Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Rabu 4 September 2024, "Hidup Sebagai Anak di Dalam Dunia Ciptaan Bapa"
Mengapa Paulus begitu kuat menekankan iman sebagai dasar pembenaran dan menjamin status seseorang menjadi anak Abraham?
Tidak tergoda dengan roh keserakahan, ketamakan, hidup berfoya-foya, tidak puas dengan apa yang ada, tidak mau makan apa yang ada, tapi mau makan apa yang tidak ada. Saat ini kita ada dalam pasar modern. Pasar modern membuat kita tidak puas dengan apa kita miliki, membuat kita selalu merasa kekurangan dalam hidup. Bagaimana sikap kita sebagai orang-orang yang dewasa dalam iman menyikapi kondisi yang demikian?
Sikap orang yang dewasa dalam iman memiliki prinsip. Bukan seperti anak kecil yang belum memiliki prinsip.
Anda dan saya telah percaya kepada Kristus dan hidup sebagai anak-anak Allah di dunia ciptaan Bapa kita. Hiduplah sebagai orang-orang yang dewasa dalam iman.
Kedua, syukur kepada Allah karena kita dijadikan atau diangkat sebagai anak – anak Allah. Oleh karena itu, kita diajar untuk hidup dalam syukur kepada Allah. Sebagai seorang anak, bagaimana sikap kita terhadap orang tua yang mengorbankan segala sesuatu untuk hidup anak-anak? Tidak ada orang tua yang menuntut anak-anaknya membalas setiap pengorbanannya.
Namun sebagai anak, harus sadar dan tahu berterima kasih kepada orang tua, melalui kerja nyata, tindakan dan sikap kita. Itulah kebanggaan orang tua. Demikian juga kita sebagai anak dan Tuhan Allah sebagai orang tua. Kita juga percaya, bahwa Allah Bapa memelihara kita. Tidak ada orang tua yang melihat anak-anaknya menderita. Kita hidup dunia adalah milik Bapa kita. Karena itu kerjakanlah sesuatu dengan syukur.
Ketiga, hiduplah sebagai anak-anak yang merdeka, bukan berarti bebas melakukan apa saja. Jangan “memanfaatkan” kebaikan hati Bapa untuk terus melanggar aturan. Allah itu kasih namun ada keadilan.
Hiduplah sebagai orang merdeka, namun ada hak dan kewajibanmu, hak untuk berkreativitas namun tetap menghargai hak orang lain. Kewajiban sebagai anak-anak Allah adalah menaati aturan universal yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam bacaan ini, hukum Taurat bukan memerdekakan tetapi membebani bahkan menghukum dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anak-anak Allah.
Hidup sebagai anak-anak Allah di dunia ciptaan Bapa kita, maka melakukan hak dan kewajiban sebagai orang yang telah dimerdekakan bukan sebagai hamba. Oleh karena itu, kewajiban bukan sebagai sebuah beban melainkan tugas kita sebagai seorang anak yang hidup di dunia ciptaan Bapa kita.
Keempat, Allah sudah memerdekakan dari perbudakan karena itu jangan atas nama Tuhan kita memperbudak jemaat, atas nama pembangunan orang kecil menjadi budak, atas nasib mereka kita peralat, dst.. Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di Google NEWS
Renungan Harian Kristen Jumat 29 Agustus 2025, Doa yang Jujur Bagi Bangsa |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Kamis 28 Agustus 2025, Pendoa Bagi Indonesia |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Rabu 27 Agustus 2025, Doakan Pertobatan Bangsa |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Selasa 26 Agustus 2025, Garam dan Terang Bagi Bangsa |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Senin 25 Agustus 2025, Negeri Yang Diberkati Allah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.