Berita Timor Tengah Utara
Kadis Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara Sebut Penyebaran ASF Perlahan Bisa Diatasi
Dinas Peternakan menyebarkan baliho, banner di berbagai tempat yang menjadi locus penyebaran ASF sejak Bulan Juni 2024 lalu.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara, Trimeldus Tonbesi menyebut, pihaknya sukses mengatasi persoalan African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di Kabupaten TTU.
Hal ini diketahui dari kurva serangan ASF terhadap ternak babi milik masyarakat terpantau menurun pada Bulan Juli 2024.
Dikatakan Trimeldus, keberhasilan ini tercapai pasca Dinas Peternakan membangun kolaborasi dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysws (PRISMA) dan sejumlah lembaga untuk mengatasi persoalan African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.
"Kolaborasi antara Dinas Peternakan TTU, AIHSP dan PRISMA untuk mengatasi Demam Babi Afrika /African Swine Fever (ASF) sangat berdampak dan berhasil," ujarnya Minggu, 4 Agustus 2024.
Baca juga: Sekda Timor Tengah Utara Minta ASN Jaga Netralitas Jelang Pilkada Serentak Tahun 2024
Ia menuturkan bahwa, puncak serangan ASF di Kabupaten TTU terjadi pada Bulan Mei sampai Bulan Juni 2024. Kolaborasi tersebut sukses mengatasi serangan ASF. Berkat kolaborasi tersebut, merek berhasil mengendalikan virus yang menyerang ternak babi milik masyarakat.
Dikatakan Trimeldus, Dinas Peternakan TTU beserta AIHSP, PRISMA dan pihak lainnya membangun komunikasi intens serta memberikan edukasi tentang upaya mencegah penyebaran ASF melalui biosekuriti.
"Dengan cara menjaga biosecurity kandang dan ternak mereka masing-masing,"ucapnya.
AIHSP dan PRISMA, kata Trimeldus, menyiapkan materi edukasi kepada para peternak kemudian disebarkan kepada mereka. Edukasi tentang upaya memperhatikan soal biosecurity kandang dan ini sangat membantu Pemda TTU.
Sedangkan, lanjutnya, secara khusus PRISMA, mereka lebih fokus membantu Dinas Peternakan menyebarkan baliho, banner di berbagai tempat yang menjadi locus penyebaran ASF sejak Bulan Juni 2024 lalu.
Kesadaran peternak babi tentang biosekuriti ini sangat membantu mencegah penyebaran ASF yang semakin tidak terkendali. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.