Berita Sikka
Jaringan PDAM tak Berfungsi, Warga Wairbura Sikka Jalan Kaki 200 Meter Ambil Air di Tebing Bukit
Warga Dusun Wairbura Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT terpaksa harus jalan kaki sepanjang 200 meter untuk mengambil air
POS-KUPANG.COM – Warga Dusun Wairbura Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT terpaksa harus jalan kaki sepanjang 200 meter untuk mengambil air di tebing bukit.
Penyebabnya, jaringan air PDAM yang dibangun pemerintah setempat tak berfungsi sehingga air tidak mengalir ke pemukiman mereka.
Warga Dusun Wairbura berharap Pemerintah Kabupaten Sikka membantu memperbaiki jaringan pipa PDAM yang rusak di dusun tersebut.
Diketahui, memasuki musim kemarau, krisis air bersih terjadi di Dusun Wairbura, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.
Guna mendapatkan air bersih untuk kebutuhan setiap hari, warga rela menempuh perjalanan sekitar 200 meter melawati jalan setapak untuk menuju ke sumber mata air Wairbura.
Setibanya di lokasi mata air Wairbura, warga langsung menuju lubang kecil yang berada di dinding bukit tempat keluarnya air bersih yang bisa dibawah pulang ke rumah untuk dikonsumsi.
Sebelum mengambil air, warga harus membersihkan dedaunan yang berada di sumber mata air.
Setelah dibersihkan, warga kemudian satu persatu mengantre untuk mengambil air bersih di balik dinding bukit tersebut.
Yustinus, warga Desa Darat Gunung menuturkan, warga setempat sangat kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih. Warga hanya mengandalkan salah sumber mata air di wilayah itu.
Sumber mata air Wairbura menjadi satu-satunya harapan warga untuk mandi, mencuci dan dibawa pulang untuk dikonsumsi.
"Sejak lama kami gunakan air di kali ini, air ini untuk minum dan mandi, kalau untuk minum kami ambil air di lubang ini, kalau mandi ambil air diluar sini," katanya Kamis 1 Agustus 2024.
Kata dia, sumber mata air Wairbura itu bukan hanya digunakan oleh warga setempat namun digunakan juga oleh warga di desa tetangga.
"Orang luar juga datang ambil air disini, muat pake mobil dan motor,"jelasnya.
Dijelaskannya, setiap hari harus berjalan kaki ke wilayah sumber mata air sebanyak lima sampai enam kali untuk mengambil air.
Sekali ambil air, warga hanya mampu membawa 10-15 liter air ke rumah mereka masing-masing.
Air tersebut digunakan untuk dikonsumsi dan menyiram tanaman disekitar pekarangan rumah.
"Setiap hari saya kesini ambil air, kadang lima sampai enam kali kesini,"ujarnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Kapolres Sikka Imbau Warga Jaga Kamtibmas Jelang Malam Tahun Baru 2025 |
![]() |
---|
Longsor Tutup Ruas di Desa Hokor Sikka NTT, Begini Reaksi Warga |
![]() |
---|
Mobil Pikap Terjebak Banjir di Napunseda Sikka |
![]() |
---|
Kado Natal dari Forum Pemuda Maumere Kota Batam untuk Pengungsi Lewotobi |
![]() |
---|
Festival Watukrus 2024, Merawat Identitas Religius dan Mendorong Pariwisata Desa di Sikka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.