Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 11 Agustus 2024, Jadilah Roti Hidup bagi Orang lain

mengampuni kita dalam Kristus, maka kitapun mestinya hidup dalam kasih dan saling mengampuni satu sama lain.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 11 Agustus 2024, Jadilah Roti Hidup bagi Orang lain 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 11 Agustus 2024, Jadilah Roti Hidup bagi Orang lain

Suara Pagi dari Saumlaki- Tanimbar Ambon Maluku

Hari Minggu Biasa XIX

Lectio:
1Raja19:4-8; Mazmur 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Efesus 4:30-5:2
Injil: Yohanis 6:41-51.

Meditatio:
Kitab 1Raja-Raja 19:4-8 menampilkan sosok Elia, nabi pilihan Allah dalam tugas perutusannya. Dikisahkan bahwa betapa beratnya tugas perutusan yang dipercayakan Allah kepadanya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 Agustus 2024,“Harus Menyangkal Dirinya”

Medan misi yang sulit dan sering ia kelaparan di jalan. Setiap saat dia berhadapan dengan banyak manusia
dengan sikap, karakter dan kebutuhan beranekaragam. Banyak masalah menumpuk, tidak ada waktu luang untuk mengurus diri sendiri. Elia pada akhirnya tiba pada satu titik yang paling kritis dalam hidupnya yakni putus harapan.

Elia merasa sudah waktunya dia mengembalikan tugas misi itu kepada Allah karena tidak sanggup lagi. Elia berkata pada Tuhan, “cukup sudah!, sekarang, Tuhan, ambil nyawaku sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku”. Dalam situasi yang tidak kondusif itu, Allah mengutus seorang Malaikat menemui dia, membawa roti dan air kepadanya.

Elia makan dan minum, tenaganya pulih kembali dan melanjutkan perjalanan misinya empat puluh hari empat puluh malam hingga mencapai gunung Allah yakni gunung Horeb. Elia hidup karena kasih. Elia dikenyangkan oleh kebaikan Tuhan. Elia hidup karena Allah memberi dia seorang teman hidup yakni malaikat Tuhan. Dialah teman bicara di jalan misi, jalan perutusan Tuhan.

Rasul Paulus menasehati jemaat di Efesus agar hidup dalam kasih pesaudaraan, sebagaimana Allah mengasihi kita dalam Kristus. Jika Allah demikian mengasihi dan mengampuni kita dalam Kristus, maka kitapun mestinya hidup dalam kasih dan saling mengampuni satu sama lain.

Janganlah kasih persaudaraan dihancurkan oleh segala kepahitan hidup, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dan saling menjauhi satu sama lain. Hendaknya semua hidup dalam keramahan agar kejahatan menjauh dari kebersamaan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyatakan bahwa Akulah roti hidup yang turun dari surga. Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti surgawi dalam arti simbolis, yaitu Dia yang memberikan makanan spiritual yang akan membawa mereka yang percaya kepada-Nya untuk masuk ke dalam persatuan dengan Allah, Bapa Surgawi yang tidak kelihatan. Makanan spiritual ini sejatinya adalah Yesus dalam teladan dan ajaranNya.

Orang yang setia pada tugas perutusannya, tidak pernah akan kekurangan. Dalam cinta dan kebaikan Allah, segala kebutuhan manusia dicukupkanNya. Jadi, yang menguatkan Elia bukanlah makanan dan minuman jasmani, melainkan kasih Allah sehingga Elia bertahan hidup dan kuat dalam perjalanan mencapai gunung Tuhan. Saat ini banyak orang butuh makanan, uang, rumah, pakaian - tetapi lebih membutuhkan kasih untuk bertahan hidup.

 Banyak orang lapar akan kebaikan, perhatian, kepedulian, belaskasihan, butuh teman untuk shering dan
berbagi hidup sebagaimana malaikat Tuhan menemani Elia untuk berbicara dan berbagi hidup. Perlu seseorang untuk mendengarkan ungkapan hati kita, itu sudah cukup, membuat kita bisa bertahan hidup.

Kita semua adalah „roti-roti hidup‟ bagi sesama. Kita telah memberi hidup kita untuk membuat orang lain bertahan hidup. Seorang ibu rumah tangga yang menyediakan makanan dan minuman bagi suami dan anakanaknya, dia memberi hidupnya sendiri kepada mereka sehingga mereka tetap hidup.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved