Lewotobi Erupsi
Warga Lereng Gunung Lewotobi di Flores Timur Mulai Terserang Diare 10 Pasien Rawat Inap
Erupsi berkepanjangan sejak Desember 2023 hingga awal tahun 2024, kemudian lanjut dari pertengahan Juni sampai Juli 2024 membuat pemukiman tak sehat
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Penyakit diare mulai menyerang warga yang bermukim di sepanjang lereng Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT yang masih erupsi hingga saat ini.
Erupsi berkepanjangan sejak Desember 2023 hingga awal tahun 2024, kemudian lanjut dari pertengahan Juni sampai Juli 2024 membuat pemukiman tak sehat lantaran tercemar abu belerang.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Flores Timur, Ferdinandus Wada, menyebutkan 10 pasien diare dirawat inap di puskesmas pada bulan Juni dan Juli 2024.
"Data pasien diare yang dirawat inap, bulan Juni 7 orang, bulan Juli 3 orang," kata Ferdinandus saat dihubungi, Senin, 15 Juli 2024.
Dalam data berupa dokumentasi itu, 10 pasien rawat inap adalah 4 warga Desa Boru, 2 warga Desa Pululera, 2 warga Desa Hokeng Jaya, 1 warga Desa Hewa, dan 1 warga Desa Nilek Noheng.
Ferdinandus Wada mengaku baru menerima informasi pasien diare dari Puskesmas Boru di Kecamatan Wulanggitang. Sementara dari Kecamatan Ile Bura yang juga terdampak abu, belum ada data.
"Data pasien diare yang dirawat di puskesmas bulan Juni dan Juli 2024. Ile Bura saya belum dapat informasi," katanya.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Ada 7 Desa Diguyur Hujan Abu
Dia belum bisa memastikan penyebab diare yang muncul saat suasana erupsi. Namun tak menutup kemungkinan akibat makanan dan air yang boleh jadi sudah tercemar belerang.
"Saya hanya disampaikan soal data diarenya. Kalau disebabkan oleh apa, itu perlu dilakukan penyelidikan," ujarnya.
POS-KUPANG.COM sempat mendatangi sejumlah warga yang mengalami sakit seperti muntah, menceret, dan batuk-batuk.
Tenaga kesehatan (nakes) setempat terus melakukan kunjungan kesehatan ke rumah warga untuk memastikan kondisi mereka yang akhir-akhir ini rentan sakit.
Selain menyediakan obat dan mengarahkan warga berobat ke Puskesmas Boru, tim nakes juga mengimbau warga selalu menutup drom dan bak penampung air agar aman dari abu vukanik.
Salah seorang warga Desa Hokeng Jaya, Maria Peni Puhun, mengaku anaknya yang baru berusia 1 tahun 7 bulan terserang diare.
Maria menyebutkan bahwa buah hatinya muntah air kosong, perut kembung, hingga menceret.
"Saya punya anak juga sakit yang sama. Diare dan muntah-muntah," tuturnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.