Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 21 Juli 2024, "Hati yang Berbelas Kasih"
Bacaan-bacan hari ini menjelaskan bagaimana Allah, seperti seorang gembala yang baik, menebus umat-Nya dan menyediakan kebutuhan mereka.
Saudara-saudari terkasih…
Rasul Paulus di dalam surat kepada jemaat di Efsesu, merayakan penggenapan nubuat Yeremia tentang seorang gembala masa depan yang akan mengumpulkan orang-orang yang tercerai-berai menjadi satu umat Allah. Bagian ini menjelaskan bagaimana Kristus telah mendatangkan rekonsiliasi antara musuh-musuh lama, orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi.
Paulus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah "dekat" dan orang-orang bukan Yahudi "jauh." Namun dengan menjadi orang-orang Kristiani, orang-orang Yahudi itu, yang telah menikmati kasih karunia Allah selama banyak generasi, kini telah menerima Kristus sebagai Mesias.
Orang-orang bukan Yahudi yang telah bertobat telah lama terasing dari Allah dalam penyembahan mereka terhadap dewa-dewa kafir, tetapi mereka juga kini telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Oleh karena itu, sebagai orang-orang Kristiani, orang-orang Yahudi yang bertobat dan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat tidak lagi menjadi musuh tetapi saudara dan saudari, satu di dalam Kristus.
Terhadap upaya beberapa orang Kristiani Yahudi untuk memaksakan Hukum Musa kepada orang non-Yahudi yang bertobat, Paulus menegaskan bahwa Hukum tidak dapat lagi memisahkan umat Allah yang ke dalam golongan-golongan dan pengkotak-kotakan.
Selanjutnya dalam bacaan Injil hari ini, penginjil menyajikan hati Yesus yang simpatik dan penuh belas kasihan mengundang para rasul ke suatu tempat terpencil untuk beristirahat. Yesus juga membutuhkan istirahat dari kerumunan orang yang terus-menerus mendesak, menuntut perhatian dan penyembuhan.
Oleh karena itu, Ia menuntun para Rasul dengan perahu ke suatu "tempat terpencil" di seberang danau dengan maksud untuk memberi mereka semua waktu istirahat dan berbagi.
Injil Markus hari ini mengajarkan bahwa "misi Gereja hendaknya didasarkan pada Injil cinta kasih yang ingin kita hidupi dan bagikan, dari komitmen kita terhadap pengampunan dan rekonsiliasi; dan bahwa kepemimpinan, yang diilhami oleh kebijaksanaan Allah, berarti tidak mendikte dan memerintah orang lain, tetapi menginspirasi, menyediakan kebutuhan, dan tanpa pamrih merawat mereka yang kita dipanggil dan dipercayakan dalam kepemimpinan kita."
Saudara-saudari yang terkasih…
Ketika mereka tiba di darat, ada banyak orang yang menunggu mereka. Hati Yesus “tergerak oleh rasa kasihan” terhadap orang-orang yang seperti “domba tanpa gembala.”
Di sini, rujukan kepada gembala ditujukan kepada para pemimpin agama karena pada saat itu orang-orang Yahudi merupakan orang-orang yang terjajah, dan kekuasaan politik yang sesungguhnya berada di tangan orang-orang Romawi yang kafir. Deskripsi singkat ini, yakni “domba tanpa gembala,” juga sarat dengan kiasan biblikal.
Seperti orang-orang Israel, orang banyak itu berada di padang gurun di mana mereka tidak hanya akan menerima makanan ajaib, tetapi juga bimbingan dan instruksi, seperti Taurat yang telah diberikan di padang gurun Sinai.
“Domba tanpa gembala” akan binasa karena, pertama, mereka tidak dapat menemukan jalan dan kemungkinan besar akan dimakan oleh serigala atau karnivora lainnya. Kedua, mereka tidak dapat menemukan padang rumput, air, dan makanan untuk diri mereka sendiri, dan ketiga, mereka tidak memiliki pertahanan terhadap bahaya yang mengancam mereka.
Tindakan pertama Yesus terhadap domba-domba tanpa gembala ini adalah mengajar mereka, lalu memberi mereka makan, dan akhirnya melindungi mereka. Perikop ini menegaskan ketersediaan Yesus yang luar biasa dan belas kasihan-Nya bagi mereka yang membutuhkan sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa seorang Kristiani harus siap mengorbankan waktunya dan bahkan waktu istirahatnya dalam pelayanan Injil.
Renungan Harian Katolik Kamis 14 Agustus 2025, "Tuhanku Penuh Pengampunan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 14 Agustus 2025, "Sampai 70x7x" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 14 Agustus 2025, "Mengampuni Sesama Tanpa Batas" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 13 Agustus 2025, "Menasehati Sesama Saudara Dalam Rangkulan Kasih" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 13 Agustus 2025, "Tegurlah Dia di Bawah Empat Mata" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.