Berita NTT

BTNK Libatkan Pakar Kaji Rencana Penutupan Taman Nasional Komodo

Kajian ilmiah tersebut, lanjut Hendrikus, sedang dalam tahap persiapan pelaksanaan, dan ditargetkan selesai di Desember 2024.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
BTNK lakukan sosialisasi soal rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo, Senin 19 Agustus 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan didahului dengan kajian ilmiah melibatkan pakar ekowisata.

"Kita melibatkan pakar dari IPB Bogor, pakar ekowisata," jelas Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga, usai sosialisasi rencana penutupan Taman Nasional Komodo kepada para pelaku wisata di Labuan Bajo, Senin 19 Agustus 2024.

Kajian ilmiah tersebut, lanjut Hendrikus, sedang dalam tahap persiapan pelaksanaan, dan ditargetkan selesai di Desember 2024.

Kendati demikian, BTNK lebih dahulu menjelaskan ke publik bahwa penutupan yang dimaksud adalah penutupan berkala, bukan untuk jangka waktu yang lama. Karena ada misinformasi yang diterima masyarakat soal rencana penutupan kawasan konservasi tersebut.

"Harusnya kajian duluan sebagai dasar ilmiah tetapi karena respon publik sangat luar biasa sehingga percepatan dilakukan termasuk sosialisasi untuk menjelaskan bahwa rencana penutupan yang dimaksud BTNK bukan penutupan yang jangka panjang setahun, tetapi regular pada hari-hari tertentu," tegas Hendrikus.

"Proses ini masih panjang cuman karena respon publik begitu semangat, makanya kita dari awal diskusikan dengan masyarakat. Daripada diam-diam ditutup, tiba-tiba lebih ramai lagi," tambahnya.

Sementara itu Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi (PJLKK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr Nandang Prihadi menegaskan,  rencana penutupan berkala Taman Nasional diatur Peraturan Pemerintah No 28 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian dan Taman Burung.

"Jadi pengelola dapat menutup kawasan untuk pemeliharaan ekosistem, memberikan ruang untuk istirahat. Lebih ke arah memberikan waktu kawasan untuk rehat," jelasnya.

Adapun dalam pertemuan tersebut sebagian besar pelaku pariwasata setuju dengan rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo. 

Sekretaris ASITA Manggarai Barat Getrudis memberi catatan kepada BTNK agar ke depan memberitahu secara rinci hari-hari apa saja dilakukan penutupan sehingga jadwal kunjungan turis bisa disesuaikan.

Baca juga: BTNK Rencanakan Tutup Kawasan TNK secara Reguler, Ketua ASITA NTT: Perlu Didiskusikan Bersama

"Karena sudah menjual paket wisata sampai dengan tahun 2026. Ketika ada wacana ini belum ada kepastian tetapi kami diberikan waktu, kerja kami di tour operator khususnya kapal pesiar kami sudah buat kontrak sampai April 2026, mungkin ini perlu dipikirkan oleh BTNK, sehingga kami tidak stak, kami butuh kebijakan," ungkapnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved