Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Minggu 4 Agustus 2024, "Mengakui Tuhan Dalam Kata dan Tindakan"

Dunia semakin canggih dan pengetahuan semakin tinggi, namun nilai keteladanan semakin menurun. Kita mengalami degradasi moral,

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pdt. Frans Nahak, S.Th 

Kemudian ayat 27, Tuhan mengutus seorang nabi-Nya datang kepada imam Eli untuk menyampaikan Firman-Nya. Dalam teks tidak dituliskan nama nabi itu. Barangkali dia adalah salah seorang anggota dari rombongan nabi yang berkeliling secara aktif sesuai pimpinan Tuhan untuk menyampaikan Firman Tuhan. Respons Tuhan pertama-tama ditujukan kepada imam Eli, karena dia adalah pemimpin, ayah dan sekaligus imam di tengah umat Tuhan. Tuhan menuntut pertanggung-jawaban.

Sebelum Tuhan mengungkapkan teguran-teguran tegas kepada imam Eli, terlebih dahulu Tuhan menjelaskan ulang apa status dan tugas serta hak-hak yang dimiliki Eli.

Ayat 27-28.

1. Tuhan mengingatkan kembali penetapan keimaman Harun sudah dimulai pada  waktu bangsa Israel masih berada di Mesir. Tuhan-lah yang telah memilih imam Harun, nenek moyang imam Eli, secara turun-menurun bagi untuk melayani Tuhan.

2. Tugas imam adalah mempersembahkan korban dan memakai baju efod di hadapan Tuhan, artinya sebagai wakil Tuhan untuk menyatakan keputusan-keputusan-Nya, pengampunan Tuhan kepada orang berdosa yang datang membawa kurban bakaran, dan juga untuk menyampaikan Firman-Nya.

3. Tuhan telah menyerahkan semua korban bakaran umat Israel untuk dilaksanakan Harun sebagai imam sebagaimana tertulis dalam kitab Taurat.

Setelah itu, Tuhan memberi teguran tegas kepada imam Eli dalam bentuk pertanyaan (ay. 29). Penekanan kalimatnya dalam bentuk kalimat retoris, yaitu pertanyaan yang tidak perlu jawaban, sebab si penanya dan yang ditanya sudah tahu jawabannya. Pertanyaan itu, terkandung persoalan yang sedang terjadi, yang mendapat perhatian Tuhan.

Pertama, mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan?

Kedua, mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku?

Ketiga, mengapa  engkau menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?

Arti dari pertanyaan adalah: Tuhan menilai bahwa imam Eli tidak menghargai kurban persembahan yang dibawa oleh umat Israel. Ia lebih menghormati anak-anaknya dari pada menghormati Tuhan. Dia tidak berani tegas kepada anak-anak. Oleh karena itu, Tuhan menyatakan kekudusan dan keadilan-Nya atas perilaku anak-anak imam Eli, sebagaimana dijelaskan di pasal ay. 30-36.

Pertama,  Tuhan membatalkan janji-Nya. Kedua, umur dari keturunan imam Eli tidak sampai menjadi kakek, artinya pendek saja. Ketiga, Tuhan menghukum anak-akannya, Hofni dan Pinehas akan mati. Hal ini digenapi pada saat terjadi peperangan Israel melawan bangsa Filistin (pasal 4:11). Keempat, Tuhan akan menghadirkan imam yang dapat dipercayai sehingga ia selalu hidup di hadapan Tuhan. Yang Tuhan maksudkan adalah Samuel. Kelima, Jika ada keturunan imam Eli yang masih tinggal, kelak akan meminta-minta supaya bisa mendapat sekerat roti untuk dimakan (ay. 36).

POKOK-POKOK RENUNGAN

Pertama, sikap beribadah kepada Tuhan harus nyata dalam sikap hidup bersama orang lain. Menghormati Tuhan dengan menjaga kekudusan peribadahan dan dinyatakan dalam menjaga kekudusan hidup. Sikap manusia tidak terpuji di hadapan sesama, maka sikap tersebut tidak terpuji di hadapan Tuhan. Persoalan yang terjadi di republik ini karena sikap hormat dan takut akan Tuhan dalam beribadah kepada Tuhan tidak dinyatakan dalam sikap hidup sehari-hari. Contoh-contoh yang disebutkan di awal renungan, dilakukan oleh orang-orang yang beragama, yang beribadah kepada Tuhan. Anak-anak imam Eli tidak menghormati Tuhan hal itu dinyatakan lewat sikap mereka kepada setiap orang Israel yang datang beribadah. Mereka melakukan hal-hal yang terpuji.  

Kedua, gunakan jabatan yang Tuhan beri untuk melayani bukan untuk menindas orang, mengenyangkan perut sendiri, perut keluarga, perut tim sukses dan memuaskan keinginan. Anak-anak imam Eli memanfaat jabatan tersebut imam ayah mereka. Tidak sedikit orang di sekitar kita menggunakan jabatan untuk menindas orang, memuaskan hasratnya dan mencari makan. Dulu sebelum menjabat, menyapa dan menjawab dengan lembut tetapi setelah memperoleh kedudukan sifatnya berubah; betapa kasarnya saat bicara.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved