Politani Kupang Budikdamber di Mekaar Lais Manekat, Tak Ada Ember, Bokor pun Jadi
Sabtu (3/8) siang, belasan perempuan telah memenuhi memenuhi teras rumah Ketua RT 18 RW 6, Kelurahan Fatululi, Kecaatan Oebobo, Kota Kupang.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Sabtu (3/8) siang, belasan perempuan telah memenuhi memenuhi teras rumah Ketua RT 18 RW 6, Kelurahan Fatululi, Kecaatan Oebobo, Kota Kupang, Sabtu (3/8) siang. Mereka adalah Kelompok Mekaar Lais Manekat (MLM).
KELOMPOK Mekaar Lais Maneket ini adalah kelompok usaha yang seluruh anggotanya perempuan. Mereka terdiri dari ibu rumah tangga yang dalam keseharian melakukan usaha kecil-kecilan seperti membuat nasi kuning dan kue yang dijual di depan rumah atau di pasar Oebobo, ada juga sebagai pengupas bawang merah, serta guru.
Hari itu, Ketua Kelompok MLM, Kristin Lalus bersama anggotanya, Margarita Poen, Erni Belandina Pah, Viktoria Mesak, Margaretha Goa Pah dan Karolina Mau serta ibu lainnya, tidak berjualan.

Wajah mereka terlihat bahagia. Sebab, hari itu mereka mendapatkan pelatihan lanjutan sekaligus mendapat bantuan peralatan dan pakan ikan untuk melakukan usaha alias budidaya ikan dalam ember (budikdamber).
Kegiatan itu diselengarakan para dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Budidaya Perikanan (TBP), Jurusan Perikanan dan Kelautan dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang. Tema kegiatan yakni aplikasi teknologi budikdamber, dengan konsep Yumina.
Acara dimulai dengan sapaan dari kampus dan pemerintah setempat. Ketua Prodi TBP, Klaudia Nia Seran, S.Pi, M,Si menjelaskan, program budikamper menjawab kebutuhan masyarakat Kota Kupang saat ini yang karena perkembangan kota sehingga warga tidak lagi memiliki lahan luas di rumah.

“Dengan budikdamber, bapa mama yang punya pekarangan sempit bisa memelihara ikan, sekaligus sayur. Hasil akhir bukan saja panen ikan tapi juga panen sayur kangkung. Tetap semangat,” pinta Klaudia.
Ketua RT 19 RW 06, Kelurahan Fatululi, Doddy Kolo berharap ibu-ibu terus mengembangkan Budikdamber yang meski sederhana namun punya nilai ekonomis dan gizi bagi keluarga.
“Terus aktif dan mulai berdayakan dari apa yang ada. Semoga Prodi TBP tetap Berjaya dalam menjalankan program pengabdian ke masyarakat di seluruh NTT,” harap Doddy.
Ketua Kelompok Mekaar, Kristin mengklaim program Budikdamber bisa memberikan wawasan baru bagi 34 anggota kelompok. “Terima kasih karena telah memiliki kelompok kami,” kata Kristin.
Anggota kelompok diminta lebih bertanggungjawab menjalankan budikdamber. “Kita sudah diberi kepercayaan, maka mari bekerjasama dan bertanggungjawab menjalankan budikdamber,” harap Kristin.
Selama beberapa jam, Errick Jhon Travolta Hermanus, S.Md,pi, memaparkan teknik budikdamber. Budikdamber menggunakan ember seukuran 80 liter yang bisa untuk 35 ekor ikan lele.
Di bagian bibir atas ember bisa disematkan 10 cup yang sudah memiliki besi pengait. Cup itu dimasukkan arang untuk budidaya sayur kangkung.

“Cup didilubangi beberapa bagian bawah untuk sirkulasi air sekaligus agar akar kangkung menjuntai ke air menjadi tambahan pakan ikan,” kata Errcik.
Air dalam ember mesti diganti setiap minggu sekali dan jika ikan sudah mulai besar, pergantian air dilakukan 4 hari sekali. Untuk jaga kualitas air, mesti diberikan pro biotik. Pakan ikan diberikan secukupnya, pagi, siang dan malam. Khusus malam hari, ikan banyak bergerak sehingga pakan lebih banyak diberikan.
Politani Negeri Kupang Gelar Kompetisi Inovasi Teknologi II Bidang Pertanian Regional NTT |
![]() |
---|
Politani Kupang Gelar Pengembangan Agroeduwisata Berbasis Olahan Pangan Lokal di Desa Mata Air |
![]() |
---|
Sosok Asnat Pindu Jawa, Sarjana Peternakan Politani Kupang yang Memilih Jalur Berbeda |
![]() |
---|
Politani Kupang Tawarkan Kesempatan Kuliah di China bagi Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Politani Kupang Buka Jalur Mandiri Hingga 15 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.