Tokoh NTT
Profil Pasifisius Wangge, Penyelamat Lingkungan di Sikka NTT yang Meraih Kalpataru 2024
Rupanya kerja keras berjibaku dengan alam, melawan panas dan hujan yang terus mendera berbuah manis dimana mendapat perhatian dari pemerintah
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM- Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika di momen penting HUT ke-79 RI pemilik nama lengkap, Pasifisius Wangge alias Yuven mendapatkan penghargaan Kalpataru 2024 dari pemerintah pada Sabtu 17 Agustus 2024.
Bagi Yuven-- sapaan akrabnya, pria kelahiran Ende 10 Oktober 1969 ini, dalam kamus hidupnya adalah bekerja untuk menyelamatkan Lingkungan Hidup.
Terus merawat bumi ini agar tetap awet untuk keberlangsungan hidup para generasi hari ini dan yang akan datang.
Rupanya kerja keras berjibaku dengan alam, melawan panas dan hujan yang terus mendera berbuah manis dimana mendapat perhatian dari pemerintah.
Seperti perkataan 'hasil tak akan pernah mengkhianati usaha' cepat atau lambat membuahkan hasil gemilang dan titik kulminasinya termeteraikan di momen HUT ke 79 RI, 17 Agustus 2024.
Kerja keras selama bergabung dengan Caritas Keuskupan Maumere 2013-2020 dalam hal penyelamatan lingkungan hidup terpatri melalui Kalpataru yang diterimanya dari tangan Penjabat Bupati Sikka.
Berlatar belakang Pendidikan DIII Pertanian, sejak tahun 1998 bergabung dengan sebuah Organisasi Non Pemerintah (LSM) dibawah program pertanian berkelanjutan di Kecamatan Paga yang sudah mekar dengan Kecamatan Tanawawo dan Mego.
Baca juga: Profil Pembawa Baki Bendera Merah Putih di Ende, Fitriah : Sempat Gugup Turuni Anak Tangga
Dimana salah satu fokus kegiatannya adalah konservasi tanah dan air yang didalamnya juga termasuk penghijauan mata air.
Hal ini terus berlanjut Ketika bergabung dengan Caritas Keuskupan Maumere dan sekarang di Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) Keuskupan Maumere.
Menurut alumni SMA Katolik Sint Gabriel Maumere angkatan 1989 ini, ketika melakukan kampanye dan edukasi untuk menjaga dan melindungi mata air selalu dengan slogan : “ Jangan Tinggalkan Anak Cucu Dengan Air Mata Tetapi Tinggalkan Mereka Dengan Mata Air”.
Pekerjaan ini memang berat tetapi memberikan kepuasan Ketika bertemu dengan orang-orang desa dan mereka menceriterakan bahwa mata airnya sekarang dapat dinikmati sepanjang tahun.
" Ini salah satu testimoni dari warga Dusun Wolo One Desa Gera Kecamatan Mego. Intervensi yang dilakukan jaringan pipanisasi dan penghijauan mata air serta pembuatan lubang resapan air hujan di sisi-sisi lokasi mata air bagian atas," kenang Yuven yang juga Wakil ketua Askab PSSI Sikka tahun 2021-2025 ini.
Tentang Kalpataru yang diterimanya, Ketua Stasi St Maria Perumnas Paroki Katedral St Yoseph Maumere 2021-2024 ini memastikan kalau pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) memiliki kriteria tersendiri.
"Mungkin dari inisiatif yang dilakukan oleh program dan inisiatif pribadi yang cukup getol dalam kampanye penyelamatan lingkungan dan dukungan dari Gereja dalam kampanye ensiklik bapa Paus Fransiskus tentang Laudato Si," kata Ayah dari Yuven Wangge dan Walburga Bunga ini.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, Adnan Mahing Pelatih Sepak Bola NTT yang Targetkan Emas di PON Aceh-Sumut
Untuk diketahui, Laudato Si adalah nama ensiklik yang dikeluarkan Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015. Laudato Si adalah bahasa Latin yang berarti "Terpujilah Tuhan".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.