Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Juni 2024, Jangan Bersumpah Palsu
untuk itu kita hendaklah selalu dalam bimbingan Roh Tuhan agar hidup kita pun selalu diarahkan oleh Roh Tuhan sendiri
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Juni 2024, Jangan Bersumpah Palsu
Hari Sabtu Biasa Pekan X
Bacaan I:1Raj.19:19-21
Injil: Matius 5:33-37
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua.Dalam konteks tertentu, setiap kita pasti akan masuk dalam situasi di mana kita harus mengambil sumpah entah karena jabatan ataupun karena satu tugas panggilan yang harus mentuntut kita untuk bersumpah agar kita atas cara itu dianggap sah dalam tugas bersangkutan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 12 Juni 2024, Tiga Cara Dapat Saling Melengkapi Kehidupan dengan Sesama
Yang paling penting di sini adalah kita bersumpah untuk satu hal penting untuk siap dijalankan agar kita tidak berlaku salah dalam tugas itu maka sumpah itu menjadi arah kita dalam bertindak walaupun tak semua sumpah itu ditepati karena berbagai alasan tetapi sumpah di dalam dirinya sendiri selalu baik dan menjadi arah satu pelaksanaan tugas.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari terakhir pada pekan ke sepuluhh ini, kita diarahkan dengan satu hal penting yaitu tentang sumpah. Dalam bacaan pertama, Elia menjalankan tugas yang telah disampaikan oleh Allah untuk memanggil Elisa untuk menggantikan posisinya sebagai seorang nabi.
Elia lalu datang ke tempat Elisa dan berbuat seperti yang disabdakan Allah. Elisa lalu akhirnya diangkat menjadi nabi bagi bangsa Israel. Dan setelah berpamitan dengan ayahnya, Elisa mengikuti Elia sebagai pelayannya dan mempersiapkan dirinya untuk menjadi nabi dalam bimbinngan Elia.
Elia menjalankan semua perintah Allah karena ia telah bersumpah untuk melayani Allah seumur hidupnya. Dan Yesus dalam kotbah di bukit pada hari ini pun bersabda: “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.”
Bagi Yesus hal yang paling penting adalah sumpah itu harus di dasarkan pada Tuhan yang menjamin seluruh hidup kita. Jika tidak maka kecenderungan kita untuk melanggar sumpah yang telah kita ucapkan.
Kita semua dalam hidup harian kita, akan mendengar sumpah yang diambil oleh orang terlebih dalam konteks kita kebanyakan dilakukan oleh para pemegang tampuk pemerintahan dalam segala tingkatan baik dari pusat sampai ke desa-desa.
Sumpah itu dibuat di hadapan salah satu wakil agama yang dianut oleh orang yang mau melakukan sumpah dengan meletakan tangan mereka di atas kitab suci dan itu dibuat dengan sadar.
Namun pada kenyataan, kita dapat melihat ada begitu banyaknya para elit pemerintahan baik di pusat maupun daerah tetap saja kita mendengar selalu saja ada korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum ini padahal mereka sudah bersumpah.
Kita juga bisa mengambil contoh pernikahan. Dalam pernikahan itu pun masing-masing pasangan itu pun bersumpah untuk setia sampai mati dalam untung dalam malang, namun dalam kenyataan yang kita alami, ada begitu banyak korban kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian yang tak dapat dihindari lagi. Begitu juga bagi para imam, biarawan/wati yang juga membuat sumpah setia pun masih juga ada yang melanggarnya.
Pertanyaan kita, mengapa masih saja ada orang yang melanggar sumpah yang telah diucapkannya? Tak ada alasan lain selain karena kekuatan ego dari setiap orang yang membuat sumpah itu masih saja sangat kuat mempengaruhi hidup mereka.
Maka yang harus dilakukan adalah dengan selalu mengandalkan Tuhan dalamm sumpah kita di hadapanNya dan membiarkan diri kita dikuasai oleh RohNya agar dengan begitu, kita akan selalu ada dalam bimbinganNya. Sehingga kita pun mampu mengatakan “Jika Ya hendaklah kalian katakan Ya, jika tidak hendaklah kalian katakan Tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Yesus sudah mengajarkan hal ini agar kita tidak jatuh dalam dosa, karena ketika kita mulai bernegosiasi atau mulai ‘abu-abu’ dalam bersikap maka kita sudah masuk dalam kuasa si jahat. Maka marilah kita belajar untuk selalu setia kepada Tuhan dalam semua sikap dan tindakan kita agar kita pun selalu dalam tuntuntanNya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama:setiap kita telah berjanji sebagai murid Tuhan saat dibaptis dengan sumpah yang dimeteraikan dalam Anak Domba dan dalam kuasa Roh Kudus.
Kedua, maka kita pun harus mampu hidup dalam kuasaNya dan tidak dipengaruhi oleh kuasa daging ego kita.
Ketiga, untuk itu kita hendaklah selalu dalam bimbingan Roh Tuhan agar hidup kita pun selalu diarahkan oleh Roh Tuhan sendiri.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.