Berita Kabupaten Manggarai

Sepada Motor Lintas di Jembatan Kayu Darurat, Warga di Manggarai Bayar Rp5.000

retribusi itu adalah anak-anak kecil. Sebelum melewat mereka menutup jembatan itu dengan palang kayu, jika sudah membayar baru bisa melintas. 

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Sepeda motor sedang melintas di atas jembatan kayu darurat di sungai Kuse. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG - Warga yang menggunakan sepeda motor melintasi ruas jalan pantai Selatan Iteng-Wae Care, di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai harus menyeberangi jembatan kayu darurat dengan membayar Rp 5.000.

Jembatan kayu darurat itu dibangun di sungai Kuse, Desa Laci, Kecamatan Satarmese atau dengan jarak sekitar 5 kilometer arah timur Iteng. Jembatan darurat itu dibangun warga setempat untuk melintas kendaraan khususnya sepeda motor. 

Pantauan POS-KUPANG.COM, Senin 26 Agustus 2023, terlihat jembatan darurat itu dibangun menggunakan batangan kayu dengan lebar sekitar 1 meter saja. Tiang dari jembatan itu juga terlihat terbuat dari kayu-kayu kecil dengan tinggi dari 1 meter hingga sampai 2 meter. 

Sementara di badan jalan aslinya sudah rusak berat. Kendaraan yang bisa melintas di sungai kering itu hanya bisa dengan mobil yang derek. Sementara kendaraan mobil biasa apalagi sepeda motor tak bisa melintas. 

Baca juga: DPRD Setujui Empat Ranperda dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat

Setiap pengendara hendak memanfaatkan  jembatan itu wajib membayar Rp 5.000. Wartawan Pos Kupang.com/Tribunflores.com juga ikut membayar biaya melintasi jembatan itu. 

'Petugas' penjaga retribusi itu adalah anak-anak kecil. Sebelum melewat mereka menutup jembatan itu dengan palang kayu, jika sudah membayar baru bisa melintas. 

Jimmi Barus salah satu pengguna jalan itu, meminta kepada TRIBUNFLORES.COM, mengatakan ia sering melintas di ruas jalan itu dan setiap kali melintas ia wajib membayar Rp 5.000. 

"Saya ini biasanya dalam satu minggu itu 2 kali pergi pulang Iteng Borong, jadi saya habiskan 20 ribu rupiah setiap minggu," Ujarnya. 

Jimmi mengaku dia terpaksa memanfaatkan jembatan kayu itu karena badan jalan di sungai Kuse itu rusak berat tidak bisa dilintasi sepeda motor. 

Anto Kanos, pengguna jalan lainnya juga mengaku hal yang sama. Ia mengatakan, jalan itu sangat strategis menjadi akses bagi warga di beberapa Desa seperti Desa Laci, Koak dan beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Satar Mese

Bukan hanya itu, kata dia, jalan itu juga menghubungkan lintas selatan wilayah Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. 

"Jadi kalau orang mau ke Borong, Manggarai Timur lebih singkat ikut jalur jalan ini,"ujarnya.

Anto juga mengatakan, kondisi sungai tanpa jembatan itu sangat sulit dilintasi apalagi saat musim hujan terjadi banjir atau saat gelombang air laut pasang naik. Karena itu sebagai warga juga pengguna jalan berharap agar pemerintah bisa perbaiki ruas jalan ini. 

Sementara itu pantauan POS-KUPANG.COM, terlihat panjang jalan lintas selatan wilayah Kabupaten Manggarai itu menuju Manggarai Timur sekitar 25 kilometer. Badan jalan  rata-rata beraspal dan dalam kondisi baik meskipun ada sejumlah titik terlihat pecah-pecah dan sudah terkelupas aspal. 

Ruas jalan itu juga melewati sejumlah sungai terlihat ada sekitar 6 sungai besar, belum termasuk sungai-sungai kecil yang kering. Terlihat ada tiga sungai yang sudah di bangun jembatan. Sedangkan tiga sungai lain belum di bangun jembatan termasuk sungai Kuse. (rob) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved