada tanggal 27 Juli 2000.

Sejak tahun 2019, Mantri Dorus menderita penyakit prostat. Lima tahun diserang penyakit prostat, Mantri Dorus akhirnya meninggal dunia pada hari Minggu 25 Agustus 2024 pukul 12.20 Wita. (kanisius jehola

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved