Opini

Opini: Memperingati 70 Tahun Diundangkannya Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai

Multi-polaritas di dunia semakin berkembang, termasuk meningkatnya kekuatan Tiongkok dan Indonesia secara keseluruhan sebagai negara berkembang.

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Konsul Jenderal RRT di Denpasar, Zhang Zhisheng (kanan). 

Oleh : Zhang Zhisheng
Konsul Jenderal RRT di Denpasar

POS-KUPANG.COM - Pada bulan Juni 1954, Tiongkok dan beberapa negara di Asia bersama-sama mengusulkan lima prinsip yang terdiri dari "saling menghormati keutuhan wilayah dan kedaulatan masing-masing, tidak saling menyerang, tidak campur tangan terhadap urusan internal, kesetaraan dan kerja sama untuk saling menguntungkan, serta hidup berdampingan secara damai."

Tahun ini, menandai peringatan 70 tahun diterbitkannya lima prinsip tersebut. Selama 70 tahun terakhir, “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” telah bertahan dalam menghadapi berbagai ujian perubahan situasi global, telah melampaui sistem sosial dan ideologi dalam mengatur hubungan antar negara serta perbedaan tingkat kemajuan diberbagai negara.

Lima prinsip tersebut terwujud dengan penuh semangat, diterima dan diakui oleh komunitas internasional.

Prinsip-prinsip tersebut telah menjadi norma dasar hubungan internasional modern dan Hukum Internasional yang berperan penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia serta mendorong kerja sama persahabatan antar negara.

Saat ini, perubahan dunia, zaman, sejarah terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Multi-polaritas di dunia semakin berkembang, termasuk meningkatnya kekuatan Tiongkok dan Indonesia secara keseluruhan sebagai negara berkembang.

Namun, semakin bergejolaknya situasi internasional, krisis dan konflik muncul silih berganti, tantangan global sering terjadi, ketidakadilan dan kesenjangan dalam hubungan internasional masih menonjol, dan negara-negara bagian Selatan masih menghadapi ancaman hegemonisme dan ancaman politik kekuasaan.

Perjalanan masih panjang untuk menjaga perdamaian dunia dan mendorong pembangunan bersama.

“Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” adalah landasan kebijakan luar negeri Tiongkok. Dihadapkan pada "dunia seperti apa yang harus dibangun dan bagaimana membangunnya" merupakan tantangan menyangkut nasib dan masa depan seluruh umat manusia.

Presiden Tiongkok Xi Jinping di dalam “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” telah meletakkan pondasi, gagasan penting di masa yang akan datang dalam membangun komunitas senasib sepenanggungan bersama bagi umat manusia.

Dasar dari “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” harus diupayakan dengan kerja keras yang bertujuan untuk membangun perdamaian kekal abadi, keamanan universal, kemakmuran dan kesejahteraan bersama, keterbukaan dan toleransi, kebersihan dan keindahan alam semesta.

Untuk mencapai tata kelola global berdasarkan konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama, pengamalan nilai-nilai dasar sebagai pedoman seluruh umat manusia yang pada umumnya diikuti dengan mendorong pembangunan hubungan internasional modern sebagai pondasi, dan berdasarkan inisiatif “Sabuk dan Jalur” diimlementasikan sebagai wadah pembangunan bersama berkualitas tinggi.

Presiden Xi Jinping mencetuskan tiga inisiatif global utama yaitu: Inisiatif pembangunan global, Inisiatif keamanan global, dan Inisiatif peradaban global, yang memberikan panduan strategis komprehensif untuk mendorong perkembangan komunitas masa depan bersama senasib sepenanggungan umat manusia.

Inisiatif pembangunan global memprioritaskan pembangunan dan konsep yang berpusat pada masyarakat, serta berkomitmen untuk mendorong komunitas internasional untuk bersama-sama menciptakan pola pembangunan yang seimbang,terkoordinasi, kerterbukaan dan inklusif, menciptakan inovasi, bekerja sama saling menguntungkan, dan hidup harmonis berdampingan dengan alam semesta.

Hal ini menyerukan percepatan implementasi agenda PBB 2030 untuk mendukung agenda pembangunan dalam membangun komunitas pembangunan masa depan umat manusia.

Inisiatif keamanan global menganut konsep keamanan bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan, menghormati kedaulatan dan integritas wilayah seluruh negara, menjunjung tinggi peran setral PBB dalam tata kelola keamanan, menanggapi permasalahan keamanan semua negara dengan serius, dan menyelesaikan perbedaan dan perselisihan antar negara secara damai melalui dialog dan konsultasi, menjaga keamanan baik di bidang tradisional maupun non-tradisional;

Menjunjung tinggi musyawarah untuk menghindari konfrontasi, mengutamakan kemitraan daripada koalisi, mengupayakan kerja sama saling menguntungkan dan menentang permainan zero-sum, serta bekerja sama untuk membangun komunitas keamanan manusia.

Inisiatif peradaban global menganjurkan untuk menghormati keragaman peradaban dunia, memajukan nilai-nilai bersama seluruh umat manusia, berinovasi dan menjunjung tinggi warisan peradaban, memperkuat pertukaran dan kerja sama masyarakat dan budaya berbagai negara, mendorong hidup berdampingan, saling menguntungkan, saling terbuka dan inklusif, saling memahami dan belajar keanekaragaman peradaban masing-masing negara, dan bersama dalam membangun komunitas peradaban manusia.

Tiongkok dan Indonesia sama-sama adalah negara berkembang dan perekonimian pasar berkembang (emerging market economy) yang penting, Kedua belah pihak memiliki persahabatan tradisional yang erat, konsep pembangunan yang konsisten dan memiliki kepentingan bersama yang sangat luas.

Secara historis, kedua negara telah bertemu untuk mencapai masa depan yang cerah, bergerak maju bersama-sama, dan dengan tegas mendukung dan menjunjung “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai”.

Di era baru, kedua belah pihak berjalan beriringan dan menjalin pengertian satu sama lain, bekerja sama dengan tulus, dan memimpin dalam membuka babak baru dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama senasib sepenanggungan.

Pada tahun 2022, pada saat pertemuan di Bali, Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo mencapai kesepahaman penting mengenai pembentukan bersama komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia.

Pada tahun 2023, kedua negara sepakat untuk mengeluarkan pernyataan bahwa kedua negara bertekad untuk mengadvokasi “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” yaitu persatuan, persahabatan, dan kerja sama yang berlandaskan semangat Bandung (KAA), serta mendorong pembentukan hubungan internasional modern yang mengedepankan rasa saling menghormati, keadilan, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Pada tahun 2024, Presiden Xi Jinping mengadakan pembicaraan dengan Presiden terpilih Indonesia, Prabowo, dan setuju untuk terus mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia di masa depan dengan pengaruh regional dan global, dan untuk bekerja sama dengan politikus tingkat tinggi, rasa saling percaya dan pembangunan bermutu tinggi yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat dunia, memberikan contoh kepada negara-negara berkembang lainnya, bermaanfaat bagi negara-negara berkembang, pembangunan bersama saling menguntungkan dan pelopor kerja sama Selatan-Selatan.

Belum lama ini, saya mendapat kehormatan menjabat sebagai Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar.

Saya senang melihat bahwa di bawah kepemimpinan strategis komprehensif kedua Kepala Negara, hubungan persahabatan antara berbagai daerah di Tiongkok dan tiga provinsi di wilayah konsuler Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur memiliki ruang lingkup dan landasan politik yang kuat dan luas.

Kedua belah pihak memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan pertukaran personel, kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, kebudayaan, energi dan bidang lainnya terus ditingkatkan, terdapat banyak potensi besar untuk melakukan kerja sama dan investasi, misalnya di bidang pertanian, perikanan, pertambangan, penelitian ilmiah dan bidang lainnya.

Belum lama ini, pertemuan keempat Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi Tiongkok-Indonesia diadakan di Kota Labuan Bajo, Provinsi NTT.

Dengan fokus pada misi utama untuk terus mempromosikan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia, kedua belah pihak bertukar pikiran dan berdiskusi secara mendalam membahas mengenai kerja sama praktis kedua negara di berbagai bidang pada tahap selanjutnya sampai pada kesepakatan bersama.

Provinsi Bali baru saja menyelenggarakan World Water Forum (WWF) ke-10. Ratusan perwakilan pemerintah Tiongkok, delegasi kongres Rakyat Nasional, serta lembaga, perusahaan, pakar dan cendekiawan di bidang sumber daya air berpartisipasi dalam mendukung Indonesia yang telah berhasil dan sukses menjadi tuan rumah dan Tiongkok juga melakukan kontribusi dan memberikan informasi terkait kebijakan dan rencana pemerintah Tiongkok dalam hal pengelolaan sumber daya air.

Konsulat Jenderal mempunyai tugas mulia yaitu sebagai jembatan pertukaran persahabatan dan kerja sama antara Tiongkok dan tiga provinsi di wilayah kekonsuler.

Saya bersedia memimpin seluruh staf diplomat KJRRT di Denpasar untuk menjalin kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat di wilayah kekonsuler, lebih memperdalam dan mengimplementasikan konsensus strategis komperhensif yang dicapai kedua kepala negara, mendorong kerja sama bilateral di berbagai bidang, menjalin hubungan yang lebih erat lebih solid, serta berkontribusi pada pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved