Derap Nusantara

Komitmen Polri Berantas Narkoba

Sejak 21 September 2023 sampai 9 Juli 2024 ini, Satgas P3GN Polri telah menangkap 38.194 tersangka.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA/LAILY RAHMAWATY
Diritipdnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa (kiri), Kasatgas P3GN Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri (tengah) dan Karopenmas DivHumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko (kanan) memperlihatkan barang bukti hasil sitaan Satgas P3GN Polri, Senin 6 Mei 2024. 

Mereka memasukkan barang-barang kimia dari China ke Indonesia, untuk selanjutnya diolah menjadi prekursor narkoba untuk memproduksi ekstasi dan sabu.

Perwakilan Kepolisian Royal Thai Police
Perwakilan Kepolisian Royal Thai Police menghadiri konferensi pers penangkapan buron Thongduan Chaowalit aliasn Pang Nardone alias Sulaiman di Bareskrim, Mabes Polri, Minggu 2 Juni 2024.

Tentu saja bukan cuma milik jaringan Fredy Pratama. Setidaknya ada empat clandestine laboratory lainnya yang diungkap oleh Polri di sejumlah wilayah, yakni Malang, Jawa Timur, Semarang, Jawa Tengah, Bali, dan Sumatera Utara.

Perkembangan terbaru, Polri mengirimkan tim gabungan DivHubinter dan Dittpidnarkoba Bareskrim Polri ke Thailand untuk bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk memburu Fredy Pratama, pria asal Kalimantan Selatan, yang masih bersembunyi di Thailand itu.

Tekad bisa menangkap dan memulangkan Fredy Pratama ke Indonesia ini pun ditegaskan kembali pada saat Polri berhasil membantu Kepolisian Kerajaan Thailand menangkap Thongduan Chaowalit aliasn Pang Nardone alias Sulaiman di Bali pada akhir Mei 2024.

Chaowalit adalah buronan nomor 1 dan paling dicari oleh The Royal Thai Police. Ia terlibat kasus narkoba dan membunuh polisi setempat saat pelariannya dari Thailand ke Indonesia bulan Februari lalu. Kepolisian Thailand pun mengapresiasi keberhasilan Polri dalam menangkap buronan paling berbahaya itu.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Mukti Juharsa dihubungi ANTARA mengatakan pencarian terhadap Fredy Pratama makin intensif. Kepolisian berhati-hati dalam melakukan penegakan hukum karena aturan yang ketat di negara tersebut.

TPPU Bandar dan Kurir Narkoba

Kerja keras Polri memberantas narkoba selain untuk penegakan hukum, juga demi memberikan efek jera kepada pelaku, salah satunya memiskinkan para bandar dan kurir, dengan menggunakan jerat Pasal TPPU.

Jaringan Fredy Pratama juga jadi target untuk dimiskinkan agar tidak lagi bisa mengedarkan narkoba di Indonesia. Polri menyita aset dari jaringan tersebut senilai Rp422,20 miliar terdiri atas tanah dan bangunan, apartemen, uang tunai, dan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Selain itu, Kepolisian Thailand juga membuat upaya yang sama kepada istri Fredy Pratama yang merupakan warga negara Thailand. Harapannya, dengan dimiskinkan, hal ini akan mempersempit ruang geraknya dalam peredaran narkoba.

Walau sudah jadi buronan, Fredy Pratama masih menjalankan bisnis haram ini, terbukti pada April 2024, Polri menggerebek clandestine laboratory milik jaringan tersebut di perumahan kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Polri saat ini bekerja sama dengan Kepolisian Thailand mendata aset-aset Fredy Pratama yang berada di Thailand sekaligus melacak keberadaannya.

Penerapan Pasal TPPU ini jamak dilakukan oleh Polri dari tingkat Bareskrim Polri hingga polda jajaran, agar ada efek jera bagi para pelaku untuk tidak mencari-cari cara mengedarkannya dan mengulangi lagi perbuatannya.

“Jadi, kami akan menangkap mereka, mulai dari kurir lalu naik ke bandar-bandar. Orang-orang yang terlibat di jaringan inilah yang kami jadikan target dijerat Pasal TPPU,” kata Mukti.

Modus Peredaran Narkoba

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved