Kunjungan Paus Fransiskus

Mgr. Edwaldus Sedu: Paus Melambaikan Tangan Saat Kami Teriak Maumere

Dalam perjalanan apostoliknya ke Flores, Paus Yohanes Paulus II menginap di Seminari St. Petrus Ritapiret di Nita, sekitar 10 km barat Maumere.

|
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Uskup Maumere, Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, Pr. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Eugenius Moa

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr masih frater Ketika Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Maumere tanggal 11-12 Oktober 1989.

Dalam perjalanan apostoliknya ke Flores, Paus Yohanes Paulus II menginap di Seminari St. Petrus Ritapiret di Nita, sekitar 10 km barat Maumere.

“Kunjungan Paus terjadi ketika saya masih frater tingkat lima. Dipilihnya Seminari Ritapiret tentu dengan berbagai pertimbangan. Mungkin saja faktor intelijen untuk keamanan,” kata Uskup Ewal ketika ditemui Jumat 3 Mei 2024 di Lepo Bispu, Istana Keuskupan Maumere di Jalan Wairklau, Kelurahan Madawat.

Seminari Ritapiret menjadi Vatikan semalam, Rabu 11 Oktober 1989. Sebagian dari para frater yang sehari-hari menghuni di sana mengungsi beberapa malam ke Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero.

Paus Yohanes Paulus II.
Paus Yohanes Paulus II. (DOK)

Frater Ewal, sapaan akrab Edwaldus, termasuk frater yang mengungsi. Hanya sekitar 70-an orang frater tetap berada di Ritapiret. Selebihnya aparat keamanan dan tamu rombongan Paus John Paul II.

“Saat itu baru kami mulai kenal ada istilah ring satu (pasukan pengaman). Ring dua dan ring tiga dan seterusnya untuk pengawalan para pembesar. Yang datang ini pemimpin umat Katolik sedunia, pengamanan super ketat,” kata Mgr. Ewal.

Frater Ewal yang menjadi pengurus para frater ditugasi menangani prasasti yang ditandatangani Paus.

Rencana semula, prasasti tersebut ditandatangani Paus John Paul II di Aula Santo Thomas Aquinas Ledalero pada Rabu malam 11 Oktober 1989 saat bertemu dengan para imam dan frater.

Rencana penandatanganan prasasti itu sudah disampailkan kepada protokol. Prasasti diletakkan di depan aula, sehingga ketika Paus lewat langsung menandatanganinya. Namun, setelah pertemuan usai, prasasti batal ditandatangani Sri Paus sehingga ditunda keesokan hari.

“Saya sebagai pengurus bersama teman pengurus Frater Alfons Mana dari Ledalero yang juga punya satu prasasti, pagi hari 12 Oktober 1989, kami ke Ritapiret. Sebelum Paus berangkat menuju Bandara Waioti (kini Frans Seda), prasasti ditandatangani,” kata Mgr. Ewal.

Sebagai pengurus frater, Frater Ewal mendapat kemudahan masuk ke Pendopo Ritapiret membawa prasasti.

Pagi hari itu, 12 Oktober 1989, Frater Ewal dan ratusan frater berjejer rapi dari halaman depan gedung kamar tidur Paus sampai di tangga Kapela Agung Ritapiret.

“Kami menunggu di pendopo. Ketika Paus keluar dari kamar tidur menuju Kapela Agung berdoa sejenak,” kisah Mgr. Ewal.

KAMAR PAUS - Praeses Seminari Tinggi Ritapiret, Edwaldus Martinus Sedu, Pr menunjukkan tempat tidur Santo Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Jumat (10/10/2014).
Praeses Seminari Tinggi Ritapiret, Edwaldus Martinus Sedu, Pr menunjukkan tempat tidur Santo Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Jumat (10/10/2014). (POS KUPANG/FELIKS JANGGU)

Semua frater, para pelayan, karyawan/karyawati seminari dan pasukan pengawal menanti Paus keluar dari kapela. Paus tofo-foto dengan semua yang melayani.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved