Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 20 Juli 2024, “Lalu Menyingkir dari sana”

maka kita harus selalu siap untuk disingkirkan atau bahkan dimusuhi sampai bisa dibunuh hanya karena hal-hal baik yang sudah kita kerjakan.

Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 17 Februari 2023 dengan judul Dengarkanlah Dia. 

Maka dapat disimpulkan bahwa kaum Farisi ini baik secara politik maupun spiritual memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam masyarakat. Makanya ketika tampilnya  Yesus di hadapan umum, mereka suka sekali mengganggu Yesus dengan hal-hal yang punya hubungan dengan hukum maupun politik. Tapi karena Yesus dapat membantah mereka maka jalan satu-satunya adalah dengan bersekongkol  di antara mereka dan dengan pihak-pihak yang sejalan dengan mereka untuk membunuh Yesus dan menyingkirkanNya dari pengaruhnya dalam masyarakat.

Untuk situasi semacam ini, Yesus pun harus menyingkir dari tempat-tempat umum untuk menghindari hal-hal tak perlu terjadi dalam hidup dan karyaNya: “Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka, lalu menyingkir dari sana.

Namun di sisi lain, masih ada banyak orang yang tetap mengikuti Yesus ke mana saja Yesus pergi dan menyembuhkan mereka. Bagi mereka, Yesus adalah penyelamat mereka yang telah menyembuhkan dan menyelamatkan hidup mereka. Itulah hidup. Ada saatnya kita pun sangat disukai oleh orang karena segala hal baik yang telah kita kerjakan, tetapi itu bukan menjadi jaminan bahwa semua orang lainnya juga akan menyukai kita.

Akan selalu saja ada orang atau sekelompok orang yang tidak suka dengan kita. Dan karena itu, mereka akan selalu mencari jalan untuk menyingkirkan kita dengan segala cara karena mereka sudah merasa terganggu dengan kehadiran kita. Pola semacam ini juga sudah tak asing lagi dunia sekitar kita. Maka marilah kita terus belajar untuk selalu peka dengan situasi di sekitar kita agar kita pun tidak terjebak dalam pola-pola seperti kaum Farisi.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita dipanggil menjadi murid yang diberi tanggung jawab sebagai pewarta sabda.

Kedua, maka kita harus selalu siap untuk disingkirkan atau bahkan dimusuhi sampai bisa dibunuh hanya karena hal-hal baik yang sudah kita kerjakan.

Ketiga, dan jika sudah mengalami itu kita pun harus mampu membaca situasi dan bisa mengambil jarak untuk bisa menjadi lebih tenang untuk menghadapi situasi batas semacam itu.Dan kita, tidak bersikap melawan karena Tuhan pasti akan memberikan jalan terbaik untuk kita. Lebih dari itu, kita harus tetap berbuat baik entah baik atau buruk waktunya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved