Timur Tengah
Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, Tewas dalam Pembunuhan di Teheran Iran
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam pembunuhan di Teheran ketika menghadiri pelantikan Presiden Iran.
Pemilihan Presiden Iran ini juga berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan regional sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, perselisihan dengan negara-negara Barat mengenai program nuklir Iran, dan ketidakpuasan dalam negeri atas kondisi ekonomi yang dilanda sanksi.
Setelah diumumkan sebagai Presiden Iran yang baru pada 6 Juli 2024, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei diketahui memberikan dukungan secara resmi kepada Pezeshkian pada Minggu (28/7/2024).
Dalam sistem pemerintahan Iran, Presiden Iran bukanlah kepala negara. Otoritas tertinggi berada di tangan pemimpin tertinggi yang dipegang Khamenei selama 35 tahun terakhir.
Khamenei memegang otoritas tertinggi dalam semua urusan negara, termasuk kebijakan luar negeri dan nuklir. Untuk itu, ia nantinya juga harus menyetujui pilihan Pezeshkian untuk sejumlah jabatan pada kabinet utama, seperti menteri luar negeri, minyak, dan intelijen. Pezeshkian diperkirakan akan mengumumkan pemerintahannya dalam waktu dua minggu.
Pada upacara pengambilan sumpah Pezeshkian, Selasa kemarin, sejumlah pejabat senior dari beberapa negara tampak hadir. Di antaranya adalah perwakilan Armenia, Tajikistan, Mesir, Sudan, Irak, Turki, Arab Saudi, Azerbaijan, Kuba, dan Brasil. Utusan Uni Eropa Enrique Mora juga hadir.
Sekutu Iran di kawasan juga hadir. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Kepala Jihad Islam Ziyad al-Nakhalah tampak hadir. Kemudian, Gerakan Hezbulloh Lebanon diwakili Wakil Sekretaris Jenderal Hezbulloh Naim Qassem. Sementara kelompok Houthi Yaman mengirim Juru Bicara Mohammed Abdulsalam.
Adapun upacara pelantikan itu berlangsung di tengah kekhawatiran akan perang antara Israel dan Hezbulloh Lebanon menyusul serangan roket pada Sabtu (27/7/2024) di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel. Israel menuduh Hezbollah bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 12 anak itu, tetapi Hezbulloh yang didukung Iran itu membantah terlibat.
Peringatan Iran pada Israel
Pada Senin (29/7/2024), Pezeshkian memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon. Ia mengatakan, tindakan menyerang balik akan memiliki konsekuensi yang berat.
Dalam pidato pelantikannya, Pezeshkian mengecam kejahatan Israel di Jalur Gaza. ”Mereka yang memasok senjata yang membunuh anak-anak di Gaza tidak dapat mengajarkan kemanusiaan dan toleransi kepada orang lain,” kata Pezeshkian.
Kendati ia datang dari kelompok reformis, Pezeshkian tidak bisa lepas dari kebijakan luar negeri Iran. Sejak revolusi Islam 1979, Iran menjadikan dukungan bagi perjuangan Palestina sebagai inti dari kebijakan luar negerinya.
Sejak terpilih sebagai Presiden Iran yang baru, Pezeshkian sudah menegaskan kembali dukungannya kepada kelompok poros perlawanan atau ”axis of resistance”, yaitu kelompok-kelompok yang berpihak kepada Teheran, seperti Hezbollah di Lebanon dan Houthi di Yaman yang mendukung Hamas melawan Israel.
Baca juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas Akibat Helikopter Jatuh
Pada sehari sebelum pelantikan, Pezeshkian kembali menyatakan dukungannya kepada Palestina. ”Mendukung perjuangan bangsa Palestina yang tertindas akan terus berlanjut dengan kekuatan, dan tidak ada faktor yang dapat mengganggu keinginan kita dalam hal ini,” kata Pezeshkian.
Ini sejalan dengan arahan Ayatollah Ali Khamenei kepada Pezeshkian saat memberikan dukungannya kepada sang presiden baru. Khamenei menginstruksikan Pezeshkian untuk memprioritaskan negara tetangga, negara-negara Afrika dan Asia, serta negara-negara yang telah ”mendukung dan membantu” Iran dalam kebijakan hubungan luar negeri Teheran.
Selain itu, dalam pidatonya, Pezeshkian juga menegaskan lagi kesediaannya untuk mengakhiri isolasi Iran. Pezeshkian sesuai dengan janji kampanyenya, menghadapi tugas besar untuk membebaskan Iran dari sanksi AS yang melumpuhkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.