Berita NTT

Program INCIDENT di NTT Berakhir, CRS Ajak Pemerintah Peduli Dampak Bencana dan Perubahan Iklim

Country Manager CRS Indonesia, Yenni Suryani menyampaikan bahwa program CRS tidak hanya menyasar agar program terlaksana dengan lancar

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Country Manager CRS Indonesia, Yenni Suryani berpose bersama lembaga lokal dan pemerintah kabupaten dan Pemerintah Provinsi NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Setelah dua tahun berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga mitra kerja lokal, untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat di Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Belu, Catholic Relief Services (CRS) melalui program INCIDENT (Increasing Resiliency through Disaster Risk Reduction and Climate Change Adaptation) yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan CRS mengakhiri program tersebut.

Berakhirnya program tersebut ditandai dengan kegiatan lokakarya bertajuk "Bersama Membangun Masyarakat yang Berdaya".

Country Manager CRS Indonesia, Yenni Suryani menyampaikan, program CRS tidak hanya menyasar agar program terlaksana dengan lancar, namun juga agar berhasil memiliki dampak yang berkelanjutan.

Menurut Yeni program INCIDENT berhasil merumuskan 15 kajian risiko dan Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di 15 desa dampingannya.

“Program INCIDENT berkontribusi secara untuk memperkuat dokumen kebijakan dan rencana PRB di Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Belu, telah melatih setidaknya 8.658 petani untuk mempraktikkan pertanian cerdas iklim di desa dampingannya. Kami bekerja sama dengan lembaga mitra lokal membentuk 47 kelompok simpan pinjam internal masyarakat (SILC), yang mendorong setidaknya 870 peserta program untuk lebih siap menghadapi guncangan ekonomi di saat darurat, dengan total aset lebih dari 1 milyar rupiah, selama dua tahun pelaksanaan program INCIDENT ini,” ujarnya Kamis, 1 Agustus 2024 di Aula Palacio, Hotel Aston Kupang.

Dijelaskan Yeni, pelaksanaan program di CRS tidak dimaksudkan untuk berhenti pada pelatihan dan praktik semata, tetapi terpatri dalam kesadaran masyarakat sehingga menjadi kebiasaan yang rutin. 

“Melalui program ini kami menguatkan kerjasama dan memupuk keterlibatan bermakna pemangku kepentingan yang lebih luas. Sehingga dapat menjadi pijakan kuat dalam upaya penguatan ketangguhan masyarakat, terhadap risiko bencana di NTT di masa depan. Selain itu, lokakarya ini juga dimaksudkan untuk membagikan pembelajaran, praktik baik dan keberhasilan Program INCIDENT dan program-program CRS lainnya yang dilaksanakan di wilayah NTT,” ungkapnya.

Perwakilan USAID/BHA, Yusak Oppusunggu yang juga menjabat sebagai Program Specialist menyampaikan hasil yang telah dicapai di 3 kabupaten tersebut dapat ditiru oleh kabupaten lainnya di NTT.

“Hasil yang telah dicapai bersama dalam membangun ketahanan di tiga kabupaten ini dapat ditiru, dan menjadi contoh baik di daerah lain untuk membangun ketangguhan di NTT,” kata Yusak.

Perencana Madya Biro Perencenaan, Kementerian Sosial RI, DR. Yanti Damayanti, mengungkapkan CRS berkontribusi terhadap upaya peningkatan ketangguhan bencana pemerintah di NTT.

Baca juga: Program INCIDENT Catholic Relief Services Perkuat Ketahanan Warga Lembata Terhadap Perubahan Iklim

“Program ini sangat membantu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kolaborasi dari berbagai pihak akan memperkuat pondasi, dari setiap upaya pengurangan risiko bencana yang kita lakukan. Harapannya semoga inisiatif dan kolaborasi ini terus berlanjut sehingga masyarakat menjadi lebih siap ketika menghadapi bencana," ucapnya.

Mewakili Penjabat Gubernur NTT, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Dra. Flori Rita Wuisan, M.M., memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas terlaksananya program yang digagas CRS.

"Pemerintah Provinsi serta masyarakat NTT berterima kasih untuk inisiatif, yang selama ini dilakukan dan mendukung penuh program INCIDENT. Program ini sangat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat dalam menghadapi bencana di wilayah kami. Harapannya program ini dapat menjadi contoh bagi kabupaten lain di NTT, dalam upaya pengurangan risiko bencana. Semoga kerja sama baik dari semua pemangku kepentingan ini tetap terjaga dan semakin baik kedepannya," ungkapnya.

Lokakarya melibatkan 150 orang pemangku kepentingan kunci, di sektor pengelolaan bencana yang terdiri dari perwakilan pemerintah, donor, mitra kerja dan peserta program INCIDENT, serta melibatkan program CRS lainnya yang masih berlangsung di wilayah NTT.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved