Pilgub DKI Jakarta

Khoirul Uman: Sohibul Iman Bukan Harga Mati untuk Anies Baswedan

Diduetkannya Sohibul Iman dengan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta, sesungguhnya bukan harga mati dari Partai Keadilan Sejahtera.

Editor: Frans Krowin
KOLASE POS-KUPANG.COM
BUKAN HARGA MATI – Diduetkannya Sohibul Iman ke Anies Baswedan sesungguhnya bukan harga mati untuk Pilgub DKI Jakarta. Jadi, masih ada ruang untuk dinegosiasikan dengan pihak lain. 

POS-KUPANG.COM – Diduetkannya Sohibul Iman dengan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta, sesungguhnya bukan harga mati dari Partai Keadilan Sejahtera. Masih ada ruang untuk membicarakan hal tersebut.

Hal ini disampaikan Pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam terkait disandingan Sohibul Iman dengan Anies Baswedan, yang kini jadi bahan bicara public.

Menurut Ahmad Khoirul Uman, diumumkannya nama Sohibul Iman sebagai cawagub pendamping Anies Baswedan oleh PKS bukanlah harga mati dalam politik menghadapi Pilgub DKI Jakarta.

"Dengan menimbang potensi kemenangan yang lebih besar, bisa saja PKS dipaksa menurunkan standar di posisi cawagub. Ini untuk membuka ruang negosiasi politik dengan kekuatan besar lain di Jakarta," ujar Khoirul dalam keterangannya, Sabtu 29 Juni 2024.

Dikatakannya, dengan chemistry yang kuat dengan Anies sejak Pilkada DKI 2017 lalu, bisa saja jadi pertimbangan PKS untuk menyodorkan nama Sohibul sebagai pendamping Anies di Pilgub DKI Jakarta.

"Relasi Anies dan Shohibul Iman memiliki basis komunikasi inter-personal yang cukup kuat. Keduanya juga sama-sama mantan akademisi. Baik Anies dan Shohibul Iman juga sama-sama mantan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta. Artinya, praktis tidak ada gap komunikasi untuk membangun kesepahaman visi dan misi perjuangan ke depan," kata dia.

Terlebih lagi, dikatakan Umam, jika Anies-Shohibul Iman bisa bersatu dan didukung oleh PDIP yang kini masih gamang dalam menyikapi hubungannya dengan gerbong besar di bawah bayang-bayang Jokowi dan Prabowo, maka hal itu berpotensi membuka kekuatan kerja sama politik dalam skala yang cukup besar. 

"Untuk bisa membawa PDIP masuk, maka tawaran skema kompensasi untuk memberikan posisi Ketua DPRD Jakarta tetap kepada PDIP, perlu dipertimbangkan. Tawaran itu akan menjadi sangat menggiurkan, karena PDIP sendiri telah kehilangan basis cukup signifikan di Jakarta, dan terlempar dari posisi jawara di Pileg Jakarta," kata dia.

Akan tetapi, jika manuver PKS ini tidak direspons cepat oleh Anies, Umam memprediksi ini bakal jadi kartu politik dan akan disambar oleh kekuatan politik lain.

"Termasuk dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang sempat menawarkan posisi Cawagub Jakarta," kata dia.

"PKS yang telah berpuasa 10 tahun dari kekuasaan, bisa saja sangat berkepentingan untuk menjadikan posisi di Pilkada Jakarta ini sebagai ruang negoasiasi politik, terutama dengan kubu KIM, agar PKS bisa ikut masuk ke dalam kekuasaan baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran," ujarnya.

"Sebab, jika PKS memberikan dukungan kepada Anies, hal itu akan menjadi tantangan serius bagi pemerintahan baru nanti, sebab potensi kemenangan Anies akan menjadi panggung kekuatan oposisi yang lebih besar, yang bisa menjadi kompetitor utama di Pilpres 2029 yang akan datang," pungkasnya.

Presiden PKS Akhmad Syaikhu menyerahkan keputusan final kepada Anies Baswedan terkair siapa calon wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: KPK Sita Buku PDIP Gegara Hasto Kristiyanto, Adian Napitupulu: Kita Waspada

Baca juga: Hasto Kristiyanto Dijerat Pasal Perintangan Dalam Kasus Korupsi Harun Masiku

Diketahui, PKS memasangkan Aneis dan kader mereka, yakni Sohibul Iman.

Keputusan itu mendapatkan pertentangan dari PKB yang merupakan partai pertama yang mengumumkan Anies sebagai cagub Jakarta.

"Ya semuanya kembali kepada Pak Anies sendiri ya. Kami sudah berusaha berikhtiar untuk membawa Pak Anies dengan Pak Sohibul Iman, walaupun tadi memang kita berhadapan dengan sebuah realitas bahwa ini belum bisa melangkah karena belum cukup kursinya," kata Syaikhu kepada wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024.

Syaikhu menyebut PKS sedang berusaha mencari teman koalisi, sebab PKS tidak bisa maju sendiri di Pilkada Jakarta.

"Saya juga pak anies dan kita semua akan berikhtiar mencari kursi tambahan, sehingga insya allah perahu ini akan bisa berlayar," tandasnya.

Sebelumnya, Duet pasangan calon Anies Baswedan dan Sohibul Iman (AMAN) yang didorong PKS mendapatkan pertentangan dari PKB. Duet tersebut dianggap tidak akan memperkuat suara Anies di Pilkada Jakarta.

Ketua DPP PKB, Syaiful Huda mengatakan bahwa suara pendukung Anies dinilai memiliki kesamaan dengan PKS. Karenanya, duet tersebut tidak akan menambah elektoral eks Mendikbud RI tersebut.

"Enggak ada masalah. Cuma secara hitungan voters Anies dan PKS itu sama plek ketiplek dengan pemilih PKS," kata Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 26 Juni 2024.

Huda menjelaskan Sohibul Iman juga tidak akan memperluas basis pemenangan Anies di Jakarta. Sebab, ceruk pemilih Anies dan Sohibul Iman masih serupa di provinsi tersebut.

"Poin pentingnya tidak memperluas basis pemilih, tidak memperluas basis pemenangan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Huda mengaku pihaknya tidak bisa berbicara lebih lanjut mengenai figur yang pantas menjadi cawagub Anies. Pasalnya, PKB pun belum pasti mengusung Anies.

"Kami belum pasti mendukung Mas Anies jadi tunggu aja," pungkasnya.

Sejauh ini, DPW PKB Jakarta memang sudah sempat menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta. Namun, mereka belum menentukan siapa sosok calon wakil gubernurnya.

Belakangan, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu akhirnya mengumumkan sosok yang akan didukungnya di Pilkada Jakarta 2024. Nama tersebut tidak lain Gubernur Jakarta petahana, Anies Baswedan dan kadernya Sohibul Iman.

Pengumuman itu disampaikan Syaikhu saat memberikan sambutan acara Sekolah Kepemimpinan Partai (SKP) DPP PKS sebagai pembekalan kepada seluruh Calon Anggota Dewan Terpilih DPR RI dan DPRD Provinsi se-Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juni 2024.

Syaikhu menjelaskan keputusan itu diambil setelah mempertombangkan usulan dari DPW PKS Jakarta. Selain itu, mereka juga mendengarkan dari berbagai masukan para tokoh, ulama, habib, tokoh tokoh lintas agama yang datang ke DPP PKS.

"Maka dewan pimpinan pusat (DPTP) PKS pada rapat di hari Kamis 20 Juni 2024, telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan bapak Mohammad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur. Siap berjuang memenangkannya? Allahuakbar, merdeka," ucap Syaikhu.

Ia pun juga sempat mengungkap singkatan yang pas untuk duet Anies dan Sohibul Iman. Singkatan itu tidak lain adalah AMAN.

Baca juga: Hasto Minta Perlindungan ke LPSK, Jubir KPK: Semua Pihak Berhak Minta Perlindungan

Baca juga: Presiden Jokowi Canangkan Indonesia Swasembada Pangan 2024-2029

"Kami meyakini pasangan Anies-Sohibul Iman, ada yang sudah mereka-reka juga singkatannya. AMAN katanya. Nanti terserah lah apa namanya. Yang memiliki kualifikasi yang mumpuni, serasi dan bisa saling melengkapi untuk memimpin DKI Jakarta," ungkapnya.

Syaikhu juga mengungkap alasan mendukung pasangan AMAN. Ia menjelaskan pasangan ini dianggap saling melengkapi satu sama lainnya untuk bisa memenangkan Pilkada Jakarta 2024.

"Bapak Anies Rasyid Baswedan sukses menjadi gubernur DKI Jakarta 2017-2022 dengan berbagai torehan prestasi di berbagai sektor pembangunan. Berhasil memajukkan kota dan membahagiakan warganya," jelasnya.

"Sementara bapak Sohibul Iman seorang teknokrat juga cendikiawan yang pernah menjadi rektor univesitas paramadina. Berpengalaman di legislatif sebagai wakil Ketua DPR RI 2013-2014. Serta pernah menjadi presiden PKS periode 2015-2020," sambungnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved