Berita NTT
Dewantari Menangis Usai Bawa Baki Bendera di HUT RI ke 79 Tingkat Provinsi NTT
Paskibraka saja sudah syukur bagi Tari. Apalagi ditambah menjadi pembawa baki. Pengalaman yang tak akan dilupakannya.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dewantari Iwamony Kupang menangis usai membawa baki bendera Merah Putih saat pelaksanaan hari ulang tahun (HUT) ke 79 Republik Indonesia (RI) tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu 17 Agustus 2024.
Siswi SMA Kristen Lentera Kupang itu tidak henti menangis. Acara dimulai sekitar pukul 08.00 WITA. 26 pasukan pengibar bendera pusaka (Paskribaka) mengambil posisi di sisi timur alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Kota Kupang.
Lokasi itu menjadi pusat pelaksanaan apel kenegaraan itu. Dewantari Cs melaksanakan tugas dengan baik. Mereka lalu mengakhiri barisan di sisi barat rumah jabatan. Di tempat ini, Dewantari menangis sejadi-jadinya. Dia tidak kuasa menahan haru.
Beberapa pelatih dan rekannya menghampiri dan memberi dukungan ke dia. Tidak saja Dewantari, beberapa Paskribaka lainnya juga terlihat menangis. Ia beberapa kali menyeka air matanya.
Baca juga: Ini Identitas Korban Pembacokan oleh Seorang Pria Asal Kabupaten Timor Tengah Utara NTT
"Tadi sudah bagus penampilannya. Sudah bagus," ucap pelatih.
Keharuan dari Dewantari dan teman-temannya itu lantaran bahagia. Amanah yang diberikan ke mereka berhasil dilalui dengan sempurna. Meski, dengan persiapan yang terbilang singkat. Apalagi, penampilan mereka ditonton ribuan pasang mata, yang hadir langsung maupun yang ikut secara virtual.
"Awalnya saya berharap lolos hanya di tingkat kota saja. Tidak pernah terpikir bisa lolos sampai tahap ini, karena banyak persaingan dan persaingan juga sangat ketat ditingkat kota," tutur Tari, sapaannya.
Lolos menjadi anggota Paskibraka saja sudah syukur bagi Tari. Apalagi ditambah menjadi pembawa baki. Pengalaman yang tak akan dilupakannya.
"Lolos sampai tahap ini saya bersyukur sekali, walaupun di tingkat provinsi masih dilakukan tes juga. Saya bersyukur karena bisa lewati tes itu dengan baik," kata dia.
Pelatih Paskribaka, Bripka Riza Sufriany Malelak mengatakan, tangisan dari para pengibar bendera tingkat provinsi itu merupakan rasa haru. Dia bersyukur karena penuntunan Tuhan akhirnya proses itu berjalan lancar.
"Tangisan itu rasa haru dari kami karena sebenarnya, kalau kami berharap secara manusia, kami tidak mampu. Tapi karena Tuhan," kata Riza.
Riza bilang, para pengibar bendera kali ini lebih muda dilatih. Waktu yang diberikan hanya dua pekan. Anak-anak sudah memiliki kemampuan. Sehingga, 14 hari selama latihan para pelatih hanya melakukan penekanan dan perbaikan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang perlu melakukan pembinaan secara detail. Anak-anak yang sekarang, kata dia, sudah sangat bagus sejak dari tahap seleksi. Selain Riza, ada empat pelatih lainnya yang ikut dalam proses tersebut.
"Mereka tahun ini kami nilai lebih baik, mereka persiapkan diri lebih baik," kata Riza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.