Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 29 Juli 2024, “Percayakah Engkau”

Maka marilah kita belajar untuk mampu mewujudnyatakan iman itu dalam perbuatan-perbuatan kasih kita bagi sesama.

Editor: Rosalina Woso
Dok. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Senin 29 Juli 2024, “Percayakah Engkau” 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 29 Juli 2024, “Percayakah Engkau”

Hari Senin Biasa Pekan XVII

PW S. Marta, Maria,dan Lazarus

Bacaan I: 1Yoh. 4:7-16

Injil:Yohanes11:19-27                                                                      

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Menaruh percaya pada satu hal apalagi kepada Tuhan bukanlah satu perkara biasa saja, tetapi itu adalah hal paling  mendasar  pada setiap orang  yang  mengakui  Tuhan sebagai  sumber hidup dan kehidupan manusia.

Jika setiap orang yang percaya atau beriman pada Tuhan maka iman itu pun  harus mampu terungkap dalam  hidup hariannya  sebagai  bentuk  kepercayaannya  kepada Tuhan. Karena iman itu harus tergambar dalam praktek hidup nyatanya sebab iman itu harus diungkapkan dalam satu aksi nyata agar iman kita itu bisa bertumbuh menjadi kokoh kuat di dalam Tuhan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024,“Supaya Tidak Ada yang Terbuang”

Hari ini gereja merayakan peringatan wajib Santa Marta, Maria dan Lazarus. Pada mulanya, tanggal 29 Juli dirayakan peringatan santa Marta, namun pada tanggal 2 Februari 2021, Paus Fransiskus telah menyetujui perubahan pesta liturgi St. Marta dengan memasukkan pula nama saudara perempuan dan saudara laki-lakinya, Maria dan Lazarus, ke dalam Penanggalan Liturgi Gereja Katolik.

Paus menetapkan perubahan itu “setelah mempertimbangkan kesaksian yang mereka (Maria dan Lazarus) perlihatkan dalam Injil, ketika menyambut Tuhan Yesus yang datang ke rumah mereka, yaitu mendengarkan Dia dengan penuh perhatian, dan mengimani bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup.”Tampilnya tokoh-tokoh perempuan, Marta dan Maria, merupakan sebuah kebaruan yang diperlihatkan Yesus. Pada masa itu, peran perempuan sama sekali tidak di perhitungkan.

Namun dikisahkan bahwa Marta justru berinisiatif menyambut Yesus.Ketika Yesus berada di rumah mereka, Marta sibuk melayani, dan Maria duduk mendengarkan Yesus. Yang dilakukan Maria sebenarnya kebiasaan pria pada waktu itu: duduk berbicara dengan tamu. Yang dilakukan Marta adalah pekerjaan perempuan: sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menjamu tamu.

Yesus pada dasarnya mau menampilkan kisah ketiga bersaudara ini sebagai satu bentuk pola hidup saling mengasihi dalam satu komunitas hidup jemaat seperti yang disampaikan oleh Yohanes  dalam suratnya yang pertama. Maka bagi Yesus itulah yang akan melandasi  persaudaraan dalam hidup jemaat Tuhan adalah kasih. Karna “barangsiapa yang tinggal di dalam kasih ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.”Dan iman yang kuat inilah yang dinyatakan langsung oleh Marta ketika Yesus datang melayati Lazarus yang meninggal: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya.” 

Ungkapan Marta ini adalah satu ungkapan iman yang tegas dan sangat meyakinkan dan itu dipetegas lagi dalam dialog mereka. Kata Yesus: “Saudaramu akan bangkit”. Kata Marta: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup!” Barangsiapa percaya padaKu ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved