Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 19 Juli 2024, Kasih Atasi Segala Peraturan

dalah belaskasihan. Kita diminta tunduk menyembah Tuhan daripada menyembah aturan yang dibuat manusia.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 19 Juli 2024, Kasih Atasi Segala Peraturan 

Oleh: Pastor John Lewar

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 19 Juli 2024, Kasih Atasi Segala Peraturan

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XV
Yesaya 38:1-6.21-22.27-28
Mazmur dari Yesaya 38:10.11.12abcd.16
Matius 12:1-8

Medita
Dalam injil dikisahkan tentang para murid yang lapar dan memetik bulir gandum. Mereka petik bulir gandum dan makan walau tahu hari itu hari Sabat. Yesus tidak melarang murid-muridNya, karena tahu bahwa mereka
lapar dan mereka makan.

Para murid yang memetik bulir gandum pada Hari Sabat itu dianggap melanggar Hukum Taurat. Yesus menolak
formalisme orang-orang Farisi yang mengedepankan aturan dan hukum lebih daripada kebutuhan manusia. Bagi Yesus nilai kehidupan jauh lebih utama daripada hukum itu sendiri. Orang Farisi hanya berhenti pada aturan dan hukum dan mengabaikan nilai kehidupan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 17 Juli 2024, Allahlah yang Berkuasa Atas Hidup Kita

Orang Farisi terus mengamati aktivitas Yesus dan para murid-Nya. Kali ini mereka memprotes sikap para murid yang memetik gandum dan memakannya pada hari Sabat. Mereka mempermasalahkan pelanggaran hukum Sabat. Dalam tradisi Yahudi, hari Sabat merupakan hari untuk beristirahat.

Ada 39 larangan pada hari Sabat, antara lain: menabur, membajak, menuai, memetik gandum, mengeritik, menampi, menyalakan lampu, dan lain-lain. Karena itu, melihat para murid “bekerja” memetik gandum, mereka melihat ini sebagai kesempatan emas untuk persalahkan Yesus.

Hal ini sangat kontradiktif, hari Sabat sebagai hari bebas justru menjadi beban karena macam-macam larangan. Yesus mau mengembalikan makna sabat. Bagi Yesus hukum kasih lebih tinggi daripada hukum Taurat. Yesus membawa hukum kasih itu. Dia mengatakan: "Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabat"

Yesus menjawab keberatan orang-orang Farisi itu dengan dasar pengalaman masa lalu. Raja Daud juga melakukan tindakan yang bisa saja dianggap sebagai pelanggaran hukum Sabat, tetapi tidak ada yang mempersalahkannya.

Memenuhi hukum Sabat adalah baik, tetapi akan lebih mulia kalau tindakan itu disertai oleh pemahaman akan makna terdalam dari hukum tersebut. Yesus juga tidak bermaksud mengubah hukum Sabat. Hanya, Ia ingin orang menyadari bahwa suatu peraturan hendaknya dilaksanakan dengan menjunjung tinggi empati dan peri kemanusiaan.

Yesus menekankan bahwa yang dikehendaki Allah adalah belaskasih, bukan persembahan. Kata-kata Yesus itu dimaksudkan untuk membuka mata orang bahwa hari Sabat adalah hari untuk Tuhan, yakni menyembah dan memuji Tuhan dan sekaligus hari untuk bekerja bagi Tuhan.

Maka berbuat kasih atau pun berbuat sesuatu yang baik, tidak melanggar Hari Tuhan sebab semua itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Apalagi kalau yang dikerjakan itu menyangkut keselamatan sesama.

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Apa pesan Tuhan bagi kita pada hari ini? Pertama, hukum itu sarana untuk mengatur agar orang bisa hidup lebih tertib dan baik, bukan membuat orang tertekan. Terkadang orang salah gunakan hukum untuk kepentingan pribadi atau golongan. Kita menerapkan aturan begitu ketat dan kejam bagi semua orang.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved