Breaking News

Pilkada Jakarta 2024

Ternyata Ini Alasan PDIP Tak Umumkan Nama Pramono– Rano Karno di Pilkada Jakarta

Hingga saat ini belum diketahui mengapa PDIP tak mengumumkan dan tak mendeklarasikan nama Pramono Anung – Rano Karno untuk diusung di Pilkada Jakarta.

Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
BEBERKAN ALASAN - PDIP ternyata punya alasan mengapa tak umumkan nama Pramono Agung – Rano Karno untuk Pilgub DKI Jakarta. Begini kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. 

Ray mengatakan duet tersebut merupakan pilihan yang mestinya dihindari, bukan dipadukan.

“Menempatkan Pramono di Jakarta, sama dengan menempatkan orang yang sama sekali tidak dikenal oleh warga Jakarta. Warga Jakarta bukanlah pemilih manut. Tanpa ada hubungan yang mengikat mereka secara rasional, pun emosional, akan sulit diterima warga,” ungkap Ray kepada Wartakotalive.com, Selasa 27 Agustus 2024.

Ray menyebut bahwa Rano, tentu saja punya ikatan khusus dengan warga Jakarta. Khususnya etnis Betawi.

“Beliau (Rano) juga pernah menjadi wakil gubernur Banten yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Jakarta. Dengan sendirinya, selama menjadi wakil gubernur, aktivitasnya cukup diketahui oleh warga Jakarta,” ucapnya.

Ray menyebut uniknya yang dekat dengan warga Jakarta malah ditempatkan sebagai cawagub bukan cagub.

“Entah strategi apa yang tengah dilakukan para elit PDIP. Sebab, secara elektabilitas, keduanya sudah jauh ditinggalkan oleh Ridwan Kamil atau Suswono. Ridwan Kamil-Suswono, kemungkinan sudah mendekati angka 20 persen. Pramono- Rano bahkan baru akan memulai,” ungkap dia.

Ray pun heran karena PDIP mengusung paslon yang tak memiliki elektabilitas tinggi.

Baca juga: Sebelum Daftar ke KPU Jakarta, Pramono Anung Sempat Tolak Permintaan Bu Mega

Baca juga: Belum Terungkap Pertimbangan Bu Mega Usung Pramono Anung di Pilkada Jakarta

“Mengapa PDIP seperti linglung? Entah. Tetiba terlihat kehilangan taji dan tanduk untuk menyeruduk. Tak biasa. Di Banten, mereka mampu dengan manis, akhirnya, menarik Golkar bergabung. Itu, karena langkah yang diambil rasional. Mendukung cagub yang elektabilitasnya tinggi,” jelas dia.

Sedangkan Di Jakarta, kata Ray, pusat persaingan KIM Plus dengan oposisi, malah memajukan pasangan yang berpotensi akan mengalami kekalahan telak.

Mestinya, di tempat di mana simbol persaingan itu sangat kuat, PDIP harus mendorong calon yang seimbang bagi pasangan KIM Plus. 

“Dan Pramono sendiri, kader senior PDIP. Entah apa lagi yang hendak dicari. Berkali-kali jadi anggota DPR, lalu dua periode jadi menteri, kini mengincar jabatan gubernur Jakarta. Seperti tak ada selesainya. Saat yang sama, seolah PDIP kekurangan kader. Defisit kader. Sehingga memajukan orang yang itu-itu saja. Ke mana Ahok, ke mana Ibu Risma?,” ungkapnya.

“Entah, PDIP di Jakarta, nampaknya lebih memilih jalan mengalah dari pada melawan,” ungkapnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved