Kunjungan Paus Fransiskus

Paus Yohanes Paulus II Menatap Kagum Penari dan Penabuh Gong Waning di Maumere

Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu saat itu masih di bangku pendidikan calon imam di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
DOK
Paus Yohanes Paulus II. Paus asal Polandia ini mengunjungi Maumere, Flores pada 11 dan 12 Oktober 1989. 

Mereka menari perhatian Sri Paus dari balik kaca mobil. Tatapan penuh kasih dan senyum bahagia menyertai berkat apostolik sang gembala kepada umat di sisi kiri dan kanan jalan.

Umat menangis haru seraya menerima berkat,berlutut membuat tanda salib.

Semua mata tertuju di gerbang Gelora Samador. Ketua Panitia, Drs. Daniel Woda Palle, dan Bupati Sikka, Drs.Conterius menyambutnya.

Sapaan adat, ‘Saing Lepo Toma Woga’ oleh Laurens Say. Taburan bunga dan pengalungan oleh Ny.Mien Palle.

Gerbang Gelora Samador bergelora oleh sekitar 200 ribu umat yang telah hadir dari sejak pagi. Mereka menahan terpaan panas Mentari sambil mendekap erat rosario di dada. Gemuruh seruan Viva Il papa…hidup Paus Kembali menggema.

Bangga dan haru. Derai air mata tak terbendung dari ribuan umat meluapkan haru dan gembira. Terik matahari seolah malu menatap ke bumi Kota Maumere.

“Saya masih ingat saat itu manusia sangat banyak dan hampir semua mengangkat patung, rosario dan sebagiannya untuk diberkati Paus. Padahal belum mulai perayaan ekaristi,”kisah Mgr. Ewal lagi.

Patung Kristus Raja, pelindung Kota Maumere diletakkan sekitar 20-an meter dari gerbang gelora. Prasasti di bawah kaki patung setinggi 5 meter dan berat 2 ton ditandatangani oleh Paus.

Menumpang jeep bercat putih terbuka didamping Mgr. Donatus Djagom, Sri Paus bergerak masuk ke dalam Gelora Samador.

Umat berdiri tertib menyanyikan lagu-lagu pujian melambaikan tangan, mengangkat rosario dan benda-benda kudus untuk mendapatkan berkat Paus.

Jeep berhenti tepat di depan di lorong menuju sakristi terletak di sebelah Selatan alat agung.

Penjagaan ekstra ketat, Paus Yohanes Paulus II terus menerima uluran tangan umat menyalaminya. Lebih mengharukan ketika Paus memeluk dan mencium lima orang anak berkebutuhan khusus yang sudah menunggunya di lorong.

Paus masuk ke sakristi yang dibangun dari bambu.Tak berselang lama,Paus keluar. Para konselebrates dan beberapa uskup menantinya. Mereka berjalan menuju altar agung karya Herman Yosef.

Koor gabungan beranggotakan 1.000 orang bergema dipimpin Pater Daniel Kiti, SVD, dan Geradus Paa. Lagu Salam….Salam Bapa Suci….O bapa Gembala selamat datang ke tengah umatmu.

Sementara 220 penari liturgi berkostum putih dan kuning dengan sarung motif mewakili 12 kabupaten bergerak di sekitar altar agung itu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved