Bencana Alam

Singapura Berisiko Terkena Tsunami Akibat Letusan Gunung Berapi Bawah Laut

Sebuah studi menemukan bahwa Singapura berisiko terkena tsunami jika gunung berapi bawah laut di wilayah tersebut meletus, tergantung besar kejadian.

Editor: Agustinus Sape
MOTHERSHIP.SG
Studi ini mengidentifikasi dua gunung berapi bawah laut di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) India – di Laut Andaman antara pulau Sumatra dan Myanmar di Indonesia – yang dapat menyebabkan tsunami yang mempengaruhi Thailand, Malaysia, Myanmar, Indonesia (Sumatra), India dan Singapura melalui Selat Malaka. 

POS-KUPANG.COM, SINGAPURA - Sebuah studi yang dilakukan oleh National Technological University of Singapore (NTU) menemukan bahwa Singapura berisiko terkena tsunami jika gunung berapi bawah laut di wilayah tersebut meletus, tergantung pada besarnya peristiwa tersebut.

Studi ini mengidentifikasi dua gunung berapi bawah laut di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) India – di Laut Andaman antara pulau Sumatra dan Myanmar di Indonesia – yang dapat menyebabkan tsunami yang mempengaruhi Thailand, Malaysia, Myanmar, Indonesia (Sumatra), India dan Singapura melalui Selat Malaka.

Studi ini juga mencatat bahwa karena kedua gunung berapi bawah laut ini berada dalam busur vulkanik bawah laut Indonesia, mungkin terdapat gunung berapi bawah laut lainnya di wilayah tersebut yang belum dipetakan, dan terdapat potensi peningkatan tingkat bahaya.

Studi tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah National Hazards and Earth System Sciences pada April 2024.

Salah satu gunung berapi bawah laut yang teridentifikasi memiliki bukti keruntuhan di masa lalu

Salah satu dari dua gunung berapi tersebut, yang disebut Pulau Tandus, juga telah menunjukkan bukti “keruntuhan sektor” di masa lalu – yaitu ketika sebagian gunung berapi runtuh akibat gempa bumi atau kenaikan magma.

Peristiwa seperti ini dapat mengakibatkan ledakan lateral secara langsung, seperti yang terjadi pada Gunung St. Helens di AS pada tahun 1980.

Runtuhnya sektor juga dapat mengakibatkan tsunami, seperti yang terjadi pada letusan Anak Krakatau pada tahun 2018.

Pada saat itu, volume keruntuhan, diperkirakan sekitar 0,15 km⊃3;, menghasilkan tsunami lokal yang mencapai ketinggian maksimum 14 m, mengakibatkan lebih dari 430 korban jiwa dan kerugian jutaan dolar, menurut penelitian tersebut.

Singapura juga menghadapi risiko gunung berapi lain di Laut Cina Selatan

Selain itu, Singapura juga menghadapi risiko tsunami dari gunung berapi bawah laut lainnya di Laut Cina Selatan.

Berbicara kepada The Straits Times, salah satu penulis makalah dan peneliti di Earth Observatory of Singapore (EOS) NTU, Andrea Verolino, menyoroti gunung berapi tertentu yang menjadi perhatian di bagian utara Laut Cina Selatan, yang disebut KW-23612.

Gunung berapi bawah laut ini memiliki kaldera dengan lebar sekitar 7 km, hampir dua kali lipat ukuran kawah gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai yang lebarnya 4 km, kata Verolino.

Kaldera ini juga hanya berjarak 200m dari permukaan sehingga tergolong dangkal.

Verolino mengatakan, menurut ST, "Jika gunung berapi tumbuh sebesar itu dan memiliki lubang di tengahnya berarti ada aktivitas ledakan yang hebat."

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved