Pilkada Sikka

Kisah Petugas Pantarlih di Sikka, Jalan Kaki 3 KM Lewati Medan Berat Demi Sukseskan Pilkada 2024

Seperti yang dialami dua orang petugas Pantarlih di Desa Waipaar, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka yakni Masialis Minggus (42) dan Damianus Duli

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
Masialis Minggus (42) dan Damianus Duli (23), petugas Pantarlih jalan kaki 3 kilometer melewati hutan untuk melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) pada Pilkada November 2024 mendatang, Kamis 4 Juli 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Menjadi petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) di daerah terpencil di Sikka mempunyai tantangan tersendiri dibanding daerah perkotaan.

Seperti yang dialami dua orang petugas Pantarlih di Desa Waipaar, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka yakni Masialis Minggus (42) dan Damianus Duli (23). 

Kedua petugas ini harus menghadapi medan naik turun khas daerah pegunungan. Demi mengemban tugas yang diberikan sebagai pantarlih, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer untuk melakukan pencocokan dan penelitian (coklit).

Masialis Minggus (42) pantarlih TPS 01 Desa Waipaar menuturkan, mereka terpaksa berjalan kaki karena akses tersebut tidak bisa dilalui kendaraan, sehingga harus naik turun gunung untuk sampai di lokasi tempat tinggal warga untuk melakukan coklit.

"Kami jalan kaki 3 kilometer, kami harus lewati hutan, kali-kali kecil, kendaraan tidak bisa melintas,"ujarnya Kamis 4 Juli 2024.

Masialis Minggus (42)merupakan petugas Pantarlih TPS 01 Desa Waipaar sedangkan Damianus Duli (23) merupakan petugas pantarlih TPS 02 Desa Waipaar, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Dikatakannya, Terjalnya medan dan harus melewati semak belukar tak menyurutkan semangatnya menjangkau warga di desa terpencil ini. Butuh waktu satu 2 untuk menjangkau warga yang terdaftar di daftar penduduk potensial pemilih pemilihan atau DP4.

Baca juga: Direktur PDAM Sikka Nyatakan Diri Maju di Pilkada Sikka

Pencocokan data pemilih atau coklit wajib dilakukan oleh petugas pantarlih walaupun harus menjangkau warga di desa terpencil dengan mendaki gunung dan masuk ke dalam hutan.

"Harus kami jalani karena ini memang kenyataan yang harus kami terima untuk menyukseskan pilkada November 2024 mendatang," ujarnya.

Ia hanya berharap kepada pemerintah untuk memperbaiki akses jalan dan memasang jaringan listrik di wilayah itu. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved