Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Kamis 5 September 2024, Mewujudkan Keadilan dalam Pelayanan Gereja
Ibrani mendapatkan perhatian yang lebih. Ini menunjukkan adanya ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan perhatian yang kurang merata.
Oleh: Pdt. Dina W. Dethan-Penpada, M.Th
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Kamis 5 September 2024, Mewujudkan Keadilan dalam Pelayanan Gereja
Kisah Para Rasul 6:1-7
Pengantar
Idealnya orang Kristen harus mewujudkan keadilan dalam pelayanan Gereja. Namun faktanya, hal ini belum sepenuhnya terpenuhi secara maksimal. Ketidakadilan dalam pelayanan gereja bisa muncul dalam berbagai bentuk dan dapat memengaruhi dinamika persekutuan jemaat dan efektivitas pelayanan.
Mengidentifikasi dan menangani masalah ini dengan bijak adalah penting untuk memastikan bahwa gereja tetap menjadi tempat yang inklusif, adil, dan berfungsi dengan baik dalam melayani semua anggotanya. Kisah Para Rasul 6: 1-7 memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keadilan dalam pelayanan gereja dan bagaimana kita dapat mewujudkannya.
Tafsiran
Ayat 1: Teks ini dimulai dengan permasalahan yang timbul dalam persekutuan Jemaat mula-mula. Ada keluhan dari kelompok orang-orang Yunani yang merasa bahwa janda-janda mereka diabaikan dalam pembagian makanan sehari-hari, sementara janda-janda dari kelompok Ibrani mendapatkan perhatian yang lebih. Ini menunjukkan adanya ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan perhatian yang kurang merata.
Ayat 6:2-4: Menanggapi keluhan ini, para rasul memutuskan bahwa mereka perlu membagi tugas dengan cara yang lebih efektif. Mereka memutuskan untuk memilih tujuh orang untuk membantu mendistribusikan bantuan makanan, sementara para rasul dapat fokus pada pelayanan firman Tuhan, sebab mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa mengurus masalah ini sekaligus dengan tugas utama mereka dalam pemberitaan firman Tuhan.
Ayat 5-6: Para rasul menetapkan kriteria yang jelas untuk pemilihan tujuh orang yang memiliki Reputasi baik, (memiliki karakter yang baik dan dapat dipercaya secara luas) penuh Roh Kudus (memiliki spiritualilitas yang baik, hidup berdasarkan Firman Tuhan dan buah Rohnya nyata dalam hidup sehari-hari), dan Bijaksana (bukan saja punya pengetahuan luas tetapi mampu menerapkannya dalam situasi yang tepat sehingga membawa berkat kepada banyak orang).
Tujuh orang itu, yakni: Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus. Ke tujuh orang ini kemudian melaksanakan tugas sebagai Syamas atau yang kita kenal saat ini sebagai Diaken. Para Penatua kemudian meletakkan tangan di atas mereka sebagai simbol pemberdayaan dan pengutusan. Ini menunjukkan pentingnya karakter dan kualitas spiritual pemimpin gereja.
Ayat 7: Setelah solusi diterapkan, hasilnya adalah pertumbuhan yang signifikan dalam Jemaat dan Firman Allah semakin tersebar dan jumlah murid bertambah banyak.
Pokok renungan
1.Masalah ketidakadilan bisa saja muncul dalam persekutuan kita, baik di rayon, maupun dalam persekutuan yang lebih luas. Mungkin ada yang merasa terpinggirkan atau tidak mendapat perlakuan yang sama. Untuk memahami kenyataan ini, maka kita mesti memiliki kepekaan untuk mendengarkan keluhan dan memperhatikan siapa yang mungkin merasa terabaikan.
2. Jika ada masalah dalam pelayanan, maka perlu ditangani segera, agar tidak menimbulkan masalah ikutan. Kita perlu segera mengambil langkah penyelesaian dengan membagi tugas sesuai TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi). Tugas pokok merujuk pada tanggung jawab utama atau aktivitas inti yang harus dilakukan dan peran atau kontribusi spesifik yang harus dilakukan oleh masing-masing oknum/pihak untuk mendukung pencapaian tujuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.