Liputan Khusus
Lipsus - Suhu Udara di Ruteng Capai 8 Derajat Celcius, Warga Mengeluh
Udara dingin ini tercatat mencapai 8 derajat Celsius di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat.
Hal ini, lanjut dia, juga didukung oleh faktor rendahnya kandungan uap air di atmosfer. Uap air ini salah satu fungsinya adalah menyerap panas. Berkurangnya uap air pada musim kemarau berdampak pada panas dari permukaan bumi yang dilepaskan pada saat malam hari langsung terlepas ke lapisan yang lebih tinggi.
“Karenanya tidak ada panas yang tersimpan dekat permukaan bumi, maka pada pagi hari udara akan terasa lebih dingin,” ujarnya.
Topografi dan posisi geografis juga mempengaruhi suhu di tempat tersebut. Daerah yang berbukit-bukit akan memiliki suhu udara atau kondisi iklim yang berbeda dengan dataran terbuka.
Tempat yang tinggi akan memiliki suhu yang lebih rendah dari tempat yang lebih rendah. Kota Ruteng yang topografi lebih tinggi dari Labuan Bajo mencatat suhu minimum dua hari terakhir mencapai 8 derajat Celsius. Sementara itu suhu minimum di Labuan Bajo masih berkisar 20-21 derajat Celcius.
Fenomena suhu dingin ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga Agustus 2024 nanti. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dengan perubahan suhu ini karena suatu fenomena yang wajar terjadi saat musim kemarau.
"Kenakan pakaian yang nyaman, tetap menjaga kesehatan karena peralihan suhu dari malam hingga pagi hari yang dingin dan kurangi aktivitas di luar ruangan pada malam atau dini hari," tandasnya.
Fenomena Aphelion?
Suhu dingin yang dikaitkan dengan fenomena aphelion, ramai dibicarakan warganet di media sosial. Akun TikTok @salwXXX, misalnya, menyebutkan bahwa aphelion adalah fenomena jauhnya jarak Bumi dari Matahari. Hal ini kemudian diklaim menimbulkan dampak suhu dingin pada Bumi.
"Cuaca panas tapi terasa dingin banget ternyata ini penyebabnya. Mulai pagi jam 05.27 kita akan mengalami fenomena aphelion," tulis akun itu, Senin (15/7).
"Di mana, letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus," tambahnya.
Namun Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida pramuwardhani membantah kabar bahwa suhu dingin di Indonesia belakangan akibat dari fenomena aphelion.
Menurutnya, aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. "Sementara itu, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode Juli 2024 tidak terkait dengan fenomena aphelion," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/7).
Meskipun posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi ketika terjadi fenomena aphelion, hal itu tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan Bumi.
Ida menjelaskan, suhu udara dingin di Indonesia sebenarnya merupakan fenomena alami yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli hingga September.
Sementara itu, jarak pasti aphelion Bumi sedikit berubah dari tahun ke tahun lantaran pengaruh gravitasi planet-planet lain dan gravitasi Bulan. Namun pada aphelion 5 Juli 2024, pusat Bumi berada pada jarak 152.099.969 kilometer atau 94.510.539 mil dari pusat Matahari.
Penyebab suhu dingin di Indonesia kata Ida, saat ini wilayah pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.