Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 23 Juni 2024, Resiko Dalam Beriman

kepada para rasul; tugas mereka adalan mengajak semakin banyak orang untuk bersama-sama bertolak ke seberang, yakni ke surga.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater Chris Surinono, O.C.D menyampaikan renungan Harian Katolik Minggu 23 Juni 2024, Resiko Dalam Beriman 

Oleh: Chris Surinono, O.C.D

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 23 Juni 2024, Resiko Dalam Beriman

Injil: Markus 4: 35-40

Selamat berhari Minggu. Berkat dan penyertaan Allah selalu bersamamu. Hari ini kita memasuki Minggu Biasa ke XII. Perikop Injil Markus yang kita bacakan bersama memberi kita pesan bahwa beriman kepada Allah, bahkan perlu ada resiko dan tantangannya.

Injil dimulai dengan ajakan Yesus kepada para murid-Nya untuk berangkat ke seberang; ke sisi lain dari danau. Kita tahu, sebagian besar murid-murid Yesus adalah orang-orang yang berpengalaman dengan kehidupan di laut, terbiasa dengan cuaca dan kesulitan kala berada di laut lepas. Terlepas dari kelihaian dan pengalaman, mereka harus membangunkan Yesus ketika berada dalam bahaya amukan badai. Mereka takut dan cemas kalau-kalau mereka tenggelam.

Yesus sedang berdad di perahu itu, dan dikatakan bahwa perahu-perahu lain pun menyerati Dia. Namun tidak dijelaskan nasib perahu-perahu itu ketika badai taufan yang dasyat itu datang. Hanya dikisahkan soal orang-orang dalam perahu bersama Yesus itu yang ketakutan dan segera mereka membangunkan Yesus. “Guru Engaku tidak perduli kalau kita binasa?”.

Atas desakan mereka, “Yesus pun bangun, menghardik angin itu, dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah! Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali”. Menarik untuk disimak bahwa kata-kata yang diucapkan Yesus untuk menenangkan angin dan danau, sama sebagaimana Ia menghardik seorang yang dikuasai setan, dalam Markus 1: 25: “Diam! Keluarlah daripadanya!.

Teks dalam Injil Markus ini, Yesus ingin mengajarkan kita soal seni mengahadapi tantangan dan ujian beriman, entah sebagai individu atau sebagai komunitas. Sampan adalah simbol Gereja dimana Yesus hadir dan menuntun; para murid-Nya menjadi pemimpin yang terus berupaya melayani Gereja. Sebagaimana juga kita baca Yesus menggunakan perahu Simon untuk mengajar (Lk 5: 3).

Melalui dan dalam Gereja, Allah terus bekerja menyebarkan Kabar Gembira ke seluruh dunia. Yesus juga mempercayakan sampan (Gereja) kepada para rasul; tugas mereka adalan mengajak semakin banyak orang untuk bersama-sama bertolak ke seberang, yakni ke surga.

St. Markus menulis Injilnya bagi orang-orang Katolik, mereka yang beriman kepada Kristus, yang sedang dalam pencobaan dan ujian atas iman. Markus, lewat Injilnya mengajak umat beriman perdana untuk tidak putus asa dan ragu ketika iman dan kehidupan beriman mereka mendapat banyak pencobaan dan ujian. Apa yang dikerjakan Yesus di atas sampan ini juga menjadi pesan kekuatan bagi setiap kita untuk tetap percaya, tetap setiap berdoa dan berpasrah pada penyelenggaraan Allah, apalagi ketika badai beriman sedang melanda hidup kita.Kita lihat beberapa pesan dari perikop ini untuk hidup beriman kita:

Pertama,beriman ditengah tantangan. Kisah ini mengajarkan soal peran iman pada Allah meski dalam suasana yang sulit dan penuh tantangan yang berat. Para murid tetap percaya dan datang kepada Yesus untuk meminta bantuan mengatasi kesulitan. Kehadiran dan kekuatan Allah, jika diminta dalam doa yang tekiìun, akan menjadi sumber ketenangan dan damai.

Kedua, kekuatan dalam percaya. Dalam kisah ini Yesus memperlihatkan bahwa kekuatan ilahi selalu menang atas kekuatan jahat. Ini mengingatkan kita juga bahwa dengan iman dan kekuatan iman, kita, bersama Yesus bisa mengatasi segala macam tantangan dan kesulitan. Iman yang teguh menuntun untuk mengalami mujizat yang dikerjakan Allah dalam hidup kita.

Ketiga. Percaya pada tuntunan ilahi. Ketika Yesus katakan kepada para muirid-Nya untuk bertolak ke seberang, mereka percaya, meski kemudian mengalami badai taufan. Badai kesulitan tidak membuat mereka ragu dan beralih dari iman kepada Yesus. Para murid Yesus memperlihatkan kepada kita soal percaya dan taat pada Allah dan pada arahan-Nya. Bertumbuh dalam iman sering, bahkan membutuhkan tantangan, yakni menghadapi situasi yang sulit dan tidak pasti, bahkan mengecwakan. Pada situasi seperti itu, percaya pada penyelenggaraan Allah justru menjadi pilihan.

Keempat, menemukan sisi positif dalam hal negatif dan damai ditengan badai. Badai, apalagi ditengah laut sungguh menakutkan. Hidup kita penuh badai, dari yang kecil sampai yang besar.  Yesus tetap tenang dan dalam damai. Ia seakan sedang tidur, tak peduli dengan badai hidup kita. Tapi tidak. Ia ada. Ia tetap siaga membantu kita di tengah badai, asalkan kita, menyapa, memaggil-Nya dalam doa.Ia ada dan siap menenangkan badai dan menjauhkan badai dari hidup kita.

Kelima, pelajaran dalam soal kepemimpinan. Yesus sungguh adalah seorang leader. Ia tenang dan siap mengambil resiko ketika ada tantang dan kesulitan. Ia mengajarkan seni memimpin dalam situasi khaos dan krisis. Ia bisa mengontrol dan mengarahkan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved