Berita Manggarai Timur

Karnaval Budaya Meriahkan Festival Lembah Sanpio 2024 Manggarai Timur

pesan-pesan tentang kebersamaan, sebab di Manggarai Timur ada begitu banyak suku, etnik, bahasa, dan berbagai kelompok agama

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Karnaval budaya dalam Festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa, Manggarai Timur.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG - Festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Keuskupan Ruteng bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur diramaikan dengan Karnaval Budaya, Jumat 6 September 2024 sore.  

Para peserta Karnaval datang dari berbagai suku dan agama baik Katolik, Protestan GMIT, Hindu dan juga Islam. 

Pantauan POS-KUPANG.COM, terlihat karnaval itu dimulai pukul 16.30 Wita. Karnaval itu diikuti ribuan orang mulai dari para pelajar TK/PAUD, SD, SMP, SMP. Selain itu perwakilan dari setiap paroki yang ada di wilayah Kevikepan Borong, perwakilan lingkungan, KBG dan juga masyarakat umum. 

Mereka star mulai dari lapangan Sere dan finish di lapangan Seminari Pius XII Kisol dikawal langsung mobil Satlantas Polres Manggarai Timur. 

Baca juga: Cerah di Wilayah Manggarai dan Manggarai Timur Cerah, BMKG Ingatkan Waspada Potensi Kebakaran

Terlihat para peserta karnaval mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing seperti Manggarai Raya, Kabupaten Ngada, Sikka, Ende, Timor, Sabu, Rote, NTB, Bali, dan Jawa serta beberapa daerah lainya di Indonesia. Tampak ada peserta juga mengenakan pakaian profesi seperti polisi, tentara, dokter, dan lain sebagainya. 

Ada juga yang mengenakan pakaian dari bahan daur ulang sampah, ada yang menggunakan pakaian dari daun-daun seperti kelapa dan enau. 

Tampak selama dalam perjalanan karnaval itu juga ada yang membawa serta hasil bumi seperti umbi, buah-buahan, sayuran dan hasil komoditi seperti cengkeh, kopi, kakao dan lain sebagainya. 

Ada juga yang menampilkan pakaian budaya Manggarai seperti tarian caci, ada yang menampilkan adat Manggarai roko molas poco dimana budaya ini dilakukan saat pembangunan tiang utama rumah adat (mbaru gendang) Manggarai. Terlihat mereka menggotong seorang gadis yang duduk diatas sebuah batang kayu dan mereka sambil menyanyikan sair adat. 

Ada juga yang menampilkan hasil karya seperti drum band dari bambu dan jerigen bekas. Ada yang menampilkan hasil karya mobil listrik, dan juga asesoris-asesoris budaya Manggarai seperti topi Rongga, topi dan selendang songke, dan lain sebagainya dan ada juga komunitas beladiri.

Dalam karnaval itu juga diiringi drum band dari SMAN 6 kota Komba dan SMAS Katolik Pancasila Borong. 

Di barisan akhir dari karnaval itu tampak juga ada prosesi patung Maria Bunda Segala Bangsa. Dan juga diiringi doa oleh mama-mama Legio Maria Paroki St Yosef Kisol bersama peserta karnaval. 

Dalam karnaval ini juga dijaga ketat oleh aparat keamanan baik dari Polri, TNI, Sat Pol PP, Dinas Perhubungan, dan juga panitia.

Para peserta karnaval kemudian disambut dengan pagar betis dari peserta didik Seminari Pius XII Kisol dengan melambaikan bendera. Dan juga diberi penghormatan oleh Pj Sekda Manggarai Timur Drs Remigius Gonsa Tombor, Sekjen Keuskupan Ruteng RD Manfred Habur, Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Pimpinan Perangkat Daerah di lapangan Seminari Pius XII Kisol. 

Selanjutnya dilakukan tarian kolosal Maria Bunda Segala Bangsa yang dibawakan oleh gabungan ratusan pelajar di wilayah Paroki St Yosef Kisol. Tarian kolosal ini menyambut kedatangan patung Maria Bunda Segala Bangsa. Tarian ini pun mampu menghipnotis ribuan pasang mata yang hadir di lokasi. 

Anggota Panitia Seksi Karnaval RD Inosensius Sutam kepada POS-KUPANG.COM, menerangkan, karnaval budaya ini sebagai bagian dalam Festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa Tahun 2024. Ia mengatakan karnaval ini merupakan bagian dari tradisi Kristen yang biasa dibuat pada setiap hari selasa di sebelum Rabu Abu. 

Ia juga menerangkan, karnaval ini diikuti oleh para pelajar dari tingkat TK/PAUD sampai SMA. Selain itu ada perwakilan dari paroki, perwakilan Lingkungan dan KBG, dan juga termasuk perwakilan suku di sejumlah daerah seperti Manggarai Raya, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Timor, Rote, Sabu, Alor, NTB, Bali, dan Jawa. Dan juga ada perwakilan agama seperti Katolik, Islam, Protestan GMIT dan juga Hindu. 

RD Inosensius juga menerangkan karnaval ini adalah karnaval religi yang menunjukkan bahwa kita sebagai umat berziarah di dunia seperti Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Selain berziaran harus bersatu dengan Tuhan,  seperti Bunda Maria yang  menyediakan rahimnya untuk anaknya Yesus Kristus dan juga mentransformasi keinginan daging menjadi keinginan spiritual. 

Sehingga kata RD Inosensius, dalam karnaval juga ada prosesi perarakan patung Maria Bunda Segala Bangsa dari belakang untuk melindungi seluruh peserta karnaval.

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng, RD Martin Chen mengatakan, Festival Lembah Sanpio bersamaan dengan kunjungan Paus Fransiskus, sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat relevan yang  mengungkapkan tentang kebersamaan dalam kebhinekaan, sesuai tema kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia yakni 'Faith Fraternity and Compassion' artinya Iman persaudaran dan bela rasa. 

"Sehingga sangat berhubungan, sangat relevan. Kunjungan bapak Paus sebenarnya mau mengungkapkan kebersamaan dalam kebhinekaan, dalam keragaman bahwa kita ini semua saudara dan pesan ini juga dilaksanakan oleh Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemda Manggarai Timur dalam Festival ini,"ujarnya.

Festival ini mempunyai pesan-pesan tentang kebersamaan, sebab di Manggarai Timur ada begitu banyak suku, etnik, bahasa, dan berbagai kelompok agama. 

Sehingga melalui Festival ini, kata RD Martin ingin menunjukkan bahwa kita semua adalah bersaudara. Hal ini juga tampak dalam karnaval budaya tersebut dimana ada keunikan-keunikan dari budaya masing-masing tetapi tetap dalam kebersamaan. 

Demikian juga pada acara puncak Festival itu ada misa agung yang dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat yang dilaksanakan, Minggu 8 September 2024 juga akan diungkapkan bahwa kebersamaan yang sejati itu dipertemukan dalam Tuhan melalui Bundanya Bunda Maria. Apalagi dalam festival ini juga ber pelindung pada Maria Bunda Segala Bangsa. 

Melalui Bunda Maria, Tuhan Yesus lahir ke dunia mempersatukan surga dan dunia. Dan melalui Tuhan Yesus pula segala bangsa dipersatukan dalam cinta. 

"Pesan cinta seperti pesan bapak Suci dan pesan Festival Lembah Sanpio, Maria Bunda Segala Bangsa,"tutupnya. 

Ada pun sebelum karnaval budaya dimulai, pada hari ketiga Festival ini juga dilaksanakan berbagai kegiatan seperti misa pagi di Kapela Sanpio dan Gua Maria Nenoriwu, pelatihan jurnalistik, nonton bareng film terkait ekologi dan perubahan iklim, pelatihan pertanian organik, pengolahan sampah organik dan plastik, dan juga aksi donor darah serta berbagai kegiatan lain yang menarik dan bermakna. (rob) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved