Berita NTT
Mentari Menangis Usai Jadi Paskribaka di HUT RI ke 79 Tingkat Provinsi NTT
Jadi ada tumbuh rasa motivasi saya pengen jadi Paskribaka. Ini pertama kali sehingga kaget
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tangis Mentari Wue Janggandewa (15) pecah usai menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskribaka) di hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 79 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu 17 Agustus 2024.
Setelah mengibarkan bendera merah putih, pasukan pengibar bendera (Paskribaka) berbaris menuju ke bagian timur alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT. Saat berhenti, Mentari tak kuasa menahan tangisnya.
Remaja asal Sumba Timur ini sesekali menyeka air matanya. Beberapa pelatih menghampiri. Memberi dukungan ke dia mengenai penampilan dia dan Paskribaka lainnya.
"Tadi sudah bagus penampilannya," ucap pelatih, terus meminta Mentari tidak lagi bersedih.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry ASDP Kupang NTT pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024 KMP Lakaan Kupang-Hansisi
Tidak hanya Mentari, Paskribaka juga terlihat haru selepas mengibarkan sang Merah Putih. Perempuan yang lahir 16 Mei 2009 lalu itu bahagia menyelesaikan tugasnya dengan baik. Meski gugup dia bertahan dan bisa melalui itu dengan sempurna.
Mentari adalah siswi SMAN 1 Waingapu di Sumba Timur. Sejak seleksi pada awal 2024 tingkat sekolah, dia lolos. Begitu juga ketika seleksi bersama ratusan siswa lainnya di tingkat Kabupaten Sumba Timur. Mentari terpilih bersama seorang temannya menjadi Paskribaka tingkat provinsi.
Dia cerita, keinginan kuat untuk ikut di Paskribaka karena keseringan menonton upacara Paskribaka lewat saluran televisi. Hampir setiap peringatan 17 Agustus, dia bersama keluarga menyaksikan Paskribaka tingkat nasional membawa bendera.
"Jadi ada tumbuh rasa motivasi saya pengen jadi Paskribaka. Ini pertama kali sehingga kaget, yang akhirnya terbiasa hingga menyelesaikan. Saya menangis, karena tahapannya berat sekali," kata Mentari.
Anak pertama dari tiga bersaudara itu tidak menyangka akan terpilih. Hal itu melatari dirinya haru ketika menuntaskan tugasnya Sabtu pagi. Aksi Mentari Cs disaksikan seluruh tamu undangan dan pimpinan Forkopimda di NTT.
"Saya bangga dan sangat senang. Penyertaan Tuhan kami dapat menyelesaikan tugas hari ini," ucap Mentari.
Dia harap, ada para calon pengibar bendera lainnya setelah dirinya. Begitu juga dengan dua orang adiknya. Mentari sendiri ingin menjadi seorang polisi wanita. Dari kesempatan ini, dia ingin terus belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi seorang abdi negara.
Pelatih Paskribaka, Bripka Riza Sufriany Malelak mengatakan, tangisan dari para pengibar bendera tingkat provinsi itu merupakan rasa haru. Dia bersyukur karena penuntunan Tuhan akhirnya proses itu berjalan lancar.
"Tangisan itu rasa haru dari kami karena sebenarnya, kalau kami berharap secara manusia, kami tidak mampu. Tapi karena Tuhan," kata Riza.
Riza bilang, para pengibar bendera kali ini lebih muda dilatih. Waktu yang diberikan hanya dua pekan. Anak-anak sudah memiliki kemampuan. Sehingga, 14 hari selama latihan para pelatih hanya melakukan penekanan dan perbaikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.