Breaking News

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, Menderita: Siapa Takut? I PETRUS 4:12-19

Yesus juga mengatakan bahwa ada dua pintu, yakni pintu yang lebar dan pintu yang sempit. Ikut Tuhan harus melewati pintu yang sempit. 

Editor: Oby Lewanmeru
DOK PRIBADI
Pdt. Frans Nahak, M. Th.  

Petrus menyebut kalimat sukacita sebanyak empat kali dengan memakai kata yang hampir bersamaan. “Bersukacitalah … bergembira dan bersukacita ... Berbahagialah …”  Kata ini sangat penting mengingat kondisi jemaat yang sedang dalam penganiayaan.

Kata “bersukacitalah” dalam bahasa Yunani suatu perintah atau dorongan  yang harus dilakukan supaya orang percaya tetap bersukacita sekalipun mereka    mengalami penderitaan dan siksaan dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan

Kedua, (ay. 14-16), bertitik tolak dari bersukacitalah, Petrus mengatakan bahwa sebuah kebahagiaan jika kamu dinista karena nama Kristus bukan karena melakukan kejahatan. Bukan sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat atau pengacau.

Ketika mereka bersukacita dalam penderitaan hal itu menandakan bahwa Roh Allah ada di tengah-tengah persekutuan jemaat.

Oleh karena itu janganlah malu, melainkan memuliakan Allah dalam nama Yesus Kristus.
Ketiga, (ay. 17-19), Petrus berbicara tentang penghakiman. Menurut Petrus, penghakiman itu dimulai dari persekutuan orang-orang percaya.

Orang percaya saja dihakimi apalagi mereka yang tidak percaya? Penghakiman berhubungan dengan keselamatan yang akan diperoleh orang percaya.

Petrus mengutip Amsal 11:31 yang berbunyi, “kalau orang benar menerima balas di atas bumi, terlebih lagi orang fasik dan orang berdosa”.
Amsal tidak berbicara tentang penghakiman di akhir zaman, tetapi hukuman Allah bagi semua orang.

Petrus menghubungkan ayat itu dengan penderitaan yang dialami oleh orang percaya kepada Kristus, bahwa orang yang tidak percaya menyebabkan penderitaan kepada orang-orang percaya, mereka akan menerima hukuman yang paling berat.

Petrus menggunakan istilah “orang benar” bukan orang percaya. Namun yang menjadi catatan kita bahwa kita dibenarkan karena percaya kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu, Petrus mengingatkan bahwa orang yang menderita karena kehendak Allah menyerahkan hidupnya kepada Allah dengan selalu berbuat baik.       

POKOK-POKOK RENUNGAN

Pertama, mengikut Tuhan pasti mengalami penderitaan. Oleh karena itu, jangan berpikir bahwa menjadi pengikut Kristus supaya jangan ada penderitaan, sehat-sehat selalu, tidak berkekurangan, tidak mengalami kerugian dalam usaha, binatang buas tidak masuk merusak tanaman di kebun, tidak gagal panen, tidak gagal ikut tes PNS, P3K, dst. Jika berpikir demikian, maka jangan ikut Tuhan sebab kata Yesus barang siapa yang ikut Yesus pikul salibnya dan menyangkal diri.

Yesus juga mengatakan bahwa ada dua pintu, yakni pintu yang lebar dan pintu yang sempit. Ikut Tuhan harus melewati pintu yang sempit. 

Ikut Tuhan pasti mengalami penderitaan dan juga kegagalan, namun ada “tetapinya” sebab penderitaan yang akan kita alami tidak seperti yang Yesus alami. Penderitaan yang berat telah Yesus pikul.  

Penderitaan yang kita alami hanya untuk menguji iman kita dan kesetiaan kita kepada-Nya. Tuhan akan memampukan kita untuk memikul penderitaan kita, bahu kita ada bahu-Nya, lutut kita adalah lutut-Nya untuk melangkah bersama kita dalam penderitaan.

Tangisan kita adalah tangisan-Nya. Itulah alasan mengapa Petrus mengatakan bahwa bersukacitalah dalam penderitaan yang akan kita alami. Kesedihan karena kegagalan bukan akhir dari segala sesuatu sebab ada maksud Tuhan untuk kita terus berefleksi dan belajar dalam  mengikuti Yesus. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved