Tokoh Daerah NTT

Profil Tokoh NTT, Susanti Ndapataka Sukses Raih Emas PON Cabor Muaythai dan Sarung Tinju Bekas

Nama Susanti Ndapataka langsung terkenal setelah sukses menyumbang medali emas untuk Tim PON Nusa Nusa Tenggara di di Papua

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Susanti Ndapataka 

POS KUPANG.COM -- Nama Susanti Ndapataka langsung terkenal setelah sukses menyumbang medali emas untuk Tim PON Nusa Nusa Tenggara di di Papua.

Namun siapa sangka, gadis asa Sumba itu hanya menggunakan sarung tinju bekas saat latiha. Namun semangatnya yang luar biasa membuatnya sukses saat bertaung

Dan, saat pulang pun Susanti Ndapataka dijemput hanya menggunakan pick up hingga viral.

Susanti dan pelatihnya, Angga Silitonga serta manager, Sugeng Prihatin tiba di Bandara El Tari Kupang, Rabu 6 Oktober 2021 pagi pukul 06.00 Wita.

Susanti Ndapataka lahir dari keluarga sederhana di Kupang NTT. Ibunya sudah meninggal sementara ayahnya bekerja seorang pengembala sapi.

Baca juga: Profil Tokoh NTT, dr. Agustinus Taolin, Bupati yang Utaman Kesehatan Warga

Setelah tamat dari SMA pada 2017 lalu, Susanti tak melanjutkan pendidikannya karena kendala biaya. Dia fokus menekuni olahraga Muaythai.

Berkat kegigihannya dalam berlatih ia berhasil menunjukkan prestasi dengan meraih medali emas PON XX Papua 2021.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta dan Kronologi Atlet NTT Peraih Emas di PON Papua Dijemput Pakai Mobil Pikap di Bandara,

Kesuksesan Susanti tidak seperti kebanyakn atlet yang memiliki fasilitas latihan yang mumpuni .

Putri seorang penggembala ternak tersebut selama ini hanya mengandalkan sarung tinju bekas ketika berlatih.

Susanti juga memanfaatkan sebuah samsak yang digantung di pohon dan ban bekas yang ditancapkan di pohon.

Baca juga: Tokoh NTT, Andreas Paru Mantan Polisi yang Jadi Bupati Hingga Terapkan Konsep Pertanian Terintegrasi

"Alat yang saya pakai ini juga seadanya. Satu sarung tinju bekas ini sebenarnya saya sudah mau buang, tapi pelatih bilang pakai saja," tutur Susanti di rumahnya, Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kupang.

Tak hanya itu, kesederhanaan juga tampak dari rumah yang ditinggali Susanti dan keluarganya.

Rumah itu hanya beratap daun, berdinding pelepah pohon gewang dan berlantai tanah. Di sana, Susanti sang anak bungsu tinggal bersama ayah dan empat saudaranya.

Sedangkan ibundanya telah lama meninggal dunia. Kondisi ekonomi yang serba sulit membuat keluarga Susanti tak bisa membangun rumah yang layak.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved